Kadang-kadang bayi yang
bertumbuh serba sehat dan bertambah berat badannya dengan pesat dengan mendapat
ASI eksklusif akan mulai melambat kenaikan berat badannya, atau bahkan tidak
bertambah sama sekali, setelah 2 sampai 4 bulan. Bayi ASI Eksklusif memang
cenderung lebih lambat kenaikan berat badannya setelah tiga atau empat bulan
dibandingkan bayi yang mendapatkan susu formula, dan hal ini normal. Kenaikan
berat badan yang lebih cepat pada bayi susu formula bukanlah standar yang sebaiknya digunakan. Menyusui adalah cara memberi makan
yang paling normal, alami, dan tepat secara fisiologis bagi bayi dan balita.
Menggunakan bayi susu formula sebagai model normal adalah tidak rasional dan
mendorong kita memberikan saran yang keliru pada para ibu mengenai pemberian
makan/minum dan pertumbuhan bayi.
Pada beberapa kasus, sakit yang dialami
bayi dapat juga menyebabkan kenaikan berat badannya tidak sepesat yang
diharapkan. Memberi tambahan susu formula tidak menyembuhkan dan justru dapat
membuat bayi kehilangan manfaat-manfaat dari menyusu secara eksklusif.
Anda dapat membedakan kapan bayi
mendapatkan atau tidak mendapatkan ASI saat menyusu. Jika bayi menghisap payudara
namun tidak mendapatkan ASI, ya tentu saja inilah sebabnya berat badannya tidak
naik dan biasanya produksi ASI ibu pun akan berkurang. Produksi ASI yang
menurun adalah penyebab umum bayi menjadi rewel dan menarik payudara dan/atau
berat badan bayi tidak lagi bertambah cukup baik.
Mengapa ASI bisa berkurang ?
- Anda
sedang mengkonsumsi pil KB, Mirena IUD, Depo Provera, atau mengkonsumsi
estrogen dan/atau progesteron dalam bentuk lain.
Perlu diingat bahwa menyusui itu sendiri mampu mencegah kehamilan,
khususnya jika ibu menyusui eksklusif.
- Anda
sedang hamil.
Kehamilan pasti akan mengurangi produksi ASI.
- Anda
sedang berupaya mengurangi menyusui atau sedang “melatih” bayi untuk tidur
sepanjang malam. Jika ini masalahnya, susui bayi
jika ia lapar atau memasukkan tangannya ke dalam mulut. Pertimbangkan
untuk tidur bersama bayi secara aman
sehingga bayi dapat tetap menyusu di malam hari tanpa Anda harus bangun
dari tempat tidur.
- Anda
memberi bayi minum dari dot cukup sering.
Lebih baik menghindari dot sama sekali, namun memakai dot sesekali saja
biasanya tidak akan mempengaruhi produksi ASI. Akan tetapi, penggunaan dot
rutin dan sering akan menyebabkan bayi sulit untuk melekat dengan baik
pada payudara sehingga makin tidak mendapatkan cukup ASI. Sering bayi akan
berhenti menyusu sebelum payudara “kosong” yang berakibat produksi ASI
menurun. Jika bayi harus diberi minum oleh orang lain, maka cangkir (bukan
gelas hisap/sippy cup yang hakikatnya sama dengan dot) lebih baik
daripada botol dot.
- Goncangan
emosional ada kalanya dapat mengurangi produksi ASI.
- Ibu
yang menderita sakit, terutama jika mengalami demam, dapat juga mengurangi
produksi ASI.
Mastitis dan tersumbatnya saluran ASI juga dapat mengurangi produksi ASI.
Untungnya hal ini jarang terjadi.
- Mungkinkah
Anda terlalu banyak bekerja? Memang mudah
terperangkap keinginan memuaskan orang-orang lain tentang apa yang
seharusnya Anda lakukan. Kurangi pekerjaan rumah tangga. Tidurlah ketika
bayi tidur. Jika Anda letih, berbaringlah saat menyusui bayi dan biarkan
diri Anda tertidur. Pastikan bahwa menyusui sambil tidur bersama bayi
dilakukan dengan aman.
