Kamis, 14 Agustus 2014

7 HAL YANG PERLU DIKETAHUI UNTUK IBU BARU




Bagi seorang ibu baru, kehadiran bayi menjadi momen yang membahagiakan sekaligus membingungkan. Mengapa setiap dua jam dia harus diberikan ASI, mengapa dia buang air besar dan kecil lebih dari tiga kali, mengapa napasnya bunyi saat tidur? Itu merupakan beberapa pengalaman asing bagi seorang ibu baru.

Tidur

Bayi baru lahir biasanya tidur selama 16-20 jam yang dibagi menjadi empat sampai enam periode. Pola tidur bayi masih belum teratur, karena jam biologis yang belum matang. Tetapi perlahan-lahan akan bergeser sehingga lebih banyak waktu tidur di malam hari dibandingkan dengan siang hari. 

Pada usia dua bulan, bayi mulai lebih banyak tidur malam dibandingkan siang. Pada usia tiga sampai enam bulan, jumlah tidur siang akan semakin berkurang, kira-kira tiga kali dalam sehari, dan terus berkurang hingga dua kali sehari saat usia bayi enam sampai 12 bulan. 

Menjelang usia satu tahun biasanya bayi hanya perlu tidur siang satu kali dengan total jumlah waktu tidur berkisar antara 12-14 jam. 

Posisi tidur bayi ada tiga; posisi miring, telentang, dan tengkurap. Bayi baru lahir sampai usia tiga bulan, posisinya hanya telentang karena kemampuan motoriknya baru sampai di situ. Moms bisa membantu mengubah posisinya dengan dimiringkan ke kanan atau kiri maupun ditengkurapkan. 

Bayi boleh saja tidur tengkurap asalkan tetap diawasi karena alasan takut tersedak atau tercekik saluran napasnya. Sindrom kematian mendadak pada bayi (SIDS - Sudden Infant Death Syndrome) hingga napasnya berhenti bisa saja terjadi. Karena itu, sebaiknya posisi tengkurap dihindari saat malam hari karena saat itu pengawasan pada bayi kurang. 

Napas Bunyi Saat Tidur

Sering memerhatikan napas bayi yang berbunyi keras saat tidur? Tarikan napas si kecil begitu berat seperti orang yang menderita asma. Ini dia penyebabnya:

Bunyi napas yang muncul saat bayi tidur berasal dari tidak lancarnya aliran udara yang keluar dan masuk melalui saluran napas. Bunyi napas yang muncul dapat juga akibat terhalangnya cairan atau lendir yang berada dalam paru-paru bayi. Perlu diingat bahwa organ ini juga memroduksi lendir. 

Hambatan aliran udara ini dapat terjadi karena kepala bayi tertekuk atau memang karena struktur leher bayi yang belum sempurna sehingga ada bagian yang menyempit saat tidur. 

Produksi lendir yang berlebih mudah dialami bayi yang membawa bakat alergi. Begitu terpacu oleh alergen (pemicu timbulnya alergi), produksi lendirnya akan meningkat. Selain alergi, peningkatan lendir juga dapat terjadi jika bayi terkena virus, contohnya influenza. 

Sejauh tidak mengganggu proses menyusu, tidak disertai demam dan infeksi serta tidak mengganggu aktivitas sehari-hari bayi, maka hal ini tidak perlu dikhawatirkan.

Yang dapat moms lakukan adalah coba posisi tengkurap dengan kepala dimiringkan, namun posisi ini harus dalam pengawasan orangtua. Letakkan bantal kecil di bahu bayi, usahakan kepala jangan terlalu tengadah.

Gumoh

Gumoh adalah kondisi di mana bayi memuntahkan kembali susu yang sudah ditelannya. Bagi ibu baru, hal ini seringkali mengkhawatirkan. Karena itu, jangan memberi minum susu terlalu banyak, berikan sedikit namun sering dan biasakan membuatnya bersendawa setelah diberi susu. 

