Minggu, 16 November 2014

EPILEPSI PADA BAYI



Epilepsi merupakan penyakit yang bisa menyerang siapa saja tanpa memandang usia termasuk anak-anak. Sindrom kelainan syaraf otak yang berupa epilepsi atau ayan ditandai dengan serangan kejang yang mendadak dan berulang-ulang. Gangguan ini terjadi pada bayi karena adanya gangguan pada syaraf-syaraf otak yang mengatur sistem pendengaran, penglihatan, gerak otot, pikiran dan sebagainya.

Pada otak yang normal, semua kinerja dan aktifitas syaraf-syaraf otak berjalan selaras sesuai dengan fungsinya masing-masing. Tetapi karena sebab tertentu kondisi tadi tidak berjalan normal pada bayi epilepsi dan terjadi kekacauan dalam sensor otak, sehingga muncul kejang-kejang.
Di sisi lain, penyebab gangguan otak tadi berbeda-beda setiap individu tetapi pada bayi bisa jadi disebabkan karena cacat bawaan dalam struktur otak sejak mereka di dalam kandungan, atau mungkin menderita cedera kepala atau infeksi yang menyebabkan epilepsi.
Untuk mendeteksi kemungkinan kelainan ini pada bayi, ada beberapa kondisi fisik yang menunjukkan ciri epilepsoi, yaitu:
  • Kejang otot. Kejang merupakan gejala umum pada semua bayi penderita epilepsi. Kejang otot terjadi dalam kurun waktu beberapa detik atau menit dan akan mereda.
  • Kehilangan kesadaran. Saat terjadi serangan, seringkali bayi kehilangan kesadarannya untuk sesaat, sehingga bayi tidak sensitif terhadap rangsangan bau, suara maupun sentuhan.
  • Bayi sering memukul-mukul atau meremas bibirnya.
  • Adanya ketidaknormalan pada gelombang otak bayi, untuk megetahuinya dokter melakukan tes menggunakan electroencephalogram (EEG). Tes ini memungkinkan dokter untuk merekam gelombang otak atau aliran listrik di otak bayi.
  • Kelainan pada struktur otak. Untuk mendeteksinya digunakan CT (computed tomography), PET (positron emission tomography) dan MRI (magnetic resonance imaging)Magnetic resonance imaging (MRi). Metode tadi dapat merekam aktifitas otak serta mendeteksi adanya tumor, kista, atau kelainan struktur lainnya pada otak.
Ada beberapa cara untuk mengobati epilepsi baik pada bayi, anak-anak maupun orang dewasa. Metode yang dapat digunakan yaitu terapi obat, stimulasi syaraf, diet makanan, dan operasi. Obat yang umumnya digunakan dalam mengobati epilepsi adalah antiepileptic atau anticovulsant. Ada banyak jenis obat antiepileptic di pasaran yang digunakan berdasarkan jenis-jenis epilepsi, diantaranya iagabine, lamotrigin, gabapentin, topiramate, levetiracetam, dan felbamate. Cara kerja obat-obatan ini secara sederhananya adalah dengan merangsang neuron otak untuk menghambat aktifitas listrik, dan segera mencegah terjadinya kejang.

Stimulasi syaraf dilakukan dengan cara menyalurkan aliran listrik pendek ke dalam otak melalui syaraf vagus di sekitar leher selama 30 detik sampai 3 menit. Metode ini hanya digunakan jika bayi epilepsi mengalami serangan yang tidak terkontrol dan sulit ditangani dengan obat-obatan. Diet makanan untuk anak epilepsi disebut dengan diat ketogenik, yaitu mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan rendah karbohidrat. Sementara operasi dilakukan jika epilepsi tidak dapat ditangani dengan obat. Operasi bertujuan untuk mengetahui sumber syaraf penyebab kejang, mengangkat penyebab kejang atau memperbaiki kondisi syaraf yang terganggu.

70-80 epilepsi pada anak bisa sembuh dengan obat, cuma makan obatnya agak lama sedikit. Dan jika jarak epilepsi antara 2 kejang lebih dari 6 bulan maka belum perlu diberikan pengobatan, tapi jika jarak kejangnya berdekatan maka bisa diberikan obat. Monoterapi (penggunaan 1 obat lebih baik) dari politerapi. Orang yang menerima monoterapi sekitar 70 persen bebas dari serangan atau tidak kejang, sedangkan 30 persennya memerlukan obat tambahan (politerapi). Namun untuk politerapi perbaikannya sekitar 40 persen jadi kesempatan sembuhnya lebih kecil.