- Beberapa
jenis obat
dapat mengurangi produksi ASI. Obat-obat antihistamin, khususnya
jenis lama seperti Benadryl; pseudoephedrine (Sudafed) juga dapat
mengurangi produksi ASI. Perhatikan bahwa kedua jenis obat tersebut (atau
yang mirip) ditemukan dalam obat-obat flu dan anti alergi.
- Anda
hanya menyusukan salah satu payudara saja setiap kali menyusui. Bukanlah
ide yang baik untuk menyusui bayi dengan satu payudara saja, untuk mengikuti aturan. Ya, memastikan
bayi telah “menuntaskan” satu payudara sebelum menawarkan sebelahnya,
dapat membantu mengatasi lambatnya kenaikan berat badan bayi dan kolik
pada bayi. Namun berbagai aturan menyusui dan menyusui itu sendiri tidak
selalu sejalan. Jika bayi tidak benar-benar mendapatkan ASI, tidak ada
gunanya membiarkan bayi tetap menghisap untuk waktu yang lama. Anda
sebaiknya “menuntaskan” satu payudara dan jika bayi tetap ingin menyusu,
tawarkan payudara yang lain.
Bagaimana Anda tahu bayi sudah “menuntaskan” satu payudara? Saat bayi
tidak lagi minum, bahkan ketika dilakukan teknik penekanan payudara. Hal
ini tidak berarti Anda harus segera melepaskan bayi dari payudara begitu
bayi tidak lagi menyusu sama sekali selama satu atau dua menit (bisa saja
Anda akan mendapatkan refleks pengeluaran ASI, jadi tunggulah sebentar
lagi). Namun jika jelas bayi tidak lagi menyusu, lepaskan bayi dari payudara
dan jika bayi terlihat ingin minum lagi, tawarkan payudara yang satunya.
Jika bayi melepaskan sendiri payudara ibunya, apakah ini berarti bayi
telah ”selesai” menyusu pada payudara tersebut? Belum tentu. Bayi
seringkali melepaskan diri dari payudara ibunya ketika aliran ASI
melambat, atau ketika bayi terkejut oleh aliran ASI yang tiba-tiba banyak
ketika ibu mendapatkan refleks pengeluaran ASI. Coba tawarkan lagi bayi
untuk menyusu pada payudara tersebut jika ia ingin menyusu lagi, namun
jika ia tampak tidak minum sekalipun dengan teknik kompresi, pindahlah ke
payudara yang sebelahnya.
- Kombinasi
dari beberapa hal tersebut diatas.
- Kadang-kadang
produksi ASI menurun tanpa alasan yang jelas. Mungkin
saja alasannya tidak sesulit itu untuk ditelaah kalau Anda sudah mencerna
informasi pada alinea di bawah ini dan tahu cara mengenali apakah bayi
mendapatkan ASI (atau tidak).
Alasan nomor 11 ini masih butuh
penjelasan lebih lanjut. Pada beberapa minggu pertama, bayi cenderung untuk
tertidur di payudara ibunya saat aliran ASI melambat. Melambatnya aliran ASI
ini terjadi lebih cepat jika bayi tidak melekat dengan baik. Bayi yang tidak
terlalu baik pelekatannya tetapi pasokan ASI ibunya melimpah, dapat tetap
bertambah berat badan dengan baik, namun ia akan sangat tergantung pada refleks
pengeluaran ASI untuk mendapatkan ASI. Bayi ini akan menghisap kemudian tidur
kemudian menghisap lagi, tanpa mendapatkan jumlah ASI yang banyak, begitu
aliran ASI yang cepat itu berkurang, namun tiap kali ibu mengalami refleks
pengeluaran ASI, ia akan minum lagi, bahkan dengan setengah tertidur.
Begitu usia bayi bertambah, sebagian
bayi melepaskan payudara ketika aliran ASI melambat, seringkali dalam hitungan
beberapa menit saja sejak mulai menyusu. (Sebenarnya ada bayi yang melakukan
hal ini sejak dini sekali, ada yang tidak pernah begitu, dan sebagian lain
kombinasi antara tidur dan melepaskan payudara tergantung seberapa lapar atau
bagaimana mood-nya.). Hal ini lebih mungkin terjadi jika bayi pernah
diberikan dot sebelumnya, tapi bisa juga terjadi sekalipun bayi tidak pernah
menggunakan dot. Jika ini terjadi, kebanyakan ibu mungkin akan memindahkan bayi
ke payudara sebelahnya namun kemudian hal yang sama terulang.
