Jumat, 25 September 2015

Hai Para Ayah.... Yuk Dukung Ibu Menyusui Si Kecil !!!




Peran sebagai Ayah bukan hanya menafkahi saja lho. Mendukung Ibu dalam memberikan si kecil ASI juga adalah peran  yang penting bagi setiap Ayah. Hal ini dapat membantu Ayah untuk lebih dekat dengan si kecil. Bagaimana cara mendukung Ibu sepenuhnya dalam memberikan si kecil ASI ? Berikut beberapa tips yang Ayah bisa lakukan. Simak baik-baik ya !
  • Cari tahu info tentang ASI. Mulailah mencari tahu manfaat ASI, mulai dari kandungannya, manfaatnya untuk si kecil dan juga untuk si Ibu sendiri. Tidak ada salahnya jika Ayah juga mencari tahu cara menyusui yang benar lho, agar bisa saling tukar info dengan Ibu. Info-info tentang ASI bisa  dapatkan lewat buku, internet, berdiskusi dengan sesama Ayah, datang ke seminar atau coba berdiskusi dengan sang Nenek.
  • Jagalah perasaan emosional Ibu. Memberikan ASI bukanlah pekerjaan mudah, stres dapat mempengaruhi hasil ASI Ibu. Cobalah dukung Ibu dengan membuatnya ceria kembali seperti dengan memijatnya setelah seharian mengurus si kecil, mengajaknya bercanda atau hanya sekedar menyiapkan minuman favoritnya.
  • Berbagi tugas dengan Ibu. Ketika si kecil lahir maka aktivitas Ayah pun ikut berubah, mulai dari tidur dan lainnya. Ketika tugas Ibu memberikan ASI, cobalah Ayah membantu memandikan si kecil, menggendongnya jika menangis, jaga malam atau mengganti popoknya. Cara tersebut juga membuat Ayah semakin dekat dan kenal dengan buah hati.
  • Mencari ruang menyusui di ruang publik. Ketika berpergian keluar dengan si kecil, rasa haus dan lapar si kecil tak dapat dihindarkan. Nah, agar si Ibu nyaman saat menyusui si kecil, carilah ruang-ruang khusus menyusui yang sekarang sudah banyak tersedia di tempat-tempat umum seperti mall dan tempat rekreasi lainnya. Apalagi aturan ini sudah juga didukung lewat Peraturan Pemerintah No.33 Tahun 2012 tentang ASI Eksklusif pasal 30 ayat 3 tentang penyediaan fasilitas khusus untuk menyusui.
  • Belajar manajemen ASIP (Air Susu Ibu Perah). Selain lewat payudara ibu, memberikan ASI bisa juga lewat botol. Dimana ASI yang sudah diperah, disimpan dan dipanaskan agar si kecil dapat meminumnya tanpa harus lewat puting Ibu. Dengan mengetahui cara penyimpanan hingga pemanasan ASIP yang benar maka si kecil tetap mendapatkan ASI yang cukup dengan kualitas baik, walau si Ibu tak ada didekatnya.
Terbukti bukan, bahwa peran Ayah sangat penting dalam memberikan si kecil nutrisi terbaik dari alam, yaitu ASI. Ayo Ayah, terus bantu dan beri dukungan untuk Ibu agar tetap semangat memberikan si kecil ASI !!


Kurir ASI Jakarta by amura courier : solusi cerdas untuk wanita karir dan ibu menyusui. Tlp & sms : 085695138867

Selasa, 22 September 2015

PENGALAMAN JESSICA ISKANDAR MENJADI DONOR ASI



Selebritis Jessica Iskandar mengaku bangga bisa menjadi pendonor Air Susu Ibu (ASI). Karena produksi ASI-nya berlimpah, ibu satu anak ini pun, dengan suka rela menyumbangkan ASI-nya untuk 8 bayi sekaligus. Dia mengaku melakukannya dengan niat membantu tanpa ada imbalan apa pun. Jessica sendiri tidak menyangka bahwa dirinya bisa menjadi pendonor ASI, dan menurutnya ini berkah yang harus disyukuri.

