Minggu, 20 September 2015

PERAN SUAMI DALAM MENDUKUNG ASI EKSKLUSIF




Menjadi ayah dan ibu baru adalah suatu lakon peran yang sangat berat. Salah satunya adalah upaya agar dapat memberikan ASI Eksklusif kepada bayi. WHO dan UNICEF merekomendasikan ASI eksklusif kepada bayi nol sampai 6 bulan tanpa makanan dan minuman tambahan termasuk air putih sekalipun. Bahkan lebih lanjutnya, WHO merekomendasikan seiring dengan pengenalan makanan kepada bayi setelah 6 bulan  pemberian ASI tetap dilakukan sampai umur 2 tahun Bagi ibu, peran pemberian ASI  sudah umum. Lalu bagaimana sebenarnya dengan peran suami atau ayah ? Tahu kah anda bahwa umumnya para orangtua junior akan menghadapi tantangan yang berat dalam memberikan ASI eksklusif terutama para ibu. Sang Ibu akan menemukan titik paling sensitif pada saat dirinya dihadapkan untuk menjalani peran baru sebagai ibu untuk pertama kalinya. Lebih lagi jika lingkungan sekitarnya tidak mendukung, dapat dibayangkan bila sewaktu-waktu emosi si ibu bisa memuncak.

Sebelumnya ada hal-hal yang perlu diketahui dalam memberikan ASI pada bayi, baik untuk ibu maupun ayah baru, yakni :
  1. Ukuran lambung bayi pada saat lahir hanya sebesar butir kacang. Jadi pada saat bayi lahir, sebenarnya asupan ASI yang dibutuhkan sangat sedikit. Bahkan 1 bulan ukuran lambungnya hanya sebesar bola pimpong. Kesalahan banyak orang adalah pada saat bayi menangis langsung dijejel dengan susu formula sampai 40 ml karena ASI belum keluar.  Maka betapa teganya kita bila menjejalkan susu formula yang susah dicerna bayi yang baru lahir, yang bahkan sampai umur 1 tahun pun masih susah mencernanya.

  2. Cairan Kolostrum yang biasanya disebut ASI selamat datang, setetes saja mengandung jutaan antibodi yang akan menjadi pondasi kokoh antibodi si bayi. Cairan ini konon katanya ada hanya seminggu setelah bayi lahir. Jadi sangat kejam kita jika kita tidak memberikan cairan kolostrum itu kepada bayi kita. Kesalahan yang menjadi kebiasaan orang pada umumnya malah membuang ASI selamat datang tersebut karena berwarna kuning.

  3. Bayi nangis itu banyak penyebabnya, dari pipis, pup, haus/lapar, tidak nyaman, ngantuk dll. Jika sudah memperhatikan semua dan melakukan apa yang seharusnya dilakukan bayi tetap menangis biarkan saja bayi menangis, namanya juga bayi sudah pasti menangis. So, do not be panic.
Bermodalkan hal tersebut di atas, menjalankan peran sebagai ayah junior masih dihadapkan pada tantangan selanjutnya. Istri yang sensitif sangat membutuhkan suami yang mendukungnya untuk tetap berjuang memberikan ASI ekslusif kepada si bayi. Mungkin hal-hal yang dapat dilakukan oleh para suami adalah sebagai berikut:
  1. NIAT. Tekad dan kesadaran suami akan penting nya ASI eksklusif menjadi sangat vital untuk menghadapi tantangan yang muncul selama pemberian ASI eksklusif. Bahkan pada saat istri dan semua keluarga besar hampir menyerah, suami harus tetap kokoh.

  2. BELAJAR. Suami harus bertanya banyak tentang ASI Eksklusif kepada sumber yang telah sukses melakukannya, jangan malu,  atau searching internet tentang hal-hal yang seharusnya dilakukan atau baca buku. Hal ini akan sangat menolong istri yang mampu menjadikan suaminya sebagai sumber informasi yang terpercaya.

  3. LEBIH MENGERTI PERASAAN ISTRI. Pada saat kondisi istri labil, emosi dan butuh dukungan, biarkan diri kita sebagai pelampiasannya sampai dia lega. Dibutuhkan kesabaran suami dalam menghadapi hal ini, mengingat istri sudah jauh lebih banyak berkorban dari pada kita. Toh tujuannya untuk kepentingan bersama, bukan ?

  4. AMBIL KENDALI. Saat istri dinasihati macam-macam (kurang sesuai dengan program ASI Ekslusif yang sedang dijalankan) oleh para sesepuh, tamu, keluarga atau teman, yang mungkin menyinggung perasaan istri, saatnya anda mengambil kendali dengan memberikan penjelasan seperlunya tanpa menyinggung perasaan sesepuh, tamu, keluarga atau teman tersebut, karena mereka juga pasti berniat baik. Jadi suami harus pintar memerankan lakonnya sebagai pengendali situasi. Biasanya dengan mengajak keluar ruangan untuk membicarakan topik menarik akan sangat menolong untuk mengalihkan pembicaraan.

  5. BERIKAN APRESIASI. Setiap hari lakukanlah hal baru yang mampu membuat istri merasa dipuji karena mampu menjalankan perannya dengan baik, terlebih pada saat dia minder atau tertekan.

  6. PERAN AKTIF. Ajari pengasuh  dalam pemberian ASI kepada bayi saat si ibu tidak di rumah. Memilihkan keperluan ASI dan bayi. Mengatur posisi ASI di kulkas yang sudah sudah diperah oleh istri (freezer dan kulkas). Menanyakan menu makanan yang diinginkan istri, bahkan kalau bisa malah memasakan makanan tersebut.

  7. PILIH DOKTER. Memilih DSA adalah menjadi tanggung jawab suami sebagai kepala rumah tangga. Yakin terhadap pilihan dan berikan penjelasan dan alasan kepada istri.
  8. TAMPAK TENANG DAN MENGALAH. Pada saat istri bingung, suami sebaiknya tidak perlu bingung berjamaah. Perlihatkan raut muka yang tetap tenang dan berpikir sehat, maka akan sangat membantu dalam mengatasi atau mengurangi kebingungan tersebut.
Dengan menjalankan peran tersebut semoga istri merasa terbantu karena ada kerja sama yang baik antara suami dan istri.



Kurir ASI Jakarta by amura courier : solusi cerdas untuk wanita karir dan ibu menyusui. Tlp & sms : 085695138867


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

fixedbanner