Pengobatan yang dilakukan ini untuk mencapai kualitas hidup yang optimal seperti mengurangi frekuensi atau menghentikan serangan, mencegah efek samping serta menurunkan angka kesakitan.


Kurir ASI Jakarta by amura courier : solusi cerdas untuk wanita karir dan ibu menyusui. Tlp & sms : 085695138867


Sabtu, 15 November 2014

Anak Sukses Potty Training




Anak Anda susah lepas dari popoknya ? Mungkin ini saatnya memberikan potty training pada anak.
 
Apa itu potty training ? Ini adalah proses pembiasaan anak untuk berpindah dari menggunakan popok dan saatnya kemudian menggunakan toilet.

Berikut cara-cara yang dapat dipraktikkan agar anak sukses potty training :


- Berikan batasan waktu kapan terakhir ia boleh memakai popok sekali pakai. Kenapa ? Karena sebagian besar hal yang menghambat anak belajar toilet training adalah faktor mamanya yang malas repot.
 

- Ajak si kecil ke kamar mandi setiap 1 jam sekali, meski ia tak kepingin buang air. Dudukkan ia di toilet sampai akhirnya pipis atau pup.


- Letakkan papan reward di kamar mandi dengan tulisan ‘Lulus Potty Training !’ besar-besar ! Setiap kali si kecil berhasil buang air kecil atau besar di kamar mandi, ia boleh menempelkan satu stiker di papan tersebut. Dan setiap kelipatan 10 stiker, ia boleh menukarkannya dengan buku, makanan, atau bermain di playground favoritnya.

- Potty training sebaiknya dilakukan saat anak sudah bisa berkomunikasi dengan baik. Selain menggunakan alat bantu berupa toilet seat dan training pants, gunakan juga seprai waterproof yang mencegah kasur basah ketika si kecil mengompol. Pipis yang tidak terserap di kasur akan membasahi si kecil dan membuatnya langsung terbangun. Lama-kelamaan, ia akan kapok dan terbiasa untuk bangun ketika ingin buang air besar atau kecil.


Kurir ASI Jakarta by amura courier : solusi cerdas untuk wanita karir dan ibu menyusui. Tlp & sms : 085695138867


Jumat, 14 November 2014

BISUL PADA BAYI



Dibanding kulit orang dewasa, kulit bayi masih memiliki perbedaan yang jelas. Pada bayi, karena kulitnya masih dalam tahap perkembangan dan penyempurnaan, fungsinya belum berlangsung dengan baik, sehingga rentan terhadap berbagai gangguan dari lingkungan. Fungsi kulit bayi yang masih dalam perkembangan ini, dan belum sempurnanya berbagai fungsi komponen-komponen penting pada kulit, membuat si kecil mudah sekali terserang organisme seperti virus, bakteri, dan jamur.

Misalnya saja, proses penyerapan dan pengeluaran keringat belum berjalan semestinya. Akibatnya, sering dijumpai bayi yang berkeringat berlebihan. Keringat yang keluar belum diserap oleh kulit dengan sempurna, sehingga terjadi kelembaban berlebih pada bagian tubuh bayi. Fungsi keratinisasi yang belum sempurna juga mengakibatkan proses pembentukan kulit baru belum berlangsung secara teratur.

Belum sempurnanya fungsi kulit ini, membuat bayi mudah terserang infeksi mikroorganisme. Salah satunya, infeksi bakteri Stafilokokkus aureus, yang menyebabkan bisul. Bisul seringkali dimulai dari peradangan folikel (akar rambut) dan jaringan sekitarnya. Karena itu, pada bayi dan batita, bisul kerap timbul di kulit kepala. Sebab memang pembentukan folikel rambut di daerah ini belum sempurna dan keringat pun sering keluar dalam jumlah banyak. Namun bisul juga dapat timbul di bagian kulit mana saja, termasuk ketiak, leher, lipat paha, atau pantat.

Penyebab

Bisul, bisa disebabkan oleh tiga faktor, diantaranya faktor dari dalam tubuh anak sendiri, faktor lingkungan, dan faktor kebersihan tubuh. Faktor dari dalam tubuh anak misalnya alergi. Jika anak punya bakat alergi, maka hal yang menyebabkan terjadinya alergi harus dihindari agar tidak timbul bisul. Sebenarnya, tak ada hubungan langsung antara bisul dengan alergi. Tetapi biasanya anak yang alergi lebih sering mengalami bisulan. Pasalnya, bila anak sedang mengalami alergi dengan keluhan gatal, anak terangsang untuk menggaruk. Akibat garukan, dapat terjadi kerusakan kulit/luka yang akhirnya dimasuki kuman lalu muncul bisul.