Jessica mengatakan dirinya sanggup mengumpulkan sekitar 300 ml ASI, dalam rentang waktu dua hingga tiga jam. Padahal, ibu dari El Barack Alexander ini mengaku tidak mengkonsumsi makanan khusus untuk meperbanyak jumlah ASI-nya. Dari dulu ia tetap makan tiga porsi setiap hari, misalnya gado-gado sepiring, tahu dan telur sepiring, dan nasi goreng.

Meski sudah menyusui banyak bayi, Jessica mengaku masih tetap akan membantu bayi lain yang membutuhkan ASI. Dia pun tidak pilih-pilih dalam memberikan ASI-nya, asalkan dirinya mengenal siapa orangtua dari bayi tersebut, dan memang mengalami permasalahan dalam pemberian ASI. Sebab menurut Jessica, bayi itu memang lebih baik disusui langsung oleh ibunya. Dan untuk bayi yang di bawah umur 3 bulan juga harus diberikan ASI yang masih segar (fresh)


Kurir ASI Jakarta by amura courier : solusi cerdas untuk wanita karir dan ibu menyusui. Tlp & sms : 085695138867




Minggu, 20 September 2015

PERAN SUAMI DALAM MENDUKUNG ASI EKSKLUSIF




Menjadi ayah dan ibu baru adalah suatu lakon peran yang sangat berat. Salah satunya adalah upaya agar dapat memberikan ASI Eksklusif kepada bayi. WHO dan UNICEF merekomendasikan ASI eksklusif kepada bayi nol sampai 6 bulan tanpa makanan dan minuman tambahan termasuk air putih sekalipun. Bahkan lebih lanjutnya, WHO merekomendasikan seiring dengan pengenalan makanan kepada bayi setelah 6 bulan  pemberian ASI tetap dilakukan sampai umur 2 tahun Bagi ibu, peran pemberian ASI  sudah umum. Lalu bagaimana sebenarnya dengan peran suami atau ayah ? Tahu kah anda bahwa umumnya para orangtua junior akan menghadapi tantangan yang berat dalam memberikan ASI eksklusif terutama para ibu. Sang Ibu akan menemukan titik paling sensitif pada saat dirinya dihadapkan untuk menjalani peran baru sebagai ibu untuk pertama kalinya. Lebih lagi jika lingkungan sekitarnya tidak mendukung, dapat dibayangkan bila sewaktu-waktu emosi si ibu bisa memuncak.

Sebelumnya ada hal-hal yang perlu diketahui dalam memberikan ASI pada bayi, baik untuk ibu maupun ayah baru, yakni :
  1. Ukuran lambung bayi pada saat lahir hanya sebesar butir kacang. Jadi pada saat bayi lahir, sebenarnya asupan ASI yang dibutuhkan sangat sedikit. Bahkan 1 bulan ukuran lambungnya hanya sebesar bola pimpong. Kesalahan banyak orang adalah pada saat bayi menangis langsung dijejel dengan susu formula sampai 40 ml karena ASI belum keluar.  Maka betapa teganya kita bila menjejalkan susu formula yang susah dicerna bayi yang baru lahir, yang bahkan sampai umur 1 tahun pun masih susah mencernanya.

  2. Cairan Kolostrum yang biasanya disebut ASI selamat datang, setetes saja mengandung jutaan antibodi yang akan menjadi pondasi kokoh antibodi si bayi. Cairan ini konon katanya ada hanya seminggu setelah bayi lahir. Jadi sangat kejam kita jika kita tidak memberikan cairan kolostrum itu kepada bayi kita. Kesalahan yang menjadi kebiasaan orang pada umumnya malah membuang ASI selamat datang tersebut karena berwarna kuning.

