Kamis, 22 September 2016

BAYI TUMBUH SEHAT BERKAT DUKUNGAN KELUARGA.


Air susu ibu atau ASI merupakan susu yang diproduksi oleh seorang ibu seusai melahirkan yang khusus dikonsumsi oleh bayinya. Cairan tersebut merupakan sumber gizi utama bagi bayi yang belum dapat mencerna makanan padat. Bahkan, kandungan di dalamnya dapat meningkatkan sistem imun bayi agar terhindar dari berbagai macam penyakit. Proses menyusui ASI dari ibu kepada bayi merupakan hal yang tak ternilai harganya. Selain dapat membantu menjaga kesehatan bayi dan mencukupi kebutuhan gizinya, menyusui dengan ASI terbukti mampu meningkatkan hubungan batin antara ibu dan anak.

Untuk itu setiap ibu harus berusaha memberikan ASI eksklusif secara langsung untuk anaknya. Kontak fisik ibu dan bayi saat menyusui terbukti dapat membawa perubahan pada metilasi DNA, modifikasi histon, dan mRNA pada gen mamalia yang kelak akan diturunkan ke genarasi berikutnya. Dengan kata lain, saat menyusui terjadi skin to skin dengan bayi. Nantinya mereka akan mewarisi gen dari orang tuanya. Meliputi kecerdasan, pola penyakit, bahkan sifat orang tua mereka.

ASI yang diberikan sendiri berfungsi sebagai nutrisi penting bagi tumbuh kembang bayi. Karena, ASI mengandung mikrobiom (sel-sel hidup) yang bersifat proteksi atau melindungi tubuh dari berbagai risiko gangguan kesehatan. Proses skin to skin juga memiliki manfaat hebat lain yang tentunya berdampak positif baik bagi ibu dan bayi, antara lain bayi merasa diberikan kasih sayang penuh oleh ibunya, meningkatkan rasa percaya diri antar keduanya, membina ikatan batin, serta berfungsi untuk mengendalikan emosi. Itulah sebabnya proses menyusui merupakan anugerah yang tidak ternilai harganya.

Ibu yang memberikan ASI kepada bayinya juga tanpa disadari telah menyelamatkan masa depan anak bangsa dari kebodohan, kesakitan, kemiskinan, dan perilaku menyimpang yang merugikan. Sehingga, para ibu dihimbau sebisa mungkin harus memberikan ASI untuk buah hatinya agar beragam manfaat dapat juga dirasakan. Menyusui yang baik disarankan berdurasi sekitar 30 menit atau sekiranya saat bayi terlihat sudah kenyang. Berikan ASI minimal enam bulan agar bayi memiliki ketahanan tubuh yang kuat serta memiliki tingkat kecerdasan yang baik. Bagi ibu yang sedang menyusui disarankan juga harus mengkonsumsi makanan bergizi seimbang agar ASI yang dihasilkan deras dan berkualitas baik.

Agar proses menyusui dan ASI yang dihasilkan cukup, dukungan dari anggota keluarga juga tak kalah penting dilakukan. Sebab, tak dimungkiri bahwa menyusui bukanlah proses yang mudah bagi para ibu, terutama bagi yang jumlah ASI-nya kurang banyak. Sebab, masalah terkait proses menyusui yang paling banyak ditemui di Indonesia adalah akibat kekhawatiran para ibu akan jumlah ASI-nya yang tidak cukup dan puting yang sakit. Banyak ibu yang terlanjur khawatir dan tanpa sadar sudah memberikan mindset negatif di dalam dirinya. Padahal, berpikir positif selama masa menyusui sangatlah penting dalam menentukan jumlah ASI dan kualitas yang dihasilkan. Hal ini juga seharusnya dapat diantisipasi dengan konseling untuk mencari informasi yang relevan dari dokter atau praktisi ASI.

Dukungan keluarga, bisa diawali dari suami untuk memberikan dukungan positif serta selalu menghadirkan perasaan senang dan tenang agar ibu tidak stres. Karena, kunci utama sukses menyusui adalah meyakinkan ibu untuk bisa memberikan ASI yang cukup bagi bayinya serta selalu menjaga emosi ibu demi kualitas ASI yang terjaga. Dengan dukungan penuh dari suami ataupun anggota keluarga lain, dapat menstimulasi ibu untuk optimistis dalam memberikan ASI untuk buah hatinya. Sehingga, kekhawatiran dan pikiran negatif mereka perlahan dapat ditekan.



Kurir ASI Jakarta by amura courier : solusi cerdas untuk ibu dan buah hati. Tlp & sms : 085695138867.


Senin, 05 September 2016

ASI UNTUK ANAK INDONESIA YANG GEMILANG



ASI bagi bayi merupakan makanan utama (pokok). Seorang bayi tidak membutuhkan susu formula dan makanan pendamping hingga ia berumur enam bulan. Bahkan, menggenapkan pemberian ASI hingga dua tahun adalah kebutuhan bayi dan akan memberikan dampak sangat positif bagi perkembangannya. Namun, sering kali masih banyak pihak yang belum memahami pentingnya ASI bagi bayi. Ironisnya, mereka dengan sengaja mendorong anak untuk segera minum susu formula dengan berbagai alasan. Misalnya, saat ASI belum keluar dan atau produksi ASI rendah.

Pada dasarnya, seorang ibu telah mendapat anugerah dari Tuhan untuk memberikan yang terbaik untuk anaknya. Tapi, karena minimnya informasi dan ketidakteguhan diri untuk memberikan yang terbaik, seringkali orangtua terutama ibu dengan berat hati menyerahkan anaknya untuk minum susu formula. Salah satu yang perlu mendapat catatan penting dalam proses kelahiran adalah sejak awal seorang ibu perlu diyakinkan bahwa pemberian ASI eksklusif adalah wajib hukumnya. Selain sebagai wujud syukur atas anugerah Tuhan, pemberian ASI eksklusif berarti mendukung Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia No 22 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif.

