Sesuai saran World Health Organization, ASI eksklusif untuk bayi sebaiknya dilakukan tanpa putus, khususnya hingga berusia enam bulan. Bayi sangat memerlukan kolostrum dan protein yang lebih tinggi, yang itu bisa didapat dari ASI. Manajemen yang rapih dan disiplin bisa membantu, khususnya bagi ibu pekerja. Dimulai dari proses memerah hingga menyiapkan agar stok ASI siap dikonsumsi bayi.
PEMERAHAN
1. Pada masa
awal menyusui, cari benjolan-benjolan kecil di payudara yang menandakan
penyumbatan kelenjar. Lalu, pijat atau tekan pelan-pelan untuk menghilangkan
benjolan supaya ASI bisa keluar.
2.
Setiap
payudara terasa kering, oleskan minyak zaitun atau baby oil dan pijat pelan. Atau, keluarkan sedikit ASI dan usapkan
ke permukaan payudara. Cara lain, kompres dengan air panas dan air dingin.
3.
ASI
bisa diperah menggunakan tangan, pompa manual, atau pompa elektrik. Pilihan ini
tak mempengaruhi produksi ASI, tapi memiliki tingkat kepraktisan yang berbeda.
Saat memilih manual, ibu tak harus mengeluarkan biaya namun cenderung
melelahkan dan perlu mempelajari tehnik memerah dengan tangan. Sementara itu
pompa elektrik memang terbilang mahal namun praktis.
4.
Hormon
oksitosin diperlukan saat memerah ASI. Salah satu cara memancing hormon yang
banyak dilakukan ibu menyusui adalah memerah sambil memegang foto bayi atau
membayangkan bayinya. Selain itu, setelah memerah selama lima belas menit, produksi
ASI akan berkurang. Rangsang saja dengan menekan-nekan puting agar hormon
oksitosin bertambah.
5. Pemerahan
idealnya dilakukan setiap 2-3 jam sekali. Produksi ASI bisa menurun jika tak diperah.
Tak masalah jika sekali memerah menghasilkan jumlah ASI yang sedikit, asal sering
dilakukan.
PENYIMPANAN
1. Anda bisa
memilih botol berpenutup karet atau plastik ASI. Botol lebih kokoh dan dapat
digunakan berulang kali, tapi plastik hanya sekali pakai. Namun, plastik lebih
ringkas karena dapat memuat banyak saat dibawa di cooler. Sementara tempat penyimpanan berupa botol lebih boros
tempat.
2.
Tempat
penyimpanan ASI yang terbaik adalah freezer
kulkas dua pintu. Pasalnya, area freezer
yang terpisah membuatnya jarang dibuka dan tutup, sehingga terhindar perubahan
suhu yang dapat mempengaruhi kandungan ASI. Jika ASI disimpan di kulkas bagian
bawah, taruh di bagian dalam yang temperaturnya lebih stabil.
3.
Di
freezer kulkas dua pintu, ASI tahan
hingga enam bulan. Sementara jika disimpan di freezer satu pintu, ketahanan ASI hanya mencapai sebulan. Bila ASI
disimpan di kulkas area bawah, ASI hanya tahan hingga satu minggu. Contoh lain,
saat anda memerah di luar rumah dan tak bisa langsung dimasukkan ke kulkas,
ketahanan ASI hanya sekitar 7 jam sebelum dimasukkan ke kulkas.
4.
Tulis
tanggal dan jam pemerahan di botol atau plastik ASI agar usia susu yang
disimpan tak dilupakan.
5. Pendingin
atau kulkas sebaiknya tak dicampur sayur atau benda lain agar jarang dibuka dan
ditutup.
PENCAIRAN
1. Kenali
kebiasaan konsumsi ASI pada bayi agar ASI dapat dikeluarkan sesuai kebutuhan. Umumnya
jumlah kecukupan ASI adalah sebanyak 30 cc bagi bayi baru lahir.
2.
Saat
ASI akan dikonsumsi bayi, pilih botol atau plastik yang paling lama atau lebih
dulu ditaruh di kulkas. Inilah pentingnya memberikan label waktu pemerahan.
Atau, simpan ASI secara mengantre sehingga anda bisa dengan mudah
mengaplikasikan sistem “first in, first
out”.
3.
Usahakan
ASI tak mengalami perubahan suhu yang terlalu drastis. Jika ASI ditaruh di freezer, maka simpan terlebih dahulu di
kulkas bagian bawah hingga mencair. Jika ASI beku langsung dipanaskan, antibodi
dan gizinya bisa rusak.
4. Setelah
itu, taruh di luar kulkas selama kurang lebih tiga puluh menit atau hingga
suhunya tak terlalu dingin.
PEMANASAN
1. Panaskan
ASI, setelah ASI bersuhu netral. Anda dapat menggunakan alat khusus pemanas ASI
atau taruh di mangkuk berisi air hangat. Hindari memanaskan langsung di air
mendidih atau microwave karena bisa
merusak kandungan gizinya.
2.
ASI
yang diberikan pada bayi sebaiknya bersuhu sekitar 30 derajat Celcius atau
terasa nyaman saat diteteskan di punggung tangan.
3.
Sebelum
diberikan pada bayi, kocok ASI dengan lembut. Jangan mengocok terlalu kencang
seperti saat sedang mengocok botol susu formula, karena enzim-enzim pada ASI
lebih mudah dicerna sehingga larutannya pun lebih mudah homogen.
4. Setelah
dipakai, cuci botol dengan sabun biasa, lalu sterilkan dengan merendamnya di
air mendidih atau gunakan alat pensteril.
Kurir
ASI Jakarta by amura courier : solusi cerdas untuk
wanita karir dan ibu menyusui. Tlp & sms : 085695138867
Tidak ada komentar:
Posting Komentar