Ada beberapa bentuk muntah pada bayi yang harus diwaspadai para ibu, yakni:
1. Muntah sehabis diberi makan atau disusui bila muntahnya berwarna hijau tua.
Hal ini menunjukkan ada kelainan pada saluran pencernaan si bayi, yakni ada sumbatan di bawah usus halus. Warna hijau tua pada muntah merupakan cairan dari empedu yang keluar. Kadang kalau ada sumbatan, meskipun si bayi tidak makan, ia bisa muntah karena cairan empedu keluar dan enzim-enzim lain tak bisa lewat.
Ada dua macam sumbatan, yang penuh dan parsial (sebagian). Sumbatannya bisa di mana saja. Bisa di antara oserfagus dan lambung atau antara lambung dan usus. Karena ada sumbatan yang parsial, kadang kelainan ini tak bisa diketahui secara pasti penyebabnya sebelum dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Misalnya dengan rontgen atau USG dicari penyebabnya lalu dihilangkan. Bila perlu dilakukan operasi jika sumbatannya akibat tumor atau kelainan bawaan. Tapi kasus seperti ini jarang terjadi.
2. Bentuk muntahannya menyemprot seperti air mancur.
Makan atau tidak makan, si bayi mengelurkan muntah yang menyemprot seperti air mancur. Ini harus segera diperiksakan ke dokter. Karena muntah yang demikian menunjukkan ada kelainan pada susunan saraf pusat di otak si bayi. Biasanya terjadi jika si bayi habis terjatuh.
3. Muntah karena keracunan.
Anda mungkin bingung. Bayi, kok, bisa keracunan makanan? Memang seharusnya tidak boleh terjadi keracunan makanan pada bayi mengingat bayi hanya makan makanan rumah. Tapi hal itu bisa saja terjadi. Misalnya, pengasuh tak mencuci tangannya dengan bersih sebelum membuatkan makanan bayi. Atau botol susunya tidak disterilkan. Hal ini selain menyebabkan keracunan, juga bisa membuat infeksi pada saluran pencernaan.
Gejala awal keracunan adalah muntah-muntah yang lalu diikuti diare. Tapi kalau infeksi pada saluran pencernaan, diare lebih dulu yang terjadi. Baru setelah itu ada gangguan keseimbangan elektrolit yang menyebabkan muntah. Bentuk muntahnya sama, berupa cairan. Bayi harus diberi banyak cairan setiap kali habis muntah dan diare. Cairan apa saja. Entah itu air tajin, larutan gula garam, teh manis pakai gula, maupun jus buah (asal jangan yang asam).
Dibanding diare, muntah lebih berbahaya. Karena muntah berarti tak ada cairan yang masuk, yang bisa menyebabkan kekurangan cairan atau dehidrasi. Tapi kalau diare dan si bayi masih mau minum, tak masalah sebetulnya, selama yang diminum dan dikeluarkan proporsinya sama.
Bayi yang mengalami dehidrasi dapat dilihat dari mulutnya yang mengering, mata cekung, hampir tak ada air mata, bila ditekan kulitnya tak kembali ke bentuk semula (tidak elastis sebagaimana kulit normal), atau lebih gampang terlihat dari berat badannya. Kalau turun berarti ada tanda-tanda dehidrasi. Jika berat badan si bayi turun lebih besar atau sama dengan 5-10 persen dari berat badannya, maka si bayi harus diinfus.
4. Muntah darah.
Ada kemungkinan bayi muntah disertai darah. Jika hanya berupa bercak, berarti ada streching (luka di tenggorokan) akibat muntah. Jika muntahnya berwarna merah danbyor-byoran, bisa dicurigai ada pembuluh darah yang pecah. Jika darahnya berwarna hitam, berarti ada darah di lambung. Kadang si bayi mimisan dan darahnya tertelan sampai ke lambung. Hal ini menimbulkan rasa tak enak, sehingga si bayi refleks untuk muntah.
Pemeriksaan ke dokter dilakukan tergantung pada jenis dan banyaknya darah. Pendarahan yang banyak sangat berbahaya karena menurunkan kadar hemoglobin sehingga bayi kekurangan cairan dalam pembuluh darah.
_______________________________________________________________
Kurir ASI Jakarta by amura courier : solusi cerdas untuk wanita karir dan ibu menyusui. Tlp & sms : 085695138867
Tidak ada komentar:
Posting Komentar