Ya, faktanya kehamilan memang bisa membahayakan, bahkan dapat mengancam jiwa si Ibu, jika tak disiapkan secara matang. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan kehamilan, agar nyawa sang Ibu dan buah hati selamat :
1. Pentingnya Perencanaan.
1. Pentingnya Perencanaan.
Sejak awal pasangan suami-istri harus sudah memutuskan, mereka akan mempunyai anak berapa ? Perencanaan yang baik memungkinkan si Ibu untuk mengatur jarak ideal antara kehamilan yang satu dengan yang berikutnya. Hal ini pun bisa sekaligus meringankan tuga si Ibu dan memungkinkan tubuhnya pulih kembali usai melahirkan.
2. Kebutuhan Gizi selama kehamilan.
Konsumsi makanan ibu hamil harus terdiri dari buah-buahan, sayur mayur ( terutama yang berwarna hijau tua, orange, atau merah ), kacang-kacangan ( buncis, kacang kedelai, kacang panjang ), sereal ( terigu, jagung, havermut, gandum, terutama yang sudah diperkaya dengan zat-zat pening ), sumper pangan hewani ( ikan, ayam, sapi, keju dan susu, terutama susu krim ).
Asupan lemak, gula olahan dan garam sebaiknya sedikit dikurangi. Selain itu ibu hamil harus banyak minum air putih dan wajib menghindari makanan dan minuman yang mengandung perasa atau pewarna buatan.
3. Bebas Infeksi.
Konsumsi makanan ibu hamil harus terdiri dari buah-buahan, sayur mayur ( terutama yang berwarna hijau tua, orange, atau merah ), kacang-kacangan ( buncis, kacang kedelai, kacang panjang ), sereal ( terigu, jagung, havermut, gandum, terutama yang sudah diperkaya dengan zat-zat pening ), sumper pangan hewani ( ikan, ayam, sapi, keju dan susu, terutama susu krim ).
Asupan lemak, gula olahan dan garam sebaiknya sedikit dikurangi. Selain itu ibu hamil harus banyak minum air putih dan wajib menghindari makanan dan minuman yang mengandung perasa atau pewarna buatan.
3. Bebas Infeksi.
Infeksi pada kandung kemih, serviks ( mulut rahim ) ataupun infeksi pada sistem pencernaan, bisa memperburuk kondisi kehamilan serta meningkatkan risiko persalinan premature dan preeklampsia. Maka, lebih baik sebelum kehamilan, periksakan diri agar terbebas dari berbagai macam infeksi, hingga saat hamil tubuh benar-benar dalam keadaan sehat.
4. Pemeriksaan kehamilan.
4. Pemeriksaan kehamilan.
Kunjungan teratur ke dokter kandungan sepanjang kehamilan terbukti mampu mengurangi resiko kematian. Kalaupun tidak memungkinkan diri ke dokter kandungan, setidaknya periksakan kehamilan ke bidan.
Pemeriksaan rutin ke tenaga medis ini dapat memantau kondisi kehamilan si Ibu, apakah memerlukan penanganan atau tidak.
Di antaranya kehamilan kembar, tekanan darah tinggi, gangguan jantung atau ginjal, dan diabetes.
Di antaranya kehamilan kembar, tekanan darah tinggi, gangguan jantung atau ginjal, dan diabetes.
Ibu hamil juga wajib menyampaikan riwayat medisnya maupun keluhan yang dirasakannya kepada dokter yang menangani kehamilan. Banyak masalah yang sering dijumpai pada Ibu hamil, seperti pendarahan melalui vagina, wajah tiba-tiba bengkak, rasa sakit yang hebat dan terus menerus di kepala, tangan, atau daerah perut. Juga penglihatan yang tiba-tiba berkabut, muntah terus menerus, menggigil akibat demam, frekuensi gerak janin yang mendadak berubah, banyak keluar cairan lewat vagina, atau rasa perih saat buang air kecil.
5. Jauhi alhokol dan Obat-obatan terlarang
Konsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang, termasuk rokok, dapat meningkatkan resiko bayi mengalami keterbelakangan mental, cacat fisik atau gangguan perilaku lainnya. Selain itu calon ibu juga sebaiknya bisa menjaga diri untuk tidak menjadi perokok pasif.
6. Pemakaian Obat-obatan
5. Jauhi alhokol dan Obat-obatan terlarang
Konsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang, termasuk rokok, dapat meningkatkan resiko bayi mengalami keterbelakangan mental, cacat fisik atau gangguan perilaku lainnya. Selain itu calon ibu juga sebaiknya bisa menjaga diri untuk tidak menjadi perokok pasif.
