Selasa, 19 Januari 2016

7 FAKTOR ASI LANCAR



1.       Cara menyusui dan memposisikan/peletakan mulut bayi di payudara saat menyusui harus tepat, sehingga ibu bisa efektif mengeluarkan ASI

2.      Prinsip produksi ASI semakin banyak dikeluarkan semakin banyak diproduksi. Bayi harus pintar mengeluarkan ASI dari payudara ibunya, tidak sekedar ‘ngempeng’ karena bisa membuat putting ibu lecet dan bayi tidak bisa banyak minum ASI.

3.      Seharusnya menyusui it tidak menimbulkan trauma baik pada ibu maupun bayi. Jika payudara bengkak, lakukan pijat paydara, teknik kompres, dan lakukan pola menyusui.

4.     Cari informasi sebanyak-banyaknya pada saat hamil, seperti bagaimana bayi bisa menyusui dengan efektif dan ibu bisa memproduksi ASI agar lancar.


5.      Jika ibu bingung harus melakukan apa saat payudaranya bengkak, bisa hubungi sentra laktasi atau AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia) untuk konseling. Cek kegiatan AIMI di www.aimi-asi.org. Konselor AIMI akan datang ke rumah lalu dilihat penyebab bengkak dan mengedukasi cra menyusui yang tepat. Misalnya, untuk menghindari payudara bengkak, menyusui harus dijadwal 3 jam sekali.

6.     Saat hamil juga harus rajin shopping fasilitas pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan yang pro ASI. Apakah fasilitas kesehatannya dan tenaga kesehatannya bersedia melakukan Inisisasi Menyusui Dini (IMD), menyediakan rawat gabung ibu dan bayi selama 24 jam, mendukung pemberian ASI eksklusif pada saat bayi di rumah sakit.

7.      Mencari dukungan sebanyak mungkin terutama pada saat hamil. 98% keberhasilan ASI ditentukan oleh dukungan suami terhadap istri selama kehamilan. Dukungan lain diperoleh dari orangtua, mertua, keluarga, teman, rekan kerja, dan tenaga kesehatan.


Kurir ASI Jakarta by amura courier : solusi cerdas untuk wanita karir dan ibu menyusui. Tlp & sms : 085695138867

5 LANGKAH SUKSES ASI




Agar ibu sukses menyusui, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :

1.       Pilih fasilitas kesehatan yang memiliki pelayanan dan tenaga kesehatan yang mendukung pemberian ASI.

2.     Pengetahuan tentang menyusui diperlukan oleh pasangan suami-istri, minimal sejak istri dalam masa kehamilan. Dibutuhkan pengetahuan yang tepat sejak dini dari tenaga kesehatan yang memahami tentang menyusui dan seluk beluknya baik itu dokter atau konselor laktasi.

3.     Mencari kelompok-kelompok pendukung ASI di sekitar ibu untuk saling mendukung dalam keberhasilan menyusui bayi.

4.    Menyusui seharusnya merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi ibu dan bayinya. Segera hubungi tenaga kesehatan yang kompeten di bidang ASI bila ada hal yang kurang nyaman dalam proses menyusui.

5.     Hanya ASI yang dibutuhkan seorang bayi ketika lahir di dunia. Susuilah hingga 2 tahun lebih sehingga mendapatkan manfaat yang luar biasa.


Kurir ASI Jakarta by amura courier : solusi cerdas untuk wanita karir dan ibu menyusui. Tlp & sms : 085695138867


Senin, 18 Januari 2016

Cara Memberikan ASI Pada Bayi Prematur




Bayi yang lahir prematur kondisinya memang belum senormal bayi yang lahir dengan cukup umur dan bulan, terlebih pada daya menghisap dan menelan ASI. Umumnya cara menghisap dan menelan ASI yang baik mampu dilakukan bayi yang lahir dengan masa kehamilan > 34 minggu dan dengan memiliki berat lahir > 200 gram.


Untuk bayi yang masih lemah dalam menghisap ASI, tetapi sudah bisa menelan dengan baik, maka pemberian ASI dapat dilakukan dengan menggunakan sendok. Namun bayi tetap harus dikenalkan ke puting ibunya agar melatih bayi sebelum siap menyusui secara langsung. Pada mulanya bayi hanya mencari-cari puting ibunya, lalu menyusu sedikit demi sedikit.