  3. Bayi nangis itu banyak penyebabnya, dari pipis, pup, haus/lapar, tidak nyaman, ngantuk dll. Jika sudah memperhatikan semua dan melakukan apa yang seharusnya dilakukan bayi tetap menangis biarkan saja bayi menangis, namanya juga bayi sudah pasti menangis. So, do not be panic.
Bermodalkan hal tersebut di atas, menjalankan peran sebagai ayah junior masih dihadapkan pada tantangan selanjutnya. Istri yang sensitif sangat membutuhkan suami yang mendukungnya untuk tetap berjuang memberikan ASI ekslusif kepada si bayi. Mungkin hal-hal yang dapat dilakukan oleh para suami adalah sebagai berikut:
  1. NIAT. Tekad dan kesadaran suami akan penting nya ASI eksklusif menjadi sangat vital untuk menghadapi tantangan yang muncul selama pemberian ASI eksklusif. Bahkan pada saat istri dan semua keluarga besar hampir menyerah, suami harus tetap kokoh.

  2. BELAJAR. Suami harus bertanya banyak tentang ASI Eksklusif kepada sumber yang telah sukses melakukannya, jangan malu,  atau searching internet tentang hal-hal yang seharusnya dilakukan atau baca buku. Hal ini akan sangat menolong istri yang mampu menjadikan suaminya sebagai sumber informasi yang terpercaya.

  3. LEBIH MENGERTI PERASAAN ISTRI. Pada saat kondisi istri labil, emosi dan butuh dukungan, biarkan diri kita sebagai pelampiasannya sampai dia lega. Dibutuhkan kesabaran suami dalam menghadapi hal ini, mengingat istri sudah jauh lebih banyak berkorban dari pada kita. Toh tujuannya untuk kepentingan bersama, bukan ?

  4. AMBIL KENDALI. Saat istri dinasihati macam-macam (kurang sesuai dengan program ASI Ekslusif yang sedang dijalankan) oleh para sesepuh, tamu, keluarga atau teman, yang mungkin menyinggung perasaan istri, saatnya anda mengambil kendali dengan memberikan penjelasan seperlunya tanpa menyinggung perasaan sesepuh, tamu, keluarga atau teman tersebut, karena mereka juga pasti berniat baik. Jadi suami harus pintar memerankan lakonnya sebagai pengendali situasi. Biasanya dengan mengajak keluar ruangan untuk membicarakan topik menarik akan sangat menolong untuk mengalihkan pembicaraan.

  5. BERIKAN APRESIASI. Setiap hari lakukanlah hal baru yang mampu membuat istri merasa dipuji karena mampu menjalankan perannya dengan baik, terlebih pada saat dia minder atau tertekan.

  6. PERAN AKTIF. Ajari pengasuh  dalam pemberian ASI kepada bayi saat si ibu tidak di rumah. Memilihkan keperluan ASI dan bayi. Mengatur posisi ASI di kulkas yang sudah sudah diperah oleh istri (freezer dan kulkas). Menanyakan menu makanan yang diinginkan istri, bahkan kalau bisa malah memasakan makanan tersebut.

  7. PILIH DOKTER. Memilih DSA adalah menjadi tanggung jawab suami sebagai kepala rumah tangga. Yakin terhadap pilihan dan berikan penjelasan dan alasan kepada istri.
  8. TAMPAK TENANG DAN MENGALAH. Pada saat istri bingung, suami sebaiknya tidak perlu bingung berjamaah. Perlihatkan raut muka yang tetap tenang dan berpikir sehat, maka akan sangat membantu dalam mengatasi atau mengurangi kebingungan tersebut.
Dengan menjalankan peran tersebut semoga istri merasa terbantu karena ada kerja sama yang baik antara suami dan istri.



Kurir ASI Jakarta by amura courier : solusi cerdas untuk wanita karir dan ibu menyusui. Tlp & sms : 085695138867


Jumat, 16 Januari 2015

PENUHI GIZI BUAH HATI DENGAN MPASI





Kunci anak sehat adalah asupan makanan yang cukup dan bergizi seimbang serta olahraga/bergerak teratur. Mengapa asupan gizi ini penting ? Karena melalui asupan gizi yang baik, tubuh membentuk ‘benteng’ alami untuk menangkis serangan berbagai penyakit langganan anak.