Faktor lingkungan seperti tempat tidur dan lokasi bermain anak harus dijaga kebersihan dan diupayakan agar tidak terlalu lembab. Teman-temam bermain anak juga harus diawasi. Jangan sampai anak melakukan kontak fisik dengan anak yang bisulan. Karena bakteri penyebab bisul bisa menempel pada kulit anak yang masih rentan, kontak kulit bisa membuat anak tertular bisul temannya.
Sedangkan kebersihan tubuh anak misalnya akibat pemilihan pakaian yang ketat atau terbuat dari bahan yang kurang menyerap keringat. Ini akan menghambat proses sirkulasi pada kulit anak, menyebabkan kulit lembab, dan memudahkan berkembangbiaknya kuman. Bedak juga memicu terjadinya bisul. Banyak ibu beranggapan, bedak dapat mengatasi biang keringat yang kerap timbul pada kulit anak. Padahal bedak justru merupakan media yang baik untuk timbulnya bisul, karena bedak menghambat keluarnya keringat.

Bisul bisa terjadi pada siapa saja, bayi, anak-anak maupun dewasa, terutama bila ada faktor pemicu. Beberapa faktor pemicu adalah kurangnya daerah tropis yang memudahkan keringat muncul sehingga kulit menjadi lembab dan lebih mudah terinfeksi kuman, serta daya tahan tubuh bayi yang tak baik sehingga mudah terserang penyakit.

Bayi yang lebih beresiko terkena bisul diantaranya adalah bayi yang :

  • Kurang terjaga kebersihan
Faktor kebersihan memegang peran penting terjadi-tidaknya infeksi. Bila lingkungan kurang bersih, infeksi akan mudah terjadi. Karena itu, pada bayi, gejala bisul mudah dijumpai. Bayi dan anak-anak identik dengan dunia eksplorasi dalam bermain, apalagi bila terkena benda kotor semisal tanah. Belum lagi setelah main, anak tidak dicuci tangannya. Sehingga buka kebersihan anak dan bayi tak dijaga, akan mempermudah terjadinya bisul.

Pada dasarnya bisul muncul karena adanya kuman. Orang tua yang tidak menjaga kebersihan tubuh bayi dan lingkungannya dengan baik, otomatis lebih berpeluang terpapar kuman penyebab bisul. Tak heran kalau mereka yang tinggal di daerah pemukiman padat, di daerah pengungsian, dimana faktor kebersihannya terabaikan akan lebih mudah bisulan. Namun harus diingat, walaupun tinggal di tempat yang bersih tapi kalau jarang dimandikan dan dijaga kebersihkan badan san bayi, dengan sendirinya kuman pun akan bersarang.

  • Daerah tropis
Secara geografis Indonesia termasuk daerah tropis. Dimana udaranya panas sehingga dengan mudah bayi akan berkeringat. Keringat pun bisa menjadi salah satu pemicu munculnya bisul. Terutama bisul yang terjadi pada kelenjar keringat.

  • Kawasan penempatan yang sesak seperti di intitusi dan rumah kebajikan.
  • Faktor gizi
Namun jangan pula dilupakan faktor gizi. Gizi yang kurang juga dapat memengaruhi timbulnya infeksi. Bila gizi kurang, berarti daya tahan tubuh menurun, sehingga akan mempermudah timbulnya infeksi. Terlebih pada bayi, kekebalan tubuhnya kurang dibandingkan orang dewasa.

  • Sistem imuniti badan yang lemah seperti pembawa HIV,Menurunnya daya tahan tubuh bisa disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya kurang gizi, gangguan darah seperti anemia, mengidap penyakit keganasan seperti kanker, atau penyakit lain seperti diabetes dan sebagainya. Biasanya faktor pemicu itu tak muncul sendirian, melainkan ada beberapa sekaligus. Misalnya karena selalu berkeringat kemudian muncul biang keringat. Karena gatal, lalu digaruk, ditambah lagi kebersihannya jelek dan gizinya pun rendah, akhirnya jadi bisul. Begitu seterusnya.