Penyebab gumoh bermacam-macam. Salah satunya klep penutup lambung belum sempurna. Sehingga jika si kecil langsung ditidurkan setelah disusui dan juga menggeliat, susu akan keluar dari mulut. Pada tahun-tahun pertama, mekanisme klep ini perlahan-lahan menguat seiring perkembangan bayi sehingga kemungkinan terjadinya gumoh berkurang. 

Gumoh berbahaya khususnya jika terjadi saat tidur karena gumoh dapat masuk ke saluran napas utamanya paru-paru sehingga dapat membuat sesak napas dan anak menjadi biru karena kekurangan oksigen. Oleh karena itu, bila anak gumoh langsung seka mulutnya dengan lap lembut.

BAB & BAK

Sedikit-sedikit pipis atau "pup". Wah, apa bayiku baik-baik saja? Ini dia rahasia di balik Buang Air Kecil (BAK) dan Buang Air Besar (BAB) si kecil:

Pada bayi yang menyusu ASI usia 0-6 bulan

* Frekuensi BAB normal:

Sehari satu sampai tujuh kali atau bahkan hanya satu sampai dua hari sekali. Dengan catatan: berat badan bayi terus bertambah sesuai grafik normal yang tertera pada Kartu Menuju Sehat atau KMS. Jika yang terjadi sebaliknya, si kecil harus menjalani pemeriksaan dokter.

* Frekuensi BAB tidak normal:

- Setelah dua hari tidak BAB

- BAB tiga hari satu kali atau lebih dari tujuh kali sehari. Kondisi ini perlu dikonsultasikan kepada dokter. Biasanya dokter akan melihat kondisi perut bayi, kembung atau tidak, keadaan feses, berat badan, dan tumbuh kembang bayi. 

Pada bayi yang tidak menyusu ASI usia nol sampai enam bulan 

# Frekuensi BAB normal:

- Berkisar tiga sampai empat kali sehari sampai hanya satu hingga dua hari sekali. Pada bayi yang diberi susu formula, frekuensi BAB-nya lebih jarang dari bayi yang menyusu ASI karena ASI sangat mudah dicerna oleh bayi, sementara susu formula lebih sulit dicerna dan diserap oleh sistem pencernaan bayi. 

* Frekuensi BAB tidak normal: 

- Bila feses bayi encer dan frekuensinya lebih dari 10 kali per hari disertai penurunan berat badan. 

Pada bayi usia 6 bulan ke atas 

# Frekuensi BAB normal:

- Biasanya tiga sampai empat kali sehari, atau dua hari sekali. Setelah anak menginjak empat tahun, frekuensi BAB-nya sudah seperti orangtua, yakni satu sampai dua kali sehari. 

* Frekuensi BAB tidak normal:

- Lebih dari empat kali sehari disertai gejala-gejala lain. Misalnya, bayi BAB sampai enam kali sehari. Ini bisa dijadikan alarm bagi Moms bahwa kondisi si kecil sedang tidak sehat. Coba perhatikan apakah bayi juga rewel atau gelisah.

# Frekuensi BAK: 

- Dalam sehari, normalnya si kecil BAK berkisar tiga sampai empat kali. Namun, sebetulnya frekuensi BAK tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Jika lebih dari itu tidak masalah, kecuali bila pipis-nya sangat sering (lebih dari 10 kali per hari) atau jarang sama sekali. Artinya, selama tidak ada tanda-tanda dehidrasi atau bayi menjadi lesu dan rewel, tak perlu terlalu mempermasalahkannya. Apalagi sampai khawatir bayi terkena Diabetes Mellitus (DM), karena DM pada anak apalagi bayi sangat jarang terjadi. 

- Namun waspadai bila frekuensi BAK bayi jarang atau menjadi jarang. Misalnya, satu hari hanya sekali padahal biasanya bisa empat kali. Atau sejak lahir si kecil memang jarang pipis padahal asupan cairannya mencukupi.