Di usia 0-6 bulan daya tahan tubuh bayi terjaga melalui pemberian ASI eksklusif. Bayi yang mendapat ASI eksklusif umumnya jarang sakit, seperti batuk, pilek, atau penyakit langganan anak lainnya. Ini terjadi karena komposisi ASI sangat sempurna sesuai kondisi tubuh bayi. Selanjutnya di atas 6 bulan, orangtua mulai bisa memberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI). Ada beberapa alasan kenapa makanan pendamping ASI (MPASI) harus diberikan kepada anak. Di antaranya untuk membantu menyiapkan saluran cerna bayi, untuk kesiapan oromotorik (alat gerak mulut) bayi, serta untuk kebutuhan gizi yang akan membuatnya sehat dan terhindar dari berbagai penyakit.

Secara alami memang ada peralihan makanan dari yang tadinya cair lalu mulai membelajarkan bayi mendapat makanan padat. Saat sudah berusia satu tahun, baru ia mendapatkan makanan seperti orang dewasa atau layaknya makanan keluarga. Lalu bagaimana memberikan gizi secara ideal melalui MPASI pada anak di atas usia 6 bulan ?

Bayi usia enam bulan ke atas, membutuhkan makanan yang mengandung sumber karbohidrat (beras, jagung, ubi, atau pasta), protein dari lemak dan hewan (ikan, unggas, telur), protein dan lemak dari tumbuhan (kacang-kacangan, tahu, tempe), serta serat dan vitamin mineral yang bisa ditemukan pada sayur dan buah. Keempat jenis kandungan tersebut bisa diberikan bertahap alias tidak harus langsung diberikan di hari pertama bayi mulai mendapatkan makanan. Selain bertahap, pemberian MPASI juga sebaiknya bervariasi hingga bayi bisa merasakan dan mengeksplorasi lebih banyak.

Selain itu, takarannya pun harus disesuaikan. Karena anak usia 6 bulan itu juga masih belajar makan makanan padat. Dan semakin bertambahnya usia, jumlah porsi makanan bisa ditambah karena kebutuhannya pun akan selalu bertambah. Kebutuhan makanan pada bayi usia 6 bulan adalah sekitar 100 ml. Pada bayi usia 6-8 bulan, anak akan membutuhkan makanan sebanyak 100-125 ml. Pada usia 8-10 bulan, kebutuhannya meningkat menjadi 175-200 ml, dan di atas 10 bulan mencapai 250 ml.

Namun masalahnya, pemberian MPASI tersebut memang tak selalu mudah diterima setiap anak. Maka sebaiknya dimulai dengan pemberian secara bertahap. Dalam artian, di awal mengkonsumsi sebaiknya diberikan menu yang berbeda dalam sehari, misalnya satu kali makanan padat, satu kali makanan ringan yaitu berupa buah yang dilumatkan atau sari buah, kemudian sari kacang. Pada usia 8-10 bulan, bisa ditambah hingga 2 kali makan. Ketika usianya di atas itu, berikan makan 4 kali, begitu juga dengan makanan ringan yang bisa diberikan hingga 3 kali dalam sehari.

Tak hanya perlu diberikan secara berkala, masalah tekstur pun harus disesuaikan dengan kemampuan anak memproses makanan. Pada usia 6-8 bulan anak bisa mulai diberi tekstur makanan yang lumat, lembut, tapi tidak encer. Tandanya, jika sendok dibalik makanan tidak tumpah. Kemudian pada usia 8-10 bulan anak sudah bisa menerima menu berupa bubur yang disaring. Teksturnya sudah ada, tapi lebih kasar. Nasi tim bisa dikonsumsi mulai usia 10 bulan, sementara di atas satu tahun, ia sudah makan nasi sesuai menu keluarga.