Jenis Bisul

Bisul biasanya diawali dengan kulit kemerahan, membengkak, dan ada benjolan yang terasa sakit di bawah permukaan kulit. Ketika infeksi berlanjut, terbentuk kantung nanah dalam kulit, yang berisi bakteri, sel kulit mati, dan sel darah putih. Puncak bisul -yang sering disebut mata bisul- muncul di tengah-tengah bisul. Dari mata bisul inilah biasanya nanah akan pecah.

Berdasarkan jumlah mata bisul yang ada, bisul dibedakan menjadi:

1.     Furunkel atau bisul kecil yang hanya memiliki satu mata. Letak bisul bisa di beberapa tempat tapi jarang-jarang. Jika furunkel satu mata ini jumlahnya banyak dan letaknya menyebar di sejumlah anggota tubuh, disebut furunkulosis.
Pada bayi dan balita, jenis bisul yang terjadi biasanya furunkulosis. Ini biasanya diawali oleh biang keringat yang berlanjut menjadi bisul. Karena bisul dan biang keringat seringkali menimbulkan gatal, anak akan menggaruk bisul tersebut. Garukan tangan pada tempat yang berbeda akan menularkan kuman ke bagian tubuh lain sehingga di bagian tubuh itu timbul bisul pula. Bisul ini menimbulkan rasa nyeri dan berdenyut-denyut. Itu sebabnya bisul yang parah kadang mengakibatkan demam pada anak, karena anak tubuh anak berusaha melawan kuman yang terdapat pada bisul.

2.     Karbunkel, yaitu apabila beberapa bisul yang berdekatan menyatu dan mengakibatkan terbentuknya beberapa mata bisul, disebut.

Tanda-tanda dan Gejala Bisul

Gejala untuk bisul ini hampir menyamai penyakit kulit yang lain seperti:
  • Nanah di bahagian tengah bisul
  • Keputihan, lelehan mengandungi darah daripada bisul tersebut
  • Kemerahan di sekeliling kulit yang dijangkiti
  • Biasanya di ikuti rasa teramat sakit apabila disentuh.
Biasanya muncul bintil atau benjol berbentuk kerucut dan “bermata” atau berbentuk kubah, dapat disertai rasa nyeri dan demam karena bisul sudah terinfeksi kuman. Apabila bisul sudah matang, mata bisul akan pecah dan diikuti keluarnya nanah dan darah yang menyebar ke area kulit sekitarnya. Jika tidak dibersihkan dengan benar, besar kemungkinan lokasi yang kena bekas nanah dan darah ini akan timbul bisul pula. Sebab bakteri yang terdapat dalam bisul yang pecah tadi bisa menginfeksi lokasi sekitar bisul yang pecah. Penularan ke bagian lain akibat pecahnya bisul itu disebut autoinokulasi.

Pecahnya bisul yang besar kadang bisa mengakibatkan parut luka pada kulit. Tapi pada bayi atau batita, bekas luka bisul yang parah sekalipun jarang sekali meninggalkan bekas yang jelas. Selain itu, kulit bayi masih dalam perkembangan. Luka bisul akan meninggalkan bekas jika terjadi pada anak usia belasan tahun atau orang dewasa.


Penatalaksanaan Bisul

Pertolongan pertama yang dapat dilakukan apabila sudah terlihat akan terjadi bisul, adalah segera kompres dengan air panas (hangat), yang dapat meningkatkan sirkulasi darah ke tempat tersebut.

Lama waktu pecahnya bisul tergantung pada perawatan selama proses ‘pematangan’ bisul. Jika bisul tidak terlalu parah dan selalu dijaga kebersihannya, maka dalam waktu tiga hari, nanah yang terdapat dalam bisul sudah bisa dikeluarkan atau bisulnya pecah dengan sendirinya. Tapi, bila bisulnya parah bahkan membetuk furunkulosis atau karbunkel, nanah bisul baru bisa dikeluarkan atau pecah setelah seminggu atau lebih.

Sebagian besar bisul akan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan. Pada bayi, perawatan bisul harus menggunakan produk-produk khusus bayi, seperti sabun bayi. Sabun bayi punya pH yang lebih rendah. Ini ditujukan agar kulit bayi tidak mudah kering. Kulit yang kering lebih akan menghambat keluarnya keringat dan memudahkan infeksi bakteri.

