Jumat, 16 Januari 2015

PENUHI GIZI BUAH HATI DENGAN MPASI





Kunci anak sehat adalah asupan makanan yang cukup dan bergizi seimbang serta olahraga/bergerak teratur. Mengapa asupan gizi ini penting ? Karena melalui asupan gizi yang baik, tubuh membentuk ‘benteng’ alami untuk menangkis serangan berbagai penyakit langganan anak.

Di usia 0-6 bulan daya tahan tubuh bayi terjaga melalui pemberian ASI eksklusif. Bayi yang mendapat ASI eksklusif umumnya jarang sakit, seperti batuk, pilek, atau penyakit langganan anak lainnya. Ini terjadi karena komposisi ASI sangat sempurna sesuai kondisi tubuh bayi. Selanjutnya di atas 6 bulan, orangtua mulai bisa memberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI). Ada beberapa alasan kenapa makanan pendamping ASI (MPASI) harus diberikan kepada anak. Di antaranya untuk membantu menyiapkan saluran cerna bayi, untuk kesiapan oromotorik (alat gerak mulut) bayi, serta untuk kebutuhan gizi yang akan membuatnya sehat dan terhindar dari berbagai penyakit.

Secara alami memang ada peralihan makanan dari yang tadinya cair lalu mulai membelajarkan bayi mendapat makanan padat. Saat sudah berusia satu tahun, baru ia mendapatkan makanan seperti orang dewasa atau layaknya makanan keluarga. Lalu bagaimana memberikan gizi secara ideal melalui MPASI pada anak di atas usia 6 bulan ?

Bayi usia enam bulan ke atas, membutuhkan makanan yang mengandung sumber karbohidrat (beras, jagung, ubi, atau pasta), protein dari lemak dan hewan (ikan, unggas, telur), protein dan lemak dari tumbuhan (kacang-kacangan, tahu, tempe), serta serat dan vitamin mineral yang bisa ditemukan pada sayur dan buah. Keempat jenis kandungan tersebut bisa diberikan bertahap alias tidak harus langsung diberikan di hari pertama bayi mulai mendapatkan makanan. Selain bertahap, pemberian MPASI juga sebaiknya bervariasi hingga bayi bisa merasakan dan mengeksplorasi lebih banyak.

Selain itu, takarannya pun harus disesuaikan. Karena anak usia 6 bulan itu juga masih belajar makan makanan padat. Dan semakin bertambahnya usia, jumlah porsi makanan bisa ditambah karena kebutuhannya pun akan selalu bertambah. Kebutuhan makanan pada bayi usia 6 bulan adalah sekitar 100 ml. Pada bayi usia 6-8 bulan, anak akan membutuhkan makanan sebanyak 100-125 ml. Pada usia 8-10 bulan, kebutuhannya meningkat menjadi 175-200 ml, dan di atas 10 bulan mencapai 250 ml.

Namun masalahnya, pemberian MPASI tersebut memang tak selalu mudah diterima setiap anak. Maka sebaiknya dimulai dengan pemberian secara bertahap. Dalam artian, di awal mengkonsumsi sebaiknya diberikan menu yang berbeda dalam sehari, misalnya satu kali makanan padat, satu kali makanan ringan yaitu berupa buah yang dilumatkan atau sari buah, kemudian sari kacang. Pada usia 8-10 bulan, bisa ditambah hingga 2 kali makan. Ketika usianya di atas itu, berikan makan 4 kali, begitu juga dengan makanan ringan yang bisa diberikan hingga 3 kali dalam sehari.

Tak hanya perlu diberikan secara berkala, masalah tekstur pun harus disesuaikan dengan kemampuan anak memproses makanan. Pada usia 6-8 bulan anak bisa mulai diberi tekstur makanan yang lumat, lembut, tapi tidak encer. Tandanya, jika sendok dibalik makanan tidak tumpah. Kemudian pada usia 8-10 bulan anak sudah bisa menerima menu berupa bubur yang disaring. Teksturnya sudah ada, tapi lebih kasar. Nasi tim bisa dikonsumsi mulai usia 10 bulan, sementara di atas satu tahun, ia sudah makan nasi sesuai menu keluarga.