Pasal 2 PP tersebut menyatakan, pengaturan pemberian ASI eksklusif bertujuan untuk menjamin pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan ASI eksklusif sejak dilahirkan sampai berusia enam bulan dengan memperhatikan pertumbuhan dan perkembangannya, memberikan perlindungan kepada ibu dalam memberikan ASI eksklusif kepada bayinya, dan meningkatkan peran dan dukungan keluarga, masyarakat, pemerintah daerah, dan pemerintah pusat terhadap pemberian ASI eksklusif.

Konsep tentang ASI eksklusif perlu menjadi prinsip pasangan suami istri. Dukungan suami di sini sangat penting. Suami berperan penting memberikan rasa nyaman dan dukungan kepada istri saat ia cemas. Kecemasan inilah yang menjadikan ASI sulit keluar dan jika keluar hanya sedikit. Suami pun selayaknya mengingatkan istri untuk memperbaiki kesehatan, pola makan dan makanannya, dan istirahat yang cukup. Dukungan ini dapat dilakukan sebelum masa kelahiran (usia kehamilan) dan pasca melahirkan. Pemberian asupan gizi yang seimbang pada ibu akan memudahkan ASI keluar dan mencukupi kebutuhan anak. Dengan demikian, keluarga mempunyai peran penting, dalam proses pemberian ASI eksklusif.

Selain keluarga, rumah sakit selayaknya juga berkomitmen dalam upaya pemberian ASI eksklusif kepada semua pasiennya. Saat melahirkan cesar sekalipun, rumah sakit memberikan kesempatan dan mendorong ibu untu inisiasi menyusui dini (IMD). Komitmen rumah sakit ini perlu didukung oleh tenaga medis yang profesional. Dokter, perawat, dan pegawai rumah sakit selayaknya menjadi juru bicara pentingnya ASI bagi anak. Paramedis juga selayaknya meninggalkan dan menanggalkan bisikan serta rayuan bisnis susu formula yang menggiurkan. Pasalnya, saat komitmen para stakeholder rumah sakit kuat, maka marketing susu formula juga akan mundur teratur. Namun, jika ada yang bermain dalam ‘bisnis’ ini maka kita sedang mendorong anak Indonesia jauh dari kasih sayang orangtua.

Rumah sakit dan tenaga kesehatan selayaknya tahu bahwa hingga 3x24 jam bayi masih membawa ASI dari kandungan. Jadi, bayi tidak membutuhkan susu formula. Tenaga kesehatan harus memberikan treatment kenyamanan dan edukasi bahwa ASI sangat penting bagi anak dan membangun kelekatan yang kuat antara ibu dan anak. Edukasi yang lain adalah terkait dilema tangisan pada bayi. Bayi belum bisa bicara, jadi tidak perlu khawatir jika bayi menangis. Menangis tidak selalu bermakna haus, tapi dapat berarti ketidaknyamanan.

Bagi ibu bekerja, memberikan ASI bukanlah halangan. ASI dapat terus diberikan dalam bentuk ASI perah. Sekali lagi, peran tenaga kesehatan sangat penting untuk mengedukasi dan mengajarkan proses pemberian ASI dalam bentuk ASI perah ini. Prinsipnya, semakin sering diperah akan semakin banyak ASI-nya. Produksi ASI adalah supply (stok), dan akan sama dengan dengan demand (kebutuhan). Bahkan, payudara yang sudah diperah dan kosong ketika disusukan langsung ke anak, produksi ASI tetap akan berlangsung. Kunci memberikan ASI adalah keyakinan kita bisa memberikannya, rileks, mengendalikan emosi, menjaga makanan dengan baik (air putih, buah, dan sayur) serta dukungan keluarga.

Saat keluarga sudah mendukung pemberian ASI eksklusif, maka seharusnya lingkungan keluarga juga pro-ASI. Tapi faktanya, masih banyak lingkungan kerja yang sekedar menyediakan tempat, tapi tidak memahami esensinya. Masih ada ibu yang memerah ASI di toilet. Masih banyak kantor yang sengaja tidak memberikan kesempatan untuk pegawai tetap bisa memberikan ASI kepada anaknya. Mereka memaksa pegawai masuk sesuai jam kantor dan tidak memberikan ruang khusus bagi ibu menyusui anaknya.

Ruang laktasi merupakan hak anak bangsa. Ruang laktasi menjadi cerminan bagaimana sebuah kantor atau instansi tidak sekadar berorientasi kerja (uang), tapi berkomitmen bagi tumbuh kembang generasi bangsa. Ruang laktasi yang nyaman dan bersih merupakan persembahan pimpinan perusahaan atau instansi menyiapkan anak Indonesia hebat. Saat kantor sudah berkomitmen pada tumbuh kembang anak, penyedia jasa layanan umum masyarakat, seperti transportasi, hotel, mal, dan lain-lain perlu mendukung dan mensukseskan ibu menyusui dan menyimpan ASI untuk anaknya. Dukungan inilah yang menjadikan bangsa ini bermartabat dan selalu bergandengan tangan untuk masa depan yang lebih baik.

Pada akhirnya, ASI adalah hak anak. Melalui ASI eksklusif, anak Indonesia dapat sehat, kuat, dan cerdas. Inilah generasi emas dan hebat yang kita akan lahirkan untuk Indonesia gemilang.


Catatan Rita Pranawati, Sekretaris Komisi Perlindungan Anak Indoensia (KPAI).


Kurir ASI Jakarta by amura courier : solusi cerdas untuk ibu dan buah hati. Tlp & sms :085695138867

fixedbanner