Sejatinya, Air
Susu Ibu (ASI) mutlak menjadi hak setiap anak. Itu sebabnya produksi ASI yang
berlimpah patut disyukuri. Seperti dua pengalaman perempuan berikut ini.
FITRIYANA
Memiliki ASI
berlimpah tak hanya membuat seorang ibu bahagia, tapi juga galau. Seperti
kebingungan yang dialami Fitriyana, ketika memiliki putra pertama, Leno.
Semula, ia kerap bingung, ASI perah yang ia miliki dalam jumlah banyak mau
dikemanakan ? Mau dibuang pun sayang. Akhirnya, ibu yang sekali memerah bisa
mendapatkan ASI sebanyak 200 cc ini pun memberanikan diri menjadi pendonor ASI.
Atas sarang
seorang teman, Fitri menginfokan soal donor ASI melalui akun Twitter miliknya,
juga di komunitas Mama Perah Jakarta 3, tempat ia bergabung. Tanpa disangka,
informasi tersebut makin menyebar hingga Fitri memiliki 20 bayi laki-laki
sepersusuan dengan anaknya. Pemberian donor ASI memang disyaratkan untuk yang
berjenis kelamin sama, agar kelak tidak berjodoh. Awalnya, Fitri membantu
seorang ibu yang habis melahirkan tapi ASI-nya masih seret. Lalu ada juga bayi
yang ibunya meninggal ketika melahirkan. Dan, saking banyaknya ASI perah yang
ia miliki, akhirnya ia pun juga membantu para working mom yang ingin mengejar sampai bayinya lulus ASI eksklusif.
Fitri mengaku,
ia tidak menerapkan manajemen khusus untuk jumlah ASI bagi bayinya maupun yang
ingin didonorkan. Sejauh ini, ia menilai suka duka menjadi pendonor ASI perah
adalah, munculnya rasa senang bisa membantu sesama ibu dan juga jadi punya
banyak keluarga baru. Sampai saat ini, antara Fitri dan penerima donor ASI-nya
pun masih sering kontak. Tapi, ia juga sering sedih saat harus mendonorkan ASI
untuk bayi yang ditinggal ibunya karena koma setelah melahirkan. Ada rasa tidak
tega merasuk ke hatinya. Biasanya, orangtua atau kerabat para penerima donor
ASI perah miliknya datang sendiri mengambil stok ke rumahnya. Tapi, beberapa
dari mereka yang berdomisili di sekitar Jabodetabek juga mengandalkan jasa
kurir khusus ASI untuk pengiriman.
Ditanya, apa
kiatnya hingga ASI yang dihasilkannya begitu banyak ? Fitri menjelaskan, cukup
rajin pumping (memerah) dan minum air
putih yang banyak. Sementara untuk makanan, Fitri tidak ada pantangan sama sekali.
Fitri pun senang bisa melihat putranya tumbuh sehat dan montok karena diberikan
ASI selama 2 tahun penuh. Lantaran kulkas di rumahnya sudah tak cukup
menampung, Fitri lantas menyediakan freezer
khusus untuk menyimpan ASI perah agar tahan lama. Freezer khusus untuk menaruh ASI perah ini tidak dicampur dengan
makanan atau minuman lain, agar lebih steril. Cara mengkonsumsinya, dicairkan
dulu lalu direndam air hangat atau mengalir hingga suhu normal. Baru bisa
diberikan ke bayi.
Menurut Fitri,
selain kemauan dari si ibu, idealnya pemberian ASI turut didukung oleh suami
pula, lalu juga orangtua, mertua, teman-teman, dan juga tempat bekerja si ibu.
Para ibu yang masih menyusui itu perlu diberikan semangat untuk terus menyusui
agar produksi ASI-nya lancar. Begitu pula dengan para working mom, dukungan kantor juga ikut mempengaruhi. Saran lain
darinya, agar para ibu rajin memerah ASI, hindarilah stres karena akan
berpengaruh pada si bayi. Kini, Fitri telah memiliki putri kedua bernama Leta.
Dan ia pun masih bersyukur produksi ASI-nya tetap berlimpah dan terus bisa
mendonorkannya bagi para bayi yang membutuhkan.
