Selasa, 05 April 2016

INFO KESEHATAN : KEPUTIHAN PUN BISA TERJADI PADA BAYI




Keputihan adalah keluarnya cairan dari vagina. Cairan tersebut ada yang keluarnya normal, ada juga yang tidak normal. Bila yang normal, biasanya keluarnya hanya saat menjelang datang bulan atau setelah haid. Tapi pada saat haid selesai, maka keputihan pun akan berhenti keluar. Sedangkan keputihan yang tidak normal biasanya disertai gejala. Keluarnya pun bisa kapan saja bahkan terus-terusan. Selain itu, keluarnya pun disertai keluhan seperti bau, gatal, berwarna hijau, kuning, atau pun bergumpal seperti kapas atau tisu yang terkena air.

Namun, keputihan yang dialami anak dan bayi akan berbeda penyebabnya. Biasanya keputihan pada anak dan bayi disebabkan karena kondisi vagina yang lembap atau alergi. Lalu, kekebalan tubuh pada anak kecil dan bayi belum sempurna. Bayi gampang sekali terkena jamur candida. Infeksi candida bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan mulai dari keputihan, hingga rasa gatal dan terbakar pada vagina yang biasa disebut dengan vaginitis.

Belum lagi banyak sekali aktivitas yang dilakukan anak-anak, namun mereka belum konsentrasi pada bagian kewanitaan. Misalnya, karena aktivitas yang tinggi, olahraga dan lari-lari di sekolah, kadang memakai celana sampai dua buah sehingga keringat pun menumpuk. Setelah berkeringat banyak pun malas mengganti celana dalam. Ditambah lagi kalau sudah mulai menggunakan panty liner. Nah, kondisi yang lembap itulah menjadi tempat yang paling enak untuk jamur hidup dan berkembang.

Akibatnya, anak-anak pun bisa mengalami keputihan. Bentuk keputihan pada anak kecil pun bisa sama seperti yang terjadi pada orang dewasa, yaitu bentuknya bergumpal. Pada bayi sebetulnya masih jarang ditemukan, karena orangtua masih sering menggantikan celana atau popoknya. Namun, jika popok bayi lembap dan jarang diganti, jamur juga dapat tumbuh subur di sana.

Jika anak-anak anda mengalami keputihan, jangan sampai didiamkan terlalu lama. Infeksi lama yang sama sekali tidak diobati bisa berpengaruh negatif. Efek sampingnya akan berbahaya. Infeksi yang terjadi hanya di liang vagina akan naik ke atas dan mengenai organ reproduksinya. Nantinya akan bisa merusak struktur anatominya, seperti akan sulit memiliki anak karena dapat terjadi perlekatan, dan mempengaruhi rongga panggulnya. Namun, anda juga jangan langsung panik. Lihat dulu bentuknya seperti apa ? Apakah cairan biasa, bening, atau berwarna ? Biasanya yang akan membuat orangtua kaget adalah karena keputihannya bukan dalam bentuk cair lagi, tapi sudah mulai menggumpal.

Selain itu, hati-hati juga dalam memakai obat yang beredar umum, jangan asal memakai obat sembarangan atau mengikuti saran orang lain. Kebanyakan anak lebih sering terkena jamur tapi tidak menutup kemungkinan bisa terkena bakteri dan parasit. Biasanya yang sering terjadi adalah orangtua memberikan bedak di bagian vagina setelah mandi atau buang air kecil. Padahal, tidak diketahui sejauh mana kebersihan bedak yang dipakai. Ibaratnya, sama saja memasukkan kotoran ke dalam vagina.

Pencegahan bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan dan kelembapan. Karena kondisi yang lembap adalah media paling disukai jamur. Kalau habis buang air kecil kondisi vagina harus langsung kering. Jangan sampai bayi memakai popok seharian tanpa diganti. Pengobatan bisa dilakukan dengan menggunakan obat yang sesuai penyebabnya. Jangan sampai salah memberi obat. Misalnya, dikasih obat anti jamur ternyata penyebabnya alergi. Akibatnya, jamur makin berkembang. Oleh karena itu, harus ada analisis dulu dari dokter apa penyebab keputihannya.

Selain obat anti jamur atau bakteri, tak masalah juga memakai sabun untuk membersihkan vagina. Untuk remaja dan dewasa, sabun yang digunakan untuk area kewanitaan yang pH-nya sesuai dengan pH vagina, bukan sabun muka, sabun mandi, atau sabun bayi. Untuk keputihan pada bayi sebaiknya dibasuh dengan air bersih. Pengobatan dan pencegahan dilakukan dengan melakukan pengobatan di bagian luar saja. Tidak sampai masuk ke bagian dalam vagina. Bisa jadi dibutuhkan obat minum dari dokter untuk mendapatkan efek yang lebih menyeluruh.

Yang juga sering terjadi adalah pengobatan dengan cara tradisional, misalnya menggunakan rebusan daun sirih. Memang daun sirih dipercaya memiliki cairan antiseptik dan antibakteri. Namun, air rebusan daun sirih yang digunakan harus benar-benar bersih dan tidak digunakan setiap hari. Pasalnya, penggunaan cairan antiseptik dan antibakter setiap hari, justru akan membunuh bakteri normal vagina yang seharusnya dapat melawan bakteri atau kuman jahat yang masuk.

Sangat disarankan para ibu untuk memberikan edukasi pada anak betapa pentingnya menjaga kebersihan organ wanita sejak usia dini. Jangan sampai sudah terjadi keputihan berlangsung lama dan tidak diobati. Akibatnya, sudah sampai ke infeksi lebih lanjut. Edukasi kebersihan sangat penting. Tak perlu memakai wangi-wangian atau bedak di bagian vagina. Lebih baik dibasuh pakai air biasa. Kalau pun memakai sabun kewanitaan, pakailah yang pH-nya sesuai. Tapi jangan pula dipakai setiap hari, cukup seminggu dua kali saja. Apabila ada gejala keluar cairan yang tidak normal, langsung ke dokter, jangan mencoba mengobati sendiri. 



Kurir ASI Jakarta by amura courier : solusi cerdas untuk ibu dan buah hati. Tlp & sms :085695138867
fixedbanner