Pengenalan MPASI secara bertahap sangat menentukan pola konsumsi makan anak kelak. Tehnik-tehnik membiasakan anak dengan makanan padat perlu dikuasai agar proses belajar anak mengkonsumsi makanan pun berjalan sesuai fasenya. Memang, beberapa anak bisa saja menghadapi hambatan saat memasuki fase konsumsi MPASI. Ada bayi berusia 6 bulan yang muntah saat diberi MPASI. Tapi, meski anak tidak mau makan, walaupun sampai 10-15 kali pun, harus tetap dicoba dan diberikan MPASI hingga ia terbiasa.

Lantas, bagaimana jika anak tetap sulit mengkonsumsi makanan selain ASI pada fase ini ? Berikan dulu makanan yang lebih lembut untuk mencukupi porsinya, baru berikan yang kasar perlahan-lahan. Kalau dilatih terus menerus, pasti nantinya anak akan mau. Intinya, setiap anak berbeda-beda namun kebutuhan akan gizi adalah mutlak adanya. Kenali pola pertumbuhan dan kebutuhan anak akan gizi, agar pertumbuhannya pun berjalan optimal.

Pemberian makanan untuk anak juga bukanlah semata untuk mengenyangkan atau coba-coba, melainkan harus diperhatikan dan disesuaikan dengan kebutuhannya. Ada kasus seorang anak yang berat badannya terhitung ideal sejak lahir hingga berusia 6 bulan. Namun saat di atas usia 6 bulan, berat badan anak itu malah makin turun. Ternyata setelah digali lebih dalam, penyebabnya karena MPASI yang kurang. Kondisi seperti ini akan mengundang beragam penyakit.

Setelah lewat satu tahun, anak bisa mengkonsumsi makanan keluarga. Artinya, apa yang terhidang di meja makan juga bisa disantapnya. Apa saja yang dibutuhkan supaya tubuhnya sehat ? Semakin meningkat usia, kebutuhan pun memang makin banyak. Dengan mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dalam jumlah cukup, diharapkan bisa menjadi tameng dari dalam tubuh untuk menangkal berbagai penyakit langganan anak. Berikut panduannya :
1.       Energi, tenaga yang berasal dari makanan yang dikonsumsi seperti karbohidrat, protein, lemak. Kebutuhan tersebut berbeda-beda dipengaruhi berat badan, tinggi badan, usia, dan aktivitas.
2.      Protein, sebagai zat pembangun pembentukan sel darah, perbaikan kerusakan sel, membentuk imunitas tubuh, pembentuk hormon dan enzim. Diperoleh dari protein hewani (ikan, ayam, daging sapi, susu, telur). Dan protein nabati dari kacang-kacangan, tempe, dan tahu.
3.      Lemak, penghasil energi terbesar. Sebagai bahan pembentukan sel baru dan kolesterol. Seperti minyak kelapa sawit, susu (jenuh), mentega (lemak trans), dan tak jenuh misalnya alpukat, minyak jagung, ikan salmon, gindara, kakap.
4.     Karbohidrat sederhana dianjurkan hanya 5 persen dari energi total seperti gula pasir, gula batu, gula jawa, dan madu. Sementara karbohidrat kompleks mengandung serat seperti beras, sereal, umbi-umbian, sayur, dan buah.
5.      Serat yang larut dalam air dan bersifat sebagai prebiotik. Fungsinya, memberi nutrisi sel usus untuk mencegah diare atau sembelit. Sedangkan serat tak larut adalah serat yang tidak larut dalam air, memperbesar volume feses, mempermudah proses pembuangan, dan mencegah munculnya wasir.
6.     Air, tergantung usianya. Usia 4-6 tahun dibutuhkan sekitar 1/500 ml/hari, usia 13-15 tahun 2000 ml/hari. Semakin tinggi usianya makin banyak air yang dikonsumsi. 