Menyusu

Pada bayi yang menyusu ASI, ASI diberikan secara on demand (semau bayi). Pada hari pertama bayi akan minum dalam jumlah sedikit tetapi dengan frekuensi yang sering, misalnya 10 kali dalam waktu 24 jam. 

Setelah beberapa hari, pada saat produksi ASI sudah cukup dan bayi sudah cukup kuat mengisap, maka bayi akan minum selama 15 menit atau lebih dan baru minta minum lagi tiga jam kemudian. 

Moms dapat menilai apakah bayinya mendapatkan cukup ASI atau tidak. Bayi usia nol sampai enam bulan dinilai mendapat kecukupan ASI bila mencapai keadaan sebagai berikut:

1. Bayi minum ASI tiap dua sampai tiga jam atau dalam 24 jam minimal mendapatkan ASI delapan kali pada dua sampai tiga minggu pertama. 
2. Kotoran berwarna kuning dengan frekuensi sering dan warna menjadi lebih muda pada hari kelima setelah lahir. 
3. Bayi akan buang air kecil (BAK) paling tidak enam sampai delapan kali sehari.
4. Moms dapat mendengarkan pada saat bayi menelan ASI.
5. Payudara terasa lebih lembek, yang menandakan ASI telah habis.
6. Warna bayi merah (tidak kuning) dan kulit terasa kenyal.
7. Pertumbuhan berat badan (BB) bayi dan tinggi badan (TB) bayi sesuai dengan grafik pertumbuhan.
8. Perkembangan motorik baik (bayi aktif dan motoriknya sesuai dengan rentang usianya). Jika kurang, ada kemungkinan cara pemberian ASI salah – mungkin dari perlekatan atau posisi menyusui. Jika hal ini terjadi Moms dapat berkonsultasi ke klinik laktasi.

Bagi bayi yang tidak menyusu ASI, jumlah susu formula yang diberikan sangat individual bergantung kondisi bayi. Ada yang jumlahnya sedikit tapi sering, namun ada yang jumlahnya banyak tetapi dalam waktu yang lama. 

Makan

Mulai usia enam bulan hingga satu tahun, si kecil diperkenalkan dengan MPASI (makanan pendamping ASI). Nah, seberapa banyak bayi akan makan dalam satu hari?

- Kebutuhan energi dari MPASI untuk bayi di negara sedang berkembang dengan masukan ASI yang cukup berkisar  200 kkal/hari untuk bayi usia enam sampai delapan bulan. 

- 300 kkal/hari untuk bayi umur 9-11 bulan. Dan 550 kkal/hari untuk anak umur 12-23 bulan. 

- Estimasi kebutuhan tersebut hanya berlaku untuk bayi yang mengonsumsi ASI rata-rata. Jika konsumsi ASI lebih banyak atau lebih sedikit, kebutuhan energi dari ASI dapat bertambah atau berkurang.

- Sedangkan untuk bayi yang tidak mendapat ASI, kebutuhan energinya 600 kkal/hari, 700 kkal/hari pada umur 9-11 bulan dan 900 kkal/hari pada anak umur 12-23 bulan. 

- Rata-rata bayi yang mendapat ASI diberi MPASI dua sampai tiga kali sehari saat bayi umur enam sampai delapan bulan. Tiga sampai empat kali per hari saat bayi umur 9-11 bulan dan 12-24 bulan dengan tambahan makanan selingan bergizi satu sampai dua kali dalam sehari.

Menangis

Bayi menangis karena ia merasa tidak nyaman, lapar, bosan, lelah, mengantuk, kolik dan sakit. Orangtua perlu belajar mencari tahu sebab bayi menangis. Yang terpenting, hentikan tangis bayi dengan lembut, perlahan dan tenang. 