Bayi mungkin saja masih lapar tetapi
akan menolak untuk menyusu lagi dan memilih untuk mengisap tangannya. Dia tidak
akan memperoleh ASI yang dikeluarkan melalui refleks-refleks pengeluaran ASI
yang seharusnya bisa dia dapatkan jika menyusu lebih lama. Akhirnya, bayi minum
makin sedikit dan produksi ASI pun berkurang karena bayi makin sedikit minum
serta aliran ASI pun semakin cepat melambat saat menyusui, maka lingkaran setan
telah dimulai.
Kisahnya tidak selalu begini dan banyak
bayi tetap bertambah berat badan dengan baik meskipun mereka hanya menyusu
sebentar-sebentar saja. Bayi mungkin saja tetap melepaskan payudara dan
mengisap tangannya karena masih ingin mengisap (kegiatan yang menyenangkan bagi
bayi), namun jika pertambahan berat badan baik, tidak ada yang perlu
dikhawatirkan. Tetap saja, akan lebih menyenangkan jika bayi tidak cepat-cepat
melepaskan payudara ketika menyusu.
Cara untuk menghindari semua itu adalah
melalui pelekatan yang baik sejak awal. Banyak ibu yang diberitahu bahwa
pelekatannya sudah sempurna, padahal kenyataannya masih jauh dari sempurna.
Pelekatan masih dapat diperbaiki bahkan untuk bayi yang lebih tua umurnya, tapi
itu tidak selalu mudah, meskipun kadang tidak sulit juga.
Seringkali domperidone akan
meningkatkan produksi ASI secara signifikan dan kami sering meresepkannya.
Tetapi, jangan mengkonsumsinya jika Anda sedang hamil. Pertama, karena obat ini
tidak akan bekerja jika Anda sedang hamil dan meskipun tidak ada bukti bahwa
obat ini berbahaya dipakai oleh ibu hamil, tidak adanya penelitian yang
menunjukkan dampak bahaya bukan berarti obat ini aman dikonsumsi di kala hamil.
Bagaimana Mengetahui Bayi Benar-benar
Minum ASI dari Payudara?
Saat bayi mendapatkan ASI (bayi tidak
mendapatkan ASI hanya dengan memasukkan puting kedalam mulutnya dan
melakukan gerakan menghisap), akan terlihat jeda berhenti pada ujung dagunya
setelah bayi membuka lebar mulutnya dan sebelum ia menutup mulutnya, itulah
yang disebut satu isapan (jenis hisapan dengan mulut terbuka lebar – jeda
– mulut tertutup).
Jika Anda ingin coba mendemonstrasikannya
sendiri, letakkan jari telunjuk (atau jari lain) ke dalam mulut dan
menghisaplah seperti saat Anda menghisap sedotan. Saat menghisap, dagu Anda
turun dan tetap turun selama Anda masih menghisap. Saat berhenti menghisap,
dagu Anda kembali naik (posisi semula). Jeda yang bisa diamati di dagu bayi
saat ia menyusu adalah petunjuk bahwa mulutnya penuh ASI. Semakin lama
jedanya, semakin banyak ASI yang diminum.
Sekali Anda mengenali jeda itu, Anda
bisa mengesampingkan semua omong kosong yang disampaikan kepada para ibu yang
menyusui. Seperti: Susui bayi 20 menit pada masing-masing payudara.
Bayi yang melakukan hisapan seperti ini (dengan jeda) selama 20 menit
terus-menerus mungkin akan terlalu kenyang untuk menyusu lagi pada payudara
yang lain. Bayi yang sekedar mengempeng (tidak minum) selama 20 jam tetap akan
lapar setelah lepas dari payudara.
Kurir
ASI Jakarta by amura courier :
solusi cerdas untuk wanita karir dan ibu menyusui. Tlp & sms : 085695138867