Kurir ASI Jakarta by amura courier : solusi cerdas untuk wanita karir dan ibu menyusui. Tlp & sms : 085695138867


Kamis, 15 Januari 2015

MITOS SEPUTAR PERAWATAN DAN PENGASUHAN BAYI





Banyak sekali mitos tentang perawatan dan pengasuhan anak yang berkembang di masyarakat. Diyakini dapat menyembuhkan, mitos ini pun bertahan dan dikembangkan secara turun temurun. Berikut, beberapa mitos yang beredar terkait kondisi kesehatan anak :


1.       “Anakku rewel beberapa hari ini. Perutnya juga tiba-tiba besar sekali seperti kembung. Benarkah ini karena ia diganggu makhluk halus ?”


Sering kita lihat bayi atau anak yang rewel, menangis, dan sakit perut hingga kembung. Kemudian, disebutlah anak tersebuh diganggu oleh ‘makhluk halus’. Selanjutnya, alih-alih mengobati, anak malah diketemukan dengan ‘orang pintar’ yang membaca-bacainya mantra.


Padahal sebetulnya masih bisa dicari rasionalitasnya. Misalnya, bayi minum susu terlalu cepat, sehingga ada banyak gas yang ikut masuk dan udara tertelan (aerovagi). Akibatnya, perut bayi kembung. Karena belum bisa bicara, maka bayi hanya bisa rewel. Biasanya, gangguan ini akan reda setelah beberapa saat. Ada pula yang disebut nocturnal cough. Anak batuk, rewel, dan sesak pada dini hari. Ini berhubungan dengan sistem di dalam tubuh yang dikontrol oleh hormon. Terkadang, kadar hormon tersebut turun pada jam-jam tersebut. Akibatnya, muncul gejala pada anak-anak akibat turunnya hormon pengontrol tersebut.


2.      “Katanya, anak itu sebaiknya dibedong agar kakinya tidak bengkok. Benarkah ?”


Boleh-boleh saja percaya. Sebenarnya dipakaikan bedong atau tidak, juga tidak apa-apa. Bayi-bayi di Eropa tidak pernah dibedong pun bisa tumbuh baik-baik saja. Kalau kaki bayi masih kelihatan bengkok, itu karena 2 buah tulang di kaki, yakni tulang kering dan tulang betis, yang belum sama panjang. Tapi dalam perkembangannya, kedua tulang tersebut lama-lama akan sama. Jadi, bukan karena dibedong yang membuat kaki tumbuh dengan lurus.


3.      “Haruskah saya membeli stroller? Banyak yang bilang, stroller membuat anak lebih cepat berjalan.”


Ini justru keliru. Pasalnya, dengan memakai stroller, anak akan berjalan atau berlari sambil jinjit. Yang akan dirangsang adalah otot betis, bukan otot paha atau otot pinggul. Stroller juga ternyata meningkatkan risiko cedera yang lebih fatal jika sampai terjatuh atau terguling, karena anak dalam keadaan terikat. Beberapa negara bahkan sudah melarang penggunaan stroller. Sehingga, untuk melatih anak berjalan, cara terbaik adalah dengan berdiri dan dipegangi.


4.     “Berapa lama sebaiknya bayi dijemur ? Sejak dulu, saya dan keluarga terbiasa menjemur bayi setiap pagi.”


Beberapa tahun lalu, menjemur bayi sangat bermanfaat karena akan menghilangkan kuning dan baik bagi tulang. Tapi sekarang, dengan adanya efek rumah kaca, sinar yang datang dari matahari kadar ultravioletnya sudah berkurang, sementara kadar infrared malah meningkat. Sehingga, sinar infrared yang tidak mampu menembus kulit akan berada di permukaan kulit. Ini justru berbahaya karena bisa menyebabkan penyakit kulit, bahkan kanker kulit. Maka sekarang, tidak terlau dianjurkan menjemur anak, terutama pada saat matahari mulai naik ke atas.