Untuk bayi prematur dengan usia kurang dari 32 minggu yang memiliki daya menghisap dan menelan ASI masih lemah, dapat diberikan Human Milk Fortifier (HMF) yang mana mengandung zat penambahan kalori dan elektrolit. Aturan pemberian HMF pada bayi dapat dilakukan menggunakan selang khusus selama 1-2 kali sehari. Kualitas ASI pada bayi prematur sebulan lebih lambat dibandingkan bayi normal pada umumnya. Hal ini didasarkan kemampuan bayi dalam mengisap dan menelan. Oleh karena itu, bayi yang diberikan HMF dalam sebulan kemudian baru dapat mengisap ASI Ibu.


Dalam menantikan bayi prematur yang siap mengisap ASI, dianjurkan bagi ibu untuk terus memeras ASI serta menyimpannya, karena kapan waktu dapat diberikan pada bayi dengan memakai sendok.  Bagi ibu  yang melahirkan bayi prematur tak usah khawatir tidak bisa menyalurkan ASI ekslusif pada si bayi. Agar ASI dapat tersedia sewaktu-waktu, penting untuk ibu mengetahui bagaimana cara memompa atau memerah ASI secara baik dan teratur, serta yang lebih penting ialah ibu jangan stress, istirahat yang cukup dan makan makanan bergizi. Jika tidak dijaga, maka ibu yang stress dapat menghambat produksi ASI.


Dan tidak kalah penting adalah usahakan ibu selalu memeluk dan lakukan kontak kulit dengan bayi. Selain dapat meningkatkan kasih sayang ibu pada bayi, cara ini baik dalam merangsang produksi ASI ibu. Bayi prematur harus selalu diberi susu dibandingkan bayi yang lahir normal, karena pembakaran kalori yang lebih cepat. Makin kecil tubuh sang bayi maka sesering mungkin nutrisi bayi diberikan.


Perlu di ketahui untuk bayi prematur akan lebih cepat belajar menyusu ketimbang belajar dengan minum susu dari botol dan ini sudah di buktikan oleh para ahli anak.


Semoga Bermanfaat..!!!



Kurir ASI Jakarta by amura courier : solusi cerdas untuk wanita karir dan ibu menyusui. Tlp & sms : 085695138867


Minggu, 17 Januari 2016

ASI, BENTUK TANDA CINTA DARI IBUNDA UNTUK BUAH HATI




Sungguh dahsyat proteksi yang diberikan ASI (Air Susu Ibu) untuk sang buah hati. Apa sajakah keuntungannya bagi ibu dan si kecil ? ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. Sejak usia kehamilan 16-22 minggu, sudah dimulai proses pembentukan ASI yang disebut laktogenesis. ASI yang pertama diproduksi itu disebut kolostrum, yaitu cairan kental berwarna kekuningan atau jernih yang diproduksi oleh payudara pada hari-hari pertama persalinan. Biasanya sejak lahir sampai hari ke-3, bahkan ada yang sampai hari ke-5. Jumlah kolostrum yang dikeluarkan biasanya hanya sedikit. Karena sesuai dengan kebutuhan si jabang bayi di mana pada awal masa kehidupan, ukuran lambungnya masih sebesar kelereng.

Lalu, apa saja kandungan dalam kolostrum ? Dalam cairan yang terbilang sedikit ini justru banyak sekali manfaatnya. Sebagai contoh, kolostrum lebih banyak mengandung antibodi, sel darah putih pembangun sistem kekebalan, dan asam lemak rendah kolesterol berantai panjang. Kolostrum juga mengandung vitamin K yang cukup untuk menghindari bayi dari pendarahan. Kolostrum mengandung faktor pertumbuhan dan lebih kaya vitamin, terutama vitamin A daripada ASI matang. Selain itu, kandungan protein antiinfektif pada kolostrum 3 kali lebih banyak daripada ASI matang. Tambahan protein ini berupa immunoglobin. Protein antiinfektif dan sel darah putih yang terkandung di dalam kolostrum merupakan imunisasi pertama terhadap penyakit yang dihadapi bayi setelah dilahirkan.

Kolostrum juga membantu mencegah infeksi bakteri berbahaya yang dapat menyebabkan sepsis dan kematian. Kolostrum membantu tingkat keparahan infeksi yang mungkin dialami bayi. Bahkan, kolostrum dapat menurunkan risiko kematian bayi bila ia segera menyusu segera setelah persalinan dan tidak diberikan makanan lain. Tak hanya itu, kolostrum memiliki efek pencahar ringan yang membantu membersihkan usus bayi dari meconium (tinja pertama bayi yang berwarna kehitaman). Pembersihan akibat efek pencahar tersebut juga membantu membersihkan bilirubin dari usus sehingga dapat mencegah terjadinya bayi kuning (jaundice). Perkembangan usus bayi yang belum matang pun terbantu oleh kolostrum. Alhasil, bayi terhindar dari infeksi, alergi, dan intolerasi terhadap makanan lain. Tak kalah penting, memberikan kolostrum pada awal-awal menyusu akan terbentuk bonding (ikatan batin) antara ibu dan bayinya.