Berikut ini kondisi di mana bayi acapkali menangis:

Lapar

Ciri tangisan: Keras, terjadi beberapa kali dalam sehari dan dapat diprediksi kapan kira-kira akan terjadi, yaitu berkisar waktu bayi biasa menyusu atau makan.

Cara atasi: Orangtua sebaiknya menenangkan bayi dengan memeluk dan menciumnya setelah tangisnya reda baru diberi susu atau makan.

Terlalu Ramai

Ciri tangisan: Bayi tampak lelah dan menangis cukup keras sambil menatap mata kita seperti mengajak kita pergi dari suasana itu. Mungkin ia termasuk bayi yang sangat peka terhadap keramaian sehingga tidak suka pada bunyi-bunyian yang tidak pernah kita pikirkan misalnya suara TV atau radio. Bisa juga dia lelah karena terlalu banyak orang yang mengajaknya bermain.

Cara atasi: Sebaiknya membawa bayi ke tempat yang lebih tenang dan matikan TV atau radio. Bila perlu nyalakan lampu yang lebih redup atau mengurangi jumlah mainan yang ada didekatnya.

Bosan

Ciri tangisan: lirih tapi kalau tidak ditanggapi bisa semakin keras.

Cara atasi: Orangtua sebaiknya mengalihkan rasa bosan bayi dengan memberikan mainan yang menarik dari bentuk dan warnanya, atau yang bisa mengeluarkan suara. Ajak bayi menyanyi dan menari dalam suasana santai dan menyenangkan, atau ajak bayi jalan-jalan ke tempat yang berbeda misalnya ke halaman rumah.

Kolik

Ciri tangisan: tiba-tiba menangis hebat, terus menerus, tidak dapat dihibur, tangisannya memelas utamanya pada sore atau menjelang malam hari. Lamanya bisa sampai tiga jam atau lebih. Penyebab dan mengapa terjadi pada waktu sore atau menjelang malam hari belum diketahui secara pasti. Namun kolik biasa dialami bayi usia dua minggu dan akan hilang sendiri saat bayi berumur tiga sampai empat bulan.

Cara atasi: Sebaiknya dekap dan pijat perut bayi dengan lembut. Bila bayi tetap menangis coba letakkan dia dengan nyaman di tempat tidur dan hibur kembali.

Tidak Nyaman

Ciri tangisan : merengek gelisah sambil menggerakkan tubuh seperti ingin menunjukkan bagian tubuhnya yang terasa tidak nyaman. Kondisi yang menyebabkan bayi tidak nyaman misalnya popoknya kotor karena BAK atau BAB, ruam kulit, udara yang terlalu panas atau terlalu dingin, atau perutnya kembung.

Orangtua sebaiknya mencari tahu penyebab dan segera mengatasinya:

* Popok yang kotor karena BAK atau BAB segera diganti dengan yang bersih

* Kalau ada ruam kulit, atasi dengan membersihkan kulit yang terkena ruam dengan air bersih, keringkan dengan handuk atau kain yang kering dan diberi salep atau krim untuk ruam kulit.

* Kalau kedinginan segera beri selimut atau baju hangat. Sebaliknya jika kepanasan dan bajunya basah karena keringat, lap tubuhnya dan ganti bajunya. 

* Bila perutnya kembung, coba menyendawakannya dan beri minyak telon atau minyak kayu putih di perutnya. Usapan tangan Ibu di punggung bayi dapat membuat bayi lebih tenang.
Sakit

Ciri tangisan: suara tangis bervariasi dari lirih sampai keras, yang intinya menarik perhatian. Penyebabnya mungkin karena jatuh, terjepit, terinfeksi kuman atau virus, digigit serangga atau sebab lain.

Cara atasi: sebaiknya periksa seluruh tubuh bayi termasuk mengukur suhu tubuhnya. Bila perlu segera ke dokter.


Kurir ASI Jakarta by amura courier : solusi cerdas untuk wanita karir dan ibu menyusui. Tlp & sms : 085695138867

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

fixedbanner