Kurir ASI Jakarta by amura courier : solusi cerdas untuk wanita karir dan ibu menyusui. Tlp & sms : 085695138867

Rabu, 14 Januari 2015

GANGGUAN YANG SERING DIALAMI BAYI




Orangtua mana yang tak panik tatkala mendapati anaknya sakit ? Pada beberapa kondisi, orangtua tak perlu panik. Yang penting, orangtua harus tahu apa yang harus dilakukan. Ada beberapa jenis gangguan atau penyakit ‘langganan’ bayi dan anak, di antaranya demam, batuk, pilek, dan diare. Selain itu bayi juga sering terkena gangguan kulit akibat alergi atau yang dikenal dengan atopi. Misalnya sehabis minum susu sapi, kulitnya menjadi merah.  Berikut beberapa gangguan atau penyakit yang sering dialami bayi dan anak :

ATOPI

Pada bayi sering muncul rash alias ruam kemerahan di bagian pipi atau alis. Inilah yang dinamakan atopi atau alergi. Menurut orangtua dulu, hal ini disebabkan kulit bayi terkena susu. Padahal, bukan susunya yang bermasalah, melainkan si bayi memang memiliki bakat bawaan sensitif terhadap makanan. Penyebab lainnya adalah konsumsi zat putih telur dan seafood. Lateks atau karet juga bisa jadi pencetus alergi. Misanya, pada boks bayi, perlak, dan lain-lain.

Alergi atopi ini sudah dirangsang tumbuh dan timbul sejak bayi dalam kandungan. Bayi menurunkan bakat bawaan dari orangtuanya, sehingga bawaan alergi sudah ada pada kromosom atau genotipenya. Jika ayah dan ibu memiliki riwayat alergi, maka potensi seorang anak terkena alergi adalah 80 persen. Jika hanya satu orangtua yang punya riwayat alergi, potensinya menjadi 50 persen. Namun, bakat alergi ini bisa juga diturunkan dari kakek dan neneknya. Jika anak sudah punya bakat bawaan, maka tinggal menungu pencetus untuk bermanifestasi.

Atopi ini penting karena bisa menjadi data awal bagi dokter untuk menilai gejala yang akan terjadi pada bayi setelah masuk usia balita kelak. Mereka yang sudah memiliki bakat atopi, pada saat usia balita bisa sensitif terhadap debu, kapuk, dan benda lainnya, yang tak selalu sama antara satu dengan lainnya. Namun sejak awal, sudah bisa diprediksi bahwa anak akan sering batuk dan pilek karena alergi. Orangtua sebaiknya bisa membedakan antara batuk pilek akibat atopi dan karena tertular. Caranya dengan mengetahui riwayat anak saat masih bayi. Apakah anak punya bercak merah di kulit ? Kalau tidak ada bercak, bukan berarti bebas dari atopi juga. Mungkin saja waktu itu anak tidak terpapar oleh pencetus dan baru terpapar setelah berusia di atas setahun.

Orangtua juga bisa tahu dari batuk anak. Bila batuk tidak disertai demam, kemungkinan besar anak atopi. Sementara jika anak tidak demam dan tidak ada tanda atopi pada waktu lahir, harus dilihat frekuensi batuk pileknya. Batuk yang sering hilang timbul lebih dari 4 kali dalam satu tahun juga bisa menjadi indikasi bahwa anak atopi. Lama batuk pilek juga bisa jadi penanda. Kalau batuk pileknya lebih dari 2 minggu dan tidak demam, meski tidak ada riwayat atopi, kemungkinan atopi masih ada. Orangtua juga patut curiga anak atopi jika batuk pilek tak sampai 4 kali dalam setahun, tapi serangan berlangsung lama dan tanpa demam.

Apakah atopi bisa diobati ? Sebetulnya bukan mengobati gen-nya, melainkan mencegah fenomena atau manifestasi penyakitnya. Kalau vektor pencetusnya sedikit, maka meski ada faktor genetik pun, manifestasi atopi akan kecil.