Pemecahan bisul secara paksa tanpa menunggu bisul matang justru akan mengakibatkan trauma pada kulit. Apabila selama proses pematangan bisul ini, anak dibiarkan memegang bisulnya, infeksi pun makin parah dan bisa memicu timbulnya bisul baru. Bahkan, infeksi pada bisul akan disertai jamur yang menimbulkan rasa gatal yang justru mendorong anak untuk terus menggaruk bisulnya. Jika kondisi tersebut terjadi, bisul akan semakin parah dan penanganan serta penyembuhannya pun semakin lama.

Perawatan bisul bisa dilakukan di rumah, namun harus dilakukan dengan bahan dan alat yang higienis. Bisul yang kecil dapat diatasi dengan kompres hangat yang ditempelkan selama 20-30 menit, 3-4 kali sehari. Ini akan membantu bisul pecah dengan sendirinya. Jangan memeras nanah supaya keluar dari bisul karena infeksi bisa menyebar ke jaringan kulit sekitarnya! Setelah bisul pecah, tutupi dengan perban yang bersih untuk melindungi kulit dan menyerap nanah yang masih keluar. Bersihkan area sekitar bisul dengan sabun antibakteri. Orang yang membantu membersihkan bisul juga mesti membasuh tangan dengan sabun antibakteri untuk mencegah penularan infeksi ke anggota keluarga yang lain.

Periksakan anak ke dokter dokter bila gejala bisul tidak berkurang atau tambah berat, atau bila timbul demam. Bisul yang besar kadang perlu ditangani dengan antibiotik. Umumnya, dokter akan mengeluarkan nanah dengan sayatan kecil. Ini akan meredakan sakit, mempercepat penyembuhan, dan mencegah timbulnya parut (Jawa: sedet).

Apabila bisul terjadi berulang-ulang, maka harus dicari faktor yang mendasarinya, yaitu apakah ada penyakit kencing manis, penyakit ginjal berat, penyakit berat, menurunnya daya tahan tubuh pada orang tersebut atau orang yang telah berusia lanjut.

Bawa ke Dokter jika Bisul Itu..
  • Berlokasi di wajah, anus, lipat paha, atau tulang belakang
  • Menyebabkan demam atau rasa sakit yang berat
  • Mengganggu gerakan anggota tubuh
  • Menyebabkan pembengkakan, garis merah, atau perubahan warna di bagian kulit di dekatnya
  • Anak mengalami bisul yang tidak mereda setelah penanganan selama seminggu
  • Dialami anak yang diabetes. Periksakan anak segera, bahkan ketika baru mengalami bisul yang kecil, karena anak lebih rentan mengalami infeksi lanjutan
  • Dialami penderita beberapa kali, dalam waktu yang pendek. Dokter akan mengecek apakah ada penyakit lain yang mempengaruhi kemampuan tubuh anak dalam melawan infeksi.
Rawatan khusus untuk bisul ini akan ditentukan oleh doktor berdasarkan umur bayi tersebut  juga bergantung kepada toleransi tubuh bayi terhadap obat yang diberikan.

Perawatan termasuk :
  • Anti-biotik yang sesuai
  • Pemberian obat-obatan antibiotik secara oral atau suntikan berdasarkan kebutuhannya
  • Melakukan pembedahan kecil untuk mengeluarkan nanah
Jika infeksi ini bisa dikeluarkan semuanya, antibiotik tak diperlukan. Jika infeksi itu dalam, dokter akan menutup luka itu dengan perban steril untuk menjaga agar sayatan itu tetap terbuka dan nanahnya tetap keluar. Pasien akan perlu kembali ke dokter beberapa kali untuk diganti perbannya dan untuk memastikan apakah nanahnya sudah keluar semua.

Proses pengobatan bisul pun berbeda. Artinya, disesuaikan tempat tubuh bisul tersebut. Bisul di wajah harus diobati secara khusus. Karena, wajah merupakan bagian tubuh sensitif. Jadi harus menggunakan obat-obat khusus yang tidak merusak jaringan kulit dan tidak menggunakan obat keras.

