Permasalahan pada payudara merupakan salah satu komplikasi menyusui yang sering ditemui di klinik laktasi.
Payudara Penuh (Breast Fullness)
Payudara
penuh ini merupakan bagian yang normal dari proses fisiologi produksi ASI oleh
payudara. Penyebabnya adalah peningkatan pasokan darah juga pengaruh perubahan
hormon setelah ibu melahirkan.
- Payudara penuh merupakan kondisi yang normal
- Payudara penuh menimbulkan rasa tidak nyaman karena payudara terasa berat, panas dan keras.
- Payudara penuh sedang berisi ASI sehingga payudara mudah ditekan dan masih terasa lembut saat ditekan
- Bila payudara diperiksa ASI bisa keluar
- Badan tidak ada demam.
Payudara
ibu biasanya akan terasa penuh di hari kedua hingga keempat setelah melahirkan.
Payudara penuh yang normal bisa terasa lebih berat dan hangat, juga terkadang membuat ibu
tidak nyaman. Bagi banyak ibu ini merupakan tanda bahwa di dalam payudara sudah ada ASI. Payudara
penuh sama sekali tidak mengganggu proses menyusui. Kondisi ini biasanya segera membaik
dalam 2 – 3 minggu setelah bayi menyusu dengan baik. Saat payudara
menjadi kempes/lebih lembut bukan berarti produksi ASI menurun, namun
produksi ASI telah disesuaikan dengan permintaan bayi. Payudara
penuh yang tidak dimanajemen dengan baik bisa memburuk menjadi payudara
bengkak. Oleh sebab itu supaya tidak memburuk sebaiknya ibu melakukan :
- Inisiasi menyusui bayi secepatnya.
- Menyusui dengan sering dan tidak dibatasi –> biarkan bayi memimpin
- Keluarkan ASI dari payudara secara efektif.
- Pastikan posisi dan perlekatan saat menyusui bayi telah baik.
- Jangan memberikan suplementasi PASI tanpa indikasi medis.
Payudara Bengkak (Breast Engorgement)
Payudara
bengkak berbeda dengan payudara penuh.
- Payudara bengkak adalah kondisi yang tidak normal
- Payudara bengkak terasa sangat sakit karena payudara membengkak, tampak udema, puting serta areola kencang, kulit mengkilat dan bisa tampak memerah.
- Seluruh payudara mengencang dan sakit.
- Payudara sulit untuk dipencet/ditekan, terasa keras. Payudara bengkak tersusun dari : ASI yang terakumulasi + kongesti akibat peningkatan perdarahan di sekitar jaringan payudara + edema akibat sumbatan di pembuluh darah serta saluran limfe payudara.
- Bila diperiksa/dihisap ASI tidak keluar.
- Badan bisa demam setelah 24 jam. Demam biasanya demam ringan.
- Tangan dan lengan terkadang terasa kebas dan geli jika payudara sangat bengkak
Payudara
bengkak sering terjadi di hari ketiga menyusui ketika ASI mulai bertambah
banyak jika ibu terlambat mulai menyusui, posisi serta
perlekatan menyusui kurang baik, membatasi waktu menyusui dan kurang sering
memberikan/mengeluarkan ASI. Payudara bengkak juga bisa terjadi jika bayi
menolak menyusu atau pada ibu yang tidak disiplin memerah ASI ketika jauh dari
bayi. Penyebab
payudara bengkak
adalah ibu tidak mengeluarkan ASI secara efektif. Penyebab yang sering
menimbulkan payudara bengkak terbagi menjadi dua faktor, yaitu :
Faktor
ibu, antara lain disebabkan :
- Posisi dan perlekatan ketika menyusui bayi tidak baik.
- Memberikan bayinya suplementasi PASI dan empeng/dot.
- Membatasi penyusuan dan jarang menyusui bayi.
- Terpisah dari bayi dan tidak mengosongkan payudara dengan efektif.
- Mendadak menyapih bayi.
- Payudara tidak normal, misalnya terdapat saluran ASI yang tersumbat.
- Ibu stres.
- Ibu kecapekan.
Faktor
bayi, antara lain disebabkan:
- Bayi menyusu tidak efektif
- Bayi sakit, misalnya jaundice/bayi kuning
- Menggunakan pacifier (dot/empeng)
Payudara
yang penuh dan bengkak ini rasanya tidak nyaman, bahkan sakit, sehingga ibu
sebaiknya diberikan beberapa saran berikut ini:
- Ibu menyusui bayi dengan sedini mungkin, frekuensi menyusui sering, dan jangan dibatasi. Ikuti kemauan bayi (namun seringkali bayi baru lahir cenderung mengantuk). Tujuannya supaya ASI keluar dengan efektif.
- Ibu dan bayi sering melakukan kontak kulit.
- Pastikan terjadi let-down reflex atau refleks aliran ASI sehingga ASI bisa keluar dengan efektif.
Cara
membangkitkan let-down reflex (LDR) atau refleks oksitosin ketika payudara penuh/bengkak :
- Ibu menyusui bayi di tempat yang tenang dan nyaman
- Lakukan relaksasi: mandi air hangat, kompres hangat di punggung dan pundak, pijat oksitosin, lakukan relaksasi pernafasan, minum hangat dan ambil posisi yang nyaman
- Lakukan manajemen untuk mengurangi rasa nyeri
Ibu
bisa meminum obat pereda rasa sakit (analgesik) seperti parasetamol atau
ibuprofen bila diperlukan (selama ibu tidak alergi terhadap obat
tersebut). Analgesik bisa membantu terjadinya LDR. Ibuprofen dikatakan
lebih efektif dari parasetamol/acetaminophen untuk mengurangi gejala dan aman
bagi ibu menyusui. Ibu bisa berkonsultasi dengan dokter untuk pemakaian lebih
lanjut.
- Segera menyusui sebelum bayi menangis kelaparan.
- Lakukan kontak kulit dengan bayi : buka bedong+baju+sarung tangan bayi, pakaikan popok saja. Jika dingin bisa pakaikan kaus kaki, topi serta ibu dan bayi berselimut bersama
- Pijat payudara dengan lembut –> Saat ini memijat payudara yang sedang radang tidak disarankan. Ibu harus berhati-hati memijat payudara yang bengkak dan meradang karena jika terlalu keras justru akan semakin memperparah radang payudara.
- Lakukan stimulasi puting, dengan menggulung-gulung puting diantara jari telunjuk dan ibu jari