DEMAM

Demam merupakan pertanda tubuh sedang melawan infeksi. Otak mengatur agar suhu tubuh naik untuk melawan infeksi yang masuk. Jadi, demam merupakan pertanda tubuh mulai melakukan perlawanan. Dengan kata lain, demam bisa jadi positif karena artinya anak punya kemampuan untuk melawan penyakit. Akan tetapi, meski tidak perlu panik, orangtua juga tidak boleh menyepelekan demam. Harus tetap waspada, karena demam berarti ada musuh yang masuk ke tubuh anak. Bisa bakteri, virus, protozoa, jamur, atau toksin. Keracunan makanan juga bisa menimbulkan demam.

Langkah pertama saat anak terkena demam adalah tidak menambah tinggi suhu tubuh, misalnya menyelimuti tubuh anak rapat-rapat dengan selimut tebal. Sebaiknya, tetap berpakaian serperti biasa. Setelah itu, orangtua bisa memberikan obat penurun panas jenis parasetamol atau ibuprofen. Jika demam belum hilang dan suhu tubuh tak kunjung turun, padahal sudah mendekati 39 derajat, maka orangtua harus mewaspadai potensi kejang pada anak. Sebaiknya, segera bawa ke dokter. Demam  harus ditata laksana dengan benar. Jangan datang ke dokter setelah terjadi komplikasi.

Suhu tubuh pada anak yang demam karena terkena bakteri, akan cenderung naik terus. Sebaiknya, segera kunjungi dokter untuk diberikan antibiotika, sesuaikan dengan usia dan jenis bakteri yang dicurigai. Penyebab demam bakteri di antaranya radang tenggorokan, tifus, varingitis, tonsilitis, dan laringitis. Sementara demam virus misalnya campak, demam berdarah, dan sebagainya. Waspada juga demam karena infeksi saluran kencing.

BATUK PILEK

Batuk pilek yang paling sering terjadi pada anak dan bayi adalah batuk pilek karena influenza. Penyakit ini termasuk ke dalam golongan ISPA (Infeksi saluran pernapasan atas). Umumnya, batuk pilek karena ISPA disebabkan oleh virus influenza yang sangat menular dan akan sembuh dengan sendirinya (self limiting disease) dalam 3-7 hari. Orantua tak perlu khawatir, tapi juga jangan meremehkan. Influenza juga merupakan salah satu pencetus alergi. Kalau virusnya termasuk jenis yang bisa merangsang atopi alergi, maka batuk akan berkelanjutan, bahkan bisa berkembang menjadi asma.

Pengobatan batuk pilek karena influenza biasanya dilakukan untuk mengobati gejala batuknya. Untuk itu, upaya terpenting adalah istirahat cukup dan mengkonsumsi vitamin. Pencegahan bisa dilakukan dengan vaksin influenza dan menghindari orang yang terkena flu. Orangtua, khususnya ibu-ibu, biasanya menganggap remeh batuk dengan memberikan obat batuk pilek yang dibeli dari warung. Hati-hati, karena meski sama-sama obat batuk, kegunaannya berbeda-beda. Ada yang untuk mengencerkan lendir, menahan batuk, membuat kuat selaput dinding, dan sebagainya. Jangan diberikan sembarangan.

Waspadai juga batuk pilek akibat radang laringitis, karena bisa membuat saluran napas menjadi sempit. Batuk juga berbahaya jika disertai panas atau napas yang cepat. Ini pertanda anak sudah kekurangan oksigen. Sebaiknya, segera ke dokter. Waspadai juga jika anak batuk tanpa demam, tapi bernapas cepat, dan ada cekungan di bagian leher bagian atas tulang dada, cekungan di ulu hati, serta di sela tulang iga. Sementara gejala pilek yang berdiri sendiri antara lain pegal, rewel, gelisah, tidur tidak nyenyak, tidak mau makan, dan sebagainya. Orangtua harus waspada jika pilek disertai batuk. Juga, jika cairan pilek yang semula berwarna bening berubah menjadi hijau. Ini berarti infeksinya sudah turun ke bawah dan ada zat-zat yang mati akibat ‘pertempuran’. Jadi, bukan murni pilek tapi sudah infeksi bakteri.