DELLA SABRINA
INDAH PUTRI
Memiliki empat
orang anak dan mampu memberikan ASI eksklusif secara penuh amat disyukuri oleh
Della Sabrina Indah Putri. Tapi, semua pengalaman itu tak selalu mulus
dilaluinya. Ketika putri pertamanya lahir, Aisha Maydina Hakim, bayinya sempat
bingung puting. Hal itu sempat membuatnya stres, bahkan nyaris membuatnya menyerah
untuk menyusui. Namun, dukungan teman dan keluarga membuat istri dari presenter
Irfan Hakim ini dapat melewati kendala tersebut dalam dua minggu. Lain lagi
ketika putri kembarnya lahir, Bhavna Rakana Hakim dan Bhiyan Raina Hakim.
Menurutnya, kala itu pemberian ASI pada si kembar bersamaan dengan rencananya
beribadah haji dengan suami. Untuk itu, sejak usia seminggu hingga 5,5 bulan,
Della rajin memerah ASI. Akhirnya terkumpul sekitar 600 botol (69 liter ASI
perah). Dan itu semua ia tinggalkan untuk bekal ASI si kembar selama ia
beribadah haji.
Della mengaku
ikhlas karena semua ia lakukan sebagai ibadah. Ia niatkan memerah ASI untuk
ibadah, dan mengikhlaskan berapa pun hasilnya. Tapi ia tetap bertekad akan
berusaha semaksimal mungkin. Sejak itulah, ia mulai memasang target. Bagaimana
caranya ? Pertama, tanpa menghitung hasilnya dalam sehari ia harus bisa memerah
ASI sebanyak 5 kali. Kedua, setelah berhasil, ia punya target harus bisa
menghasilkan minimal 5 botol ASI perah. Ketiga, dalam 5 bulan, ia menargetkan
harus bisa mendapat 500 botol. Hasilnya, Della mampu melampaui target tersebut.
Ia berhasil mendapatkan 600 botol dalam 5,5 bulan. Ia pun makin yakin, bila
tujuannya untuk ibadah, Tuhan pasti akan membantunya, apa pun itu bentuknya.
Dari dua
pengalaman tersebut, Della semakin percaya diri ketika putra bungsunya lahir.
Ia merasa lebih santai dan percaya diri meskipun ada yang bilang, menyusui satu
anak lelaki ibarat menyusui dua anak perempuan. Karena sudah pernah menyusui
anak kembar dan berhasil, jadi ia sama sekali tidak ada perasaan ‘takut kurang’
saat menyusui anak ke empat. Menurutnya, setiap ibu tentu punya kemampuan
berbeda dalam memproduksi ASI. Begitu pun saat memerah ASI. Dari mulai hanya 5
cc sehari, 20 cc sekali perah, sampai bisa 1,5 liter untuk sekali perah.
Semuanya pernah ia alami. Menurut Della, yang mempengaruhi kuantitas adalah
seberapa sering frekuensi memerah ASI, kondisi fisik yang sehat, dan hati yang
nyaman. Karena pikiran, otak, dan hati memang ikut berperan saat memerah ASI.
Saat hati sedang rileks, happy, dan
nyaman, hormon oksitosin banyak beredar dalam tubuh sehingga bisa memperlancar
ASI. Hisapan bayi juga dapat merangsang pembentukan prolaktin sehingga
diproduksilah ASI.
Di luar itu
semua, keberhasilan ibu menyusui tentu tak luput dari lingkungan sekitar yang
kondusif. Sayang, hal itu tak selalu didapat ketika bayi baru lahir. Della
menceritakan, dulu saat mempunyai anak pertama, suaminya termasuk orang yang
kurang mendukung dirinya untuk menyusui. Saat melihat anak pertamanya menangis
terus, sang suami malah menyuruhnya memberikan susu formula. Saat itu Della
mengaku sempat sedih dan drop sekali
rasanya. Ia pun jadi malas untuk menyusui. Tapi, dukungan datang dari keluarga
dan sahabat. Mereka juga yang bantu menjelaskan pada suaminya, tentang
pentingnya dukungan pada istri yang sedang menyusui. Sejak itulah, Irfan
berbalik menjadi orang terdepan yang mendukungnya untuk menyusui. Dari mulai
memberikan pijatan, pujian, juga semangat. Bahkan membelikan freezer untuk menyimpan ASI perah pun
dia lakukan. Della yang kini juga menjadi konselor ASI pun bersyukur, keempat
anaknya memiliki tumbuh kembang ideal sesuai tahapan usia mereka.
Satu pesan
yang menurutnya harus diingat para ibu menyusui, menyusuilah dengan kondisi
nyaman. Saat ibu merasa nyaman menyusui, ASI akan lebih lancar, dan bayi pun
tumbuh sehat.
Kurir ASI Jakarta by amura courier : solusi cerdas untuk ibu dan buah hati. Tlp & sms :085695138867