Sebagian
dari kita pasti pernah mendengar, ibu yang tengah mengandung tidak
diperbolehkan melakukan olahraga berat, apalagi olahraga lari. Alasannya,
olahraga berat bisa membuat aliran darah tidak berjalan sempurna pada uterus
sehingga bayi bisa berisiko kekurangan oksigen. Benarkah demikian?
Sampai saat ini, belum ada penelitian yang mengungkapkan olahraga akan membuat janin dalam kandungan kekuarangan oksigen. Yang terjadi justru sebaliknya, olahraga membuat ibu dan bayi dalam kandungan bisa menjadi lebih sehat.
Bahkan sebuah studi membuktikan, ibu hamil yang rajin berolahraga, termasuk olahraga lari, melahirkan anak yang lebih pintar. Ini terlihat setelah anak dilahirkan dan pada berusia 5 tahun melakukan tes intelegensia dan kemampuan berbahasa, memiliki skor yang memuaskan dibanding anak-anak yang ibunya jarang berolahraga ketika hamil.
Ibu hamil yang rajin berolahraga, khususnya olahraga lari, bisa menyelamatkan dirinya dari risiko kenaikan berat badan berlebih selama kehamilan. Tak hanya itu, para ibu yang melakukan olahraga demikian, juga akan menjalani proses bersalin yang lebih mudah dan tidak mengalami depresi paska melahirkan.
Tapi memang ada beberapa hal yang harus diperhatikan para ibu ketika ingin berlari di masa kehamilan, yaitu :
1. Mulailah rutin berlari (olah raga) sebelum hamil. Biasanya, para ibu baru mulai merasa harus hidup sehat ketika memasuki masa kehamilan. Di satu sisi ini baik, tapi di sisi lain ini menunjukkan kita sedikit keterlambatan. Karena sebenarnya, saat masa kehamilan, perubahan tubuh dan fluktuasi hormon justru akan membuat kita malas berolahraga.
Jadi ketika kita mulai rutin berolahraga jauh sebelum hamil, maka tubuh akan cepat beradaptasi dengan segala perubahan yang terjadi. Ini artinya, saat masa kehamilan, kita tak akan kesulitan untuk ‘merayu’ tubuh melakukan olahraga.
2.
Tidak
perlu mengurangi level olahraga. Kebanyakan dari ibu hamil,
akan mengurangi intensitas olahraganya di trimester pertama dan ketiga. Karena di
trimester pertama, mereka takut terjadi sesuatu pada janin saat melakukan olahraga.
Sedangkan di trimester ketiga, biasanya mereka sudah mengalami kesulitan
mobilitas karena kandungan semakin besar. Padahal, sebenarnya olahraga tetap
bisa dilakukan pada usia kehamilan berapa pun.
3. Pastikan Anda selalu terhidrasi. Pada prinsipnya, olahraga lari akan membuat semua orang lebih cepat haus, keringatan, dan lembap. Jadi, jika ada yang mengatakan olahraga lari justru akan membuat ibu hamil mengalami serangan dehidrasi, sebenarnya tidak benar.
Selama kita memberikan tubuh cairan yang cukup selama berlari, maka segala reaksi dehidrasi tidak akan pernah terjadi. Dan jika tubuh merasa pusing dan kepanasan, itu artinya tubuh mengalami dehidrasi. Berhentilah berlari dan minumlah air putih sebanyak yang dibutuhkan tubuh agar kembali bugar.
4. Pilih area lari dengan bidang yang datar. Salah satu hal penting yang harus diperhatikan ibu hamil ketika berlari adalah menjaga tubuhnya tetap seimbang. Maka di sarankan agar ibu hamil memilih area lari dengan bidang yang datar. Dengan begitu, keseimbangan tubuh tetap terjaga dan kita tidak mudah kelelahan.
5. Gunakan sepatu lari yang nyaman. Saat kita hamil, elastisitas otot akan berkurang. Ini karena hormon relaxin yang dikeluarkan tubuh. Jadi sepatu lari yang nyaman akan menyelamatkan kita dari cedera otot.
Kurir ASI Jakarta
by amura courier :
solusi cerdas untuk wanita karir dan ibu menyusui. Tlp & sms : 085695138867
Tidak ada komentar:
Posting Komentar