Jika pilek karena atopi, sebaiknya cari pencetusnya dan hindari. Sementara pilek karena flu biasanya bisa sembuh dengan sendirinya. Obat yang diberikan hanya menghilangkan gejala dan mengurangi sumbatan ingus di hidung. Sementara kunci kesembuhan bagi anak yang pilek karena flu adalah istirahat cukup, dan memberikan vitamin.

DIARE

Bayi atau anak disebut mengalami diare jika usia di atas satu bulan buang air besar lebih dari 4 kali. Disebut diare juga jika usia bayi kurang dari sebulan, tapi BAB lebih dari 10 kali. Selain itu, jika penampilan feses berubah dari kental menjadi cair, juga bisa menjadi ciri, meski hanya dua kali sehari. Diare, biasanya disebabkan oleh faktor higienitas yang kurang, karena bakteri, atau karena atopi.

Namun pada bayi, buang air besar sebanyak 4 kali sebenarnya juga belum tentu diare. Pasalnya, pada usia sekitar 3 minggu, bayi umumnya akan BAB usai minum. Jadi, bisa saja bayi BAB hingga delapan kali sehari. Tapi pada anak berusia satu setengah tahun, bisa lain artinya. Yang kemudian harus diperhatikan adalah anak kekurangan cairan (dehidrasi). Orangtua bisa membantu dengan memberikan air. Cairan terbaik adalah cairan yang sama dengan yang keluar, yakni cairan garam dan gula. Selain itu, bisa juga diberikan bakteri baik alias lactobaccilus, yang bisa bersaing dengan bakteri jahat.

Diare tak boleh diremehkan karena bisa berakibat fatal bila anak kekurangan cairan. Tanda-tanda anak harus dibawa ke dokter antara lain jika diare disertai muntah. Pasalnya, ini mencirikan anak tidak bisa menerima cairan yang masuk ke tubuhnya. Anak juga harus segera dibawa ke dokter jika buang air kecilnya berkurang, diare berlangsung selama lebih dari 2 minggu, atau anak bernapas cepat dan dalam.


Kurir ASI Jakarta by amura courier : solusi cerdas untuk wanita karir dan ibu menyusui. Tlp & sms : 085695138867


Rabu, 07 Januari 2015

PEMBERIAN ASI TETAP LANCAR KALA BEKERJA




Meski harus kembali bekerja di luar rumah, ibu tetap bisa memberikan ASI pada buah hati dengan langkah-langkah tepat berikut ini.

MENABUNG ASIP

Masa cuti melahirkan merupakan saat yang tepat untuk mulai ‘menabung’ ASIP (Air Susu Ibu Perah). Sebab, pada awal menyusui, biasanya ASI keluar berlimpah, sedangkan kebutuhan bayi masih sedikit. Dengan stok ASIP yang cukup, ibu akan lebih tenang saat harus kembali bekerja.

SIMPAN DENGAN SESUAI

Setelah diperah, simpan ASI sesuai dengan tata cara yang benar. Beri label tanggal dan jam memerah pada botol atau plastik ASI. Bila akan digunakan dalam waktu kurang dari 4 jam, ASIP bisa disimpan dalam suhu ruang. Sedangkan bila akan digunakan dalam waktu lebih dari 5 jam, simpanlah di dalam lemari es pada suhu 4 derajat Celcius (tidak sampai beku). Jika untuk stok yang lebih lama, ASIP harus disimpan di dalam freezer. Pastikan juga pengasuh anak di rumah sudah diajarkan tata cara pemberian ASIP yang benar.