6. Pemakaian Obat-obatan
Sebaiknya tidak meminum obat apapun bila memang tidak ada indikasi medis. Bahkan beberapa suplemen vitamin pun bisa membahayakan bila dikonsumsi sembarangan. Vitamin A yang berlebih contohnya, bisa memicu terjadinya kelainan pembentukan organ atau kecacatan.
7. Atur berat badan
Ibu hamil disarankan menghindari perubahan berat badan yang ekstrem. Idealnya, berat badan baru mengalami peningkatan di trimester kedua. Ini berarti si Ibu hamil makan dengan kuantitas yang tidak berlebih. Penambahan berat ini memang sesuai dengan meningkatnya kebutuhan organ-organ ubuh.
Penambahan berat badan yang ideal adalah 9-12 kg pada akhir kehamilan. Sedangkan ibu hamil yang berbadan kurus dianjurkan mengupayakan penambahan berat badan sebanyak 12-15 kg. Sebaliknya, ibu-ibu dengan berat badan berlebih sebelum kehamilan sebaiknya membatasi kenaikan berat badan hanya sekitar 7-9 kg saja.
8. Perhatikan Kebersihan
8. Perhatikan Kebersihan
Ibu hamil tentu tetap wajib mandi 2 kali sehari. Akan tetapi pengunaaan cairan pembersih vagina tidak direkomendasikan. Begitu juga kontak langsung dengan mereka yang menderita infeksi akibat virus, seperti cacar air. Untuk mencegah virus toksoplasma, hindari makanan mentah atau yang tidak dimasak sempurna. Hindari pula bersentuhan dengan bulu dan kotoran kucing.
Jangan abaikan pula aturan-aturan dasar seputar kebersihan, diantaranya mencuci tangan dan bahan-bahan makanan yang hendak dimasak.
9. Melakukan hubungan suami istri.
Hubungan intim pada dasarnya tak jadi masalah. Asalkan jangan dilakukan di minggu-minggu terakhir kehamilan karena bisa memicu terjadinya pendarahan, kontraksi, ataupun lahir sebelum waktunya.
10. Hindari zat-zat kimia berbahaya
10. Hindari zat-zat kimia berbahaya
Ibu hamil harus menghindari paparan langsung dan atau berlebih dari sinar X, zat-zat kimia berbahaya dan faktor-faktor yang berisiko dari lingkungan. Penggunaan aerosol dan zat-zat kimia dalam rumah tangga juga sebaiknya dibatasi.
11. Jaga kekuatan fisik tubuh.
11. Jaga kekuatan fisik tubuh.
Suhu yang teramat tinggi dan latihan berlebih juga harus dihindari. Begitu pula dengan berdiri yang terlalu lama ataupun melakukan pekerjaan yang menyita banyak tenaga. Saat berkendara, sabuk pengaman tetap wajib dikenakan tapi dengan ikatan yang cukup longgar agar tak menekan perut.
12. Memilih jenis persalinan
Ibu hamil jauh-jauh hari sebaiknya sudah memutuskan apakah akan melahiran di Rumah Sakit, klinik bersalin, atau bahkan di rumah. Begitu pula dengan caranya, apakah ingin secara normal atau caesar ? Si ibu hamil juga wajib tahu, kapan waktunya dia membuthkan pertolongan dokter kandungan atau bidan.
Ibu hamil pun harus memahami aspek-aspek yang terkait dengan persalinan, seperti posisi saat melahirkan, episiotomi (pengguntingan kulit dan otot antara vagina dan anus, tujuannya untuk melebarkan jalan lahir ), forsep (alat bantu persalinan, yang membantu si Ibu kala sudah tidak mampu mengejan), penahan rasa sakit, maupun monitoring melalui alat-alat khusus yang serba canggih
Ibu hamil pun harus memahami aspek-aspek yang terkait dengan persalinan, seperti posisi saat melahirkan, episiotomi (pengguntingan kulit dan otot antara vagina dan anus, tujuannya untuk melebarkan jalan lahir ), forsep (alat bantu persalinan, yang membantu si Ibu kala sudah tidak mampu mengejan), penahan rasa sakit, maupun monitoring melalui alat-alat khusus yang serba canggih
Kalau memilih melahirkan di rumah dan ternyata terjadi komplikasi, maka si Ibu perlu tahu ke rumah sakit mana dia harus mencari pertolongan, terutama bila terjadi pendarahan. Kondisi seperti ini yang harus benar-benar diperhitungkan. Begitu juga ketersediaan darah mengingat tidak sedikit kaum Ibu yang menemui ajal saat melahirkan karena mengalami pendarahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar