Keputihan adalah keluarnya cairan dari vagina. Cairan tersebut ada yang keluarnya normal, ada juga yang tidak normal. Bila yang normal, biasanya keluarnya hanya saat menjelang datang bulan atau setelah haid. Tapi pada saat haid selesai, maka keputihan pun akan berhenti keluar. Sedangkan keputihan yang tidak normal biasanya disertai gejala. Keluarnya pun bisa kapan saja bahkan terus-terusan. Selain itu, keluarnya pun disertai keluhan seperti bau, gatal, berwarna hijau, kuning, atau pun bergumpal seperti kapas atau tisu yang terkena air.
Namun,
keputihan yang dialami anak dan bayi akan berbeda penyebabnya. Biasanya
keputihan pada anak dan bayi disebabkan karena kondisi vagina yang lembap atau
alergi. Lalu, kekebalan tubuh pada anak kecil dan bayi belum sempurna. Bayi
gampang sekali terkena jamur candida. Infeksi candida bisa menyebabkan berbagai
masalah kesehatan mulai dari keputihan, hingga rasa gatal dan terbakar pada
vagina yang biasa disebut dengan vaginitis.
Belum lagi
banyak sekali aktivitas yang dilakukan anak-anak, namun mereka belum
konsentrasi pada bagian kewanitaan. Misalnya, karena aktivitas yang tinggi,
olahraga dan lari-lari di sekolah, kadang memakai celana sampai dua buah
sehingga keringat pun menumpuk. Setelah berkeringat banyak pun malas mengganti
celana dalam. Ditambah lagi kalau sudah mulai menggunakan panty liner. Nah, kondisi yang lembap itulah menjadi tempat yang
paling enak untuk jamur hidup dan berkembang.
Akibatnya,
anak-anak pun bisa mengalami keputihan. Bentuk keputihan pada anak kecil pun
bisa sama seperti yang terjadi pada orang dewasa, yaitu bentuknya bergumpal.
Pada bayi sebetulnya masih jarang ditemukan, karena orangtua masih sering
menggantikan celana atau popoknya. Namun, jika popok bayi lembap dan jarang
diganti, jamur juga dapat tumbuh subur di sana.
Jika anak-anak
anda mengalami keputihan, jangan sampai didiamkan terlalu lama. Infeksi lama
yang sama sekali tidak diobati bisa berpengaruh negatif. Efek sampingnya akan
berbahaya. Infeksi yang terjadi hanya di liang vagina akan naik ke atas dan
mengenai organ reproduksinya. Nantinya akan bisa merusak struktur anatominya,
seperti akan sulit memiliki anak karena dapat terjadi perlekatan, dan
mempengaruhi rongga panggulnya. Namun, anda juga jangan langsung panik. Lihat
dulu bentuknya seperti apa ? Apakah cairan biasa, bening, atau berwarna ?
Biasanya yang akan membuat orangtua kaget adalah karena keputihannya bukan
dalam bentuk cair lagi, tapi sudah mulai menggumpal.
Selain itu,
hati-hati juga dalam memakai obat yang beredar umum, jangan asal memakai obat sembarangan
atau mengikuti saran orang lain. Kebanyakan anak lebih sering terkena jamur
tapi tidak menutup kemungkinan bisa terkena bakteri dan parasit. Biasanya yang
sering terjadi adalah orangtua memberikan bedak di bagian vagina setelah mandi
atau buang air kecil. Padahal, tidak diketahui sejauh mana kebersihan bedak
yang dipakai. Ibaratnya, sama saja memasukkan kotoran ke dalam vagina.
Pencegahan
bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan dan kelembapan. Karena kondisi yang
lembap adalah media paling disukai jamur. Kalau habis buang air kecil kondisi
vagina harus langsung kering. Jangan sampai bayi memakai popok seharian tanpa
diganti. Pengobatan bisa dilakukan dengan menggunakan obat yang sesuai
penyebabnya. Jangan sampai salah memberi obat. Misalnya, dikasih obat anti jamur
ternyata penyebabnya alergi. Akibatnya, jamur makin berkembang. Oleh karena
itu, harus ada analisis dulu dari dokter apa penyebab keputihannya.
Selain obat
anti jamur atau bakteri, tak masalah juga memakai sabun untuk membersihkan
vagina. Untuk remaja dan dewasa, sabun yang digunakan untuk area kewanitaan
yang pH-nya sesuai dengan pH vagina, bukan sabun muka, sabun mandi, atau sabun
bayi. Untuk keputihan pada bayi sebaiknya dibasuh dengan air bersih. Pengobatan
dan pencegahan dilakukan dengan melakukan pengobatan di bagian luar saja. Tidak
sampai masuk ke bagian dalam vagina. Bisa jadi dibutuhkan obat minum dari
dokter untuk mendapatkan efek yang lebih menyeluruh.
Yang juga
sering terjadi adalah pengobatan dengan cara tradisional, misalnya menggunakan
rebusan daun sirih. Memang daun sirih dipercaya memiliki cairan antiseptik dan
antibakteri. Namun, air rebusan daun sirih yang digunakan harus benar-benar
bersih dan tidak digunakan setiap hari. Pasalnya, penggunaan cairan antiseptik dan
antibakter setiap hari, justru akan membunuh bakteri normal vagina yang
seharusnya dapat melawan bakteri atau kuman jahat yang masuk.
Sangat
disarankan para ibu untuk memberikan edukasi pada anak betapa pentingnya
menjaga kebersihan organ wanita sejak usia dini. Jangan sampai sudah terjadi
keputihan berlangsung lama dan tidak diobati. Akibatnya, sudah sampai ke
infeksi lebih lanjut. Edukasi kebersihan sangat penting. Tak perlu memakai
wangi-wangian atau bedak di bagian vagina. Lebih baik dibasuh pakai air biasa.
Kalau pun memakai sabun kewanitaan, pakailah yang pH-nya sesuai. Tapi jangan
pula dipakai setiap hari, cukup seminggu dua kali saja. Apabila ada gejala
keluar cairan yang tidak normal, langsung ke dokter, jangan mencoba mengobati
sendiri.
Kurir ASI Jakarta by amura courier : solusi cerdas untuk ibu dan buah hati. Tlp & sms :085695138867
Kurir ASI Jakarta by amura courier : solusi cerdas untuk ibu dan buah hati. Tlp & sms :085695138867