Agar ibu optimal dalam memberikan kolostrum dan ASI pada bayi, tentunya perlu strategi. Langkah pertama adalah melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD). IMD adalah proses dimana bayi diletakkan di dada ibu segera setelah dilahirkan dengan kontak kulit dan kulit antara ibu dan bayi selama 1-2 jam. Pada proses ini, bayi akan menemukan puting ibunya sendiri dan kemudian menyusu. Hal ini sangat penting untuk bayi segera mendapatkan kolostrum. Isapan bayilah yang menstimulus ibunya semakin banyak memproduksi ASI. Langkah berikutnya, upayakan agar ibu berada dalam kondisi tenang dan merasa yakin dapat memberikan kolostrum serta ASI pada sang bayi. Ketenangan dan keyakinan ibu sangat dibutuhkan dalam proses menyusui bayi. Hal ini berpengaruh pada kerja hormon oksitosin yang dipengaruhi oleh psikologis ibu. Perlu diketahui juga, beberapa ibu mengeluarkan kolostrum sebelum melahirkan, yakni pada trimester kedua atau ketiga kehamilannya. Kenapa begitu ? Karena ketika hamil, terdapat beberapa perubahan pada anatomi payudara calon ibu. Pada masa ini, terdapat seri perubahan selular di mana sel-sel epitel kelenjar susu berubah dari nonsekresi menjadi sekresi. Pada laktogenesis, kelenjar susu menunjukkan kemampuannya untuk menghasilkan susu.

Kolostrum kemudian berubah menjadi ASI transisi. ASI ini merupakan peralihan dari kolostrum ke ASI matang, biasanya mulai hari ke-4 sampai hari ke-10. ASI ini banyak mengandung lemak dan gula (laktosa) dibanding kolostrum. ASI transisi kemudian berubah menjadi ASI matang sampai seterusnya. ASI matang terbagi menjadi dua, yaitu ASI awal (foremilk) dan ASI akhir (hindmilk). ASI awal adalah ASI yang pada menit-menit awal keluar, sedangkan ASI akhir adalah ASI yang keluar belakangan. ASI awal biasanya lebih encer karena mengandung lebih banyak air. Sedangkan ASI akhir lebih kental karena mengandung lebih banyak lemak. ASI matang mengandung semua komposisi nutrisi yang dibutuhkan bayi. Energi yang diberikan ASI matang sebesar 75 kkal/dl. Adapun kandungan lemak di dalam ASI tergantung pada beberapa hal di masa kehamilan (maternal), yaitu metabolisme, berat badan ibu, diet, dan frekuensi makan ibu. Jadi, amat penting memperhatikan asupan makan ibu selama kehamilan supaya gizinya tercukupi dan dapat menyusui bayi dengan optimal.

ASI mempunyai manfaat baik bagi bayi maupun bagi ibu. Dengan menyusui bayi secara eksklusif dapat menurunkan 63% risiko terjadinya infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), 77% risiko radang telinga, 42% risiko alergi, 64% risiko infeksi  saluran pencernaan, 24% risiko kegemukan (obesitas), 30% risiko terkena penyakit gula (diabetes), dan 20% risiko terkena kanker (leukimia). Bagi ibu, menyusui dapat mengurangi risiko pendarahan pasca melahirkan dan anemia, mengurangi risiko kanker payudara, mengurangi risiko kanker indung telur dan kanker rahim, mengurangi risiko osteoporosis, serta risiko berat badan berlebih/overweight.

Ibu menyusui juga sangat membutuhkan dukungan dari keluarga, terutama suami. Suami diharapkan juga memiliki pengetahuan mengenai menyusui. Sebuah penelitian pada 115 ibu yang memiliki pengetahuan tentang ASI menyebutkan, bahwa keberhasilan menyusui pada 98,1% kelompok yang suaminya mengetahui tentang ASI. Jadi tidak cukup hanya ibu saja yang mempunyai pengetahuan tentang ASI untuk suatu keberhasilan menyusui, dibutuhkan juga dukungan suami yang mengetahui tentang ASI. 


Kurir ASI Jakarta by amura courier : solusi cerdas untuk wanita karir dan ibu menyusui. Tlp & sms : 085695138867


fixedbanner