Pengenalan MPASI secara bertahap sangat menentukan pola konsumsi makan anak kelak. Tehnik-tehnik membiasakan anak dengan makanan padat perlu dikuasai agar proses belajar anak mengkonsumsi makanan pun berjalan sesuai fasenya. Memang, beberapa anak bisa saja menghadapi hambatan saat memasuki fase konsumsi MPASI. Ada bayi berusia 6 bulan yang muntah saat diberi MPASI. Tapi, meski anak tidak mau makan, walaupun sampai 10-15 kali pun, harus tetap dicoba dan diberikan MPASI hingga ia terbiasa.

Lantas, bagaimana jika anak tetap sulit mengkonsumsi makanan selain ASI pada fase ini ? Berikan dulu makanan yang lebih lembut untuk mencukupi porsinya, baru berikan yang kasar perlahan-lahan. Kalau dilatih terus menerus, pasti nantinya anak akan mau. Intinya, setiap anak berbeda-beda namun kebutuhan akan gizi adalah mutlak adanya. Kenali pola pertumbuhan dan kebutuhan anak akan gizi, agar pertumbuhannya pun berjalan optimal.

Pemberian makanan untuk anak juga bukanlah semata untuk mengenyangkan atau coba-coba, melainkan harus diperhatikan dan disesuaikan dengan kebutuhannya. Ada kasus seorang anak yang berat badannya terhitung ideal sejak lahir hingga berusia 6 bulan. Namun saat di atas usia 6 bulan, berat badan anak itu malah makin turun. Ternyata setelah digali lebih dalam, penyebabnya karena MPASI yang kurang. Kondisi seperti ini akan mengundang beragam penyakit.

Setelah lewat satu tahun, anak bisa mengkonsumsi makanan keluarga. Artinya, apa yang terhidang di meja makan juga bisa disantapnya. Apa saja yang dibutuhkan supaya tubuhnya sehat ? Semakin meningkat usia, kebutuhan pun memang makin banyak. Dengan mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dalam jumlah cukup, diharapkan bisa menjadi tameng dari dalam tubuh untuk menangkal berbagai penyakit langganan anak. Berikut panduannya :
1.       Energi, tenaga yang berasal dari makanan yang dikonsumsi seperti karbohidrat, protein, lemak. Kebutuhan tersebut berbeda-beda dipengaruhi berat badan, tinggi badan, usia, dan aktivitas.
2.      Protein, sebagai zat pembangun pembentukan sel darah, perbaikan kerusakan sel, membentuk imunitas tubuh, pembentuk hormon dan enzim. Diperoleh dari protein hewani (ikan, ayam, daging sapi, susu, telur). Dan protein nabati dari kacang-kacangan, tempe, dan tahu.
3.      Lemak, penghasil energi terbesar. Sebagai bahan pembentukan sel baru dan kolesterol. Seperti minyak kelapa sawit, susu (jenuh), mentega (lemak trans), dan tak jenuh misalnya alpukat, minyak jagung, ikan salmon, gindara, kakap.
4.     Karbohidrat sederhana dianjurkan hanya 5 persen dari energi total seperti gula pasir, gula batu, gula jawa, dan madu. Sementara karbohidrat kompleks mengandung serat seperti beras, sereal, umbi-umbian, sayur, dan buah.
5.      Serat yang larut dalam air dan bersifat sebagai prebiotik. Fungsinya, memberi nutrisi sel usus untuk mencegah diare atau sembelit. Sedangkan serat tak larut adalah serat yang tidak larut dalam air, memperbesar volume feses, mempermudah proses pembuangan, dan mencegah munculnya wasir.
6.     Air, tergantung usianya. Usia 4-6 tahun dibutuhkan sekitar 1/500 ml/hari, usia 13-15 tahun 2000 ml/hari. Semakin tinggi usianya makin banyak air yang dikonsumsi. 


Kurir ASI Jakarta by amura courier : solusi cerdas untuk wanita karir dan ibu menyusui. Tlp & sms : 085695138867


fixedbanner