SUSUI SESERING MUNGKIN

Sebelum ibu berangkat bekerja, susui bayi hingga kenyang. Begitu pula saat pulang kerja, sebelum tidur, dan di malam hari. Memang, menyusui di malam hari sepulang kerja pasti melelahkan. Tetapi, pikirkanlah bahwa si kecil sangat menunggu-nunggu waktu bersama ibunya. Bahkan, tak jarang bayi ikut berubah pola tidurnya (lebih banyak tidur di siang hari dan lebih banyak menyusu di malam hari) ketika sang ibu mulai bekerja di siang hari. Nikmati waktu menyusui di malam hari ini sambil membelai mesra si kecil. Selain membuat produksi ASI tetap lancar, bonding yang hangat membuat bayi tetap terbiasa dengan payudara ibunya meski telah terpapar dot atau sendok di siang hari.

MULAI HARI KAMIS

Saat akan bekerja, persiapkan segala kebutuhan memerah ASI di kantor pada malam hari sebelumnya. Breast pump, botol susu, nursing cover, ice pack, serta cooler bag, harus dipastikan dalam kondisi bersih dan siap pakai. Jika memungkinkan, idealnya mulailah bekerja pada hari Kamis. Ini berguna agar ibu dan bayi lebih mudah menyesuaikan ritme baru, sebab di hari Sabtu sudah bisa bersama lagi. Jika perlu, lakukan simulasi jauh hari sebelum ibu benar-benar mulai bekerja. Ini berguna agar bayi dan pengasuhnya mulai bisa beradaptasi dengan pola ASIP.

PERAH DI KANTOR

Perahlah ASI setiap 3-4 jam agar payudara terus terstimulasi untuk memproduksi ASI dengan lancar. Memang, pada praktiknya tak jarang ibu bekerja terbentur dengan padatnya jadwal kerja. Namun, jangan tunggu hingga payudara membengkak. Sebisa mungkin, luangkan waktu meski hanya 10 menit untuk memompa ASI. Yang penting adalah frekuensi, bukan lamanya waktu memerah. Setelah itu, jangan lupa simpan ASIP dengan benar di dalam lemari es.

JAGA KONDISI HATI

Saat memerah di kantor, ibu harus dalam kondisi nyaman dan tenang. Semakin tenang, produksi ASI akan semakin lancar. Pastikan semua peralatan memerah sudah steril dan lakukan pijatan ringan pada payudara sebelum memerah.

DIBANTU KURIR

Jika stok ASIP tidak cukup, perahlah di tempat bekerja lalu gunakan jasa kurir ASI untuk mengantarkan ke rumah. Sekarang, jasa kurir ASI semakin banyak tersedia dengan harga relatif terjangkau. Pilihlah jasa kurir ASI yang dapat dipercaya. Tak ada salahnya meminta rekomendasi pada komunitas menyusui, keluarga, atau teman yang pernah menggunakan jasanya.

TANPA BOTOL DI AKHIR PEKAN

Akhir pekan adalah saat ibu memaksimalkan waktu menyusui si kecil. Jadi, simpanlah semua botol susu, kecuali ibu ingin menambah stok ASIP

ASUPAN BERGIZI

Tak bisa dipungkiri, salah satu kunci sukses memberikan ASI adalah dengan memperhatikan asupan makanan dan minuman bagi ibu. Dengan asupan bergizi, kualitas ASI akan tambah bagus. Misalnya, sayuran hijau dan kacang-kacangan. Cukupi juga konsumsi air putih.

DUKUNGAN LINGKUNGAN

Membagi waktu antara mengurus bayi dengan bekerja bukan perkara mudah. Apalagi, jika ini menjadi pengalaman pertama bagi ibu menyusui. Oleh karena itu, ibu menyusui sangat membutuhkan dukungan dari orang-orang di sekitarnya, baik di rumah maupun di kantor.




Kurir ASI Jakarta by amura courier : solusi cerdas untuk wanita karir dan ibu menyusui. Tlp & sms : 085695138867
fixedbanner