Cara mencegah bisul

Agar bayi tidak mudah bisulan, dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
  • Jika bayi mudah berkeringat, usahakan agar keringat tersebut segera dikeringkan
  • Biang keringat yang timbul pada kulti bayi harus dibersihkan dengan handuk basah
  • Jaga kebersihan tubuh bayi sepanjang hari dengan sering memandikannya jika terlalu banyak keringat yang keluar
  • Upayakan lingkungan di sekitar bayi selalu bersih
  • Ventilasi udara di ruangan bayi harus cukup sehingga ruangan bayi tidak lembab
  • Jangan kenakan bayi dengan pakaian ketat atau dari bahan yang tidak menyerap keringat
  • Ganti pakaian bayi dengan segera jika basah atau kotor
  • Jangan membubuhkan bedak pada kulit bayi jika keluar keringat
  • Usahakan kebutuhan gizi bayi selalu terpenuhi.
  • Pahami penanganannya
Satu benjolan kecil atau bekas gigitan nyamuk sebaiknya jangan digaruk, karena bisa menyebabkan luka dan memudahkan kuman masuk. Makanya, kalau sudah muncul benjolan kecil sebaiknya perhatikan kebersihan lebih saksama supaya tidak terpapar kuman. Calon bisul atau bisul kecil di daerah permukaan (superficial) bisa sembuh dengan sendirinya jika kebersihannya terjaga dan tidak tercemar bakteri. Selain itu, bisul juga jangan digaruk supaya di situ tidak terjadi peradangan.

Bisul-bisul jenis furunkel dan karbunkel yang memang mudah pecah biasanya akan pecah sendiri akibat gesekan dengan benda lain. Misalnya bisul yang muncul di lipatan lengan, lipatan paha, kaki dan sebagainya akan mudah pecah tergesek baju maupun anggota badan lainnya.

Bila bisul terus membesar atau timbul radang dan badan mulai terasa tidak nyaman, sebaiknya segeralah bawa anak ke dokter. Oleh dokter ia akan diberikan krim antibiotik atau bila perlu tambahan antibiotic oral, tergantung pada kondisi bisulnya. Antibiotik itu bertujuan untuk mengendalikan dan mematikan bakteri sehingga bisulnya akan kempes dan kering. Dokter pun akan memberikan kompres yang berfungsi untuk mendinginkan, meredakan, dan mengurangi kuman di daerah sekitar bisul.

Kebiasaan sebagian masyarakat yang berusaha memecahkan bisul dengan paksa, sangat tidak disarankan. Sebaiknya bisul jangan dipencet-pencet karena bisa memperparah keadaan. Obat-obat bisul yang banyak beredar di pasaran pun sebaiknya hanya digunakan untuk bisul-bisul ringan yang muncul di permukaan saja. Tapi kalau letaknya terlalu dalam tentunya obat-obat tradisional tersebut sudah tidak efektif lagi.

Bila orang tua menemukan tanda-tanda infeksi atau lainnya pada kulit bayinya, segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
  • Kondisi terparah
Walaupun belum pernah tercatat kematian yang diakibatkan bisul, tapi ada baiknya hal ini diwaspadai. Tahukah Anda, bakteri/kuman yang terdapat pada bisul bila dibiarkan saja dapat masuk ke aliran darah.
Akibatnya bisa terjadi infeksi pada tulang di sekitar bisul, bahkan kuman tersebut bisa jadi terbawa sampai jantung dan otak. Akan tetapi, lanjut Susi, kasus semacam ini termasuk jarang dijumpai.

Parah atau tidaknya bisul tergantung pada ganas atau tidaknya bakteri yang masuk. Bila bakteri penyebab bisul tergolong ganas, tentu kondisinya lebih serius. Yang harus diwaspadai adalah bisul yang muncul di wajah, tepatnya di daerah sinus. Bila sampai terjadi infeksi di daerah itu akibatnya bisa fatal.
Peran Bidan

Sebagai seorang bidan, sesuai dengan kewajiban untuk menolong sesama namun dengan keterbatasan wewenangnya dapat membantu pasien yang mengalami masalah bisulan. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bidan dapat membantu bayi baru lahir maupun bayi yang mengalami bisul dengan mengompres daerah bisul dengan air hangat selama 20-30 menit, 3-4 kali sehari, untuk meningkatkan sirkulasi darah ke tempat tersebut namun harus dilakukan dengan bahan dan alat yang higienis. Bidan juga dapat menginformasikan kepada klien bahwa bisul yang diderita oleh anaknya (bayi baru lahir atau bayi) merupakan gangguan kulit yang tidak terlalu berbahaya dimana sebagian besar  akan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan namun dengan mempertahankan kebersihan.




Kurir ASI Jakarta by amura courier : solusi cerdas untuk wanita karir dan ibu menyusui. Tlp & sms : 085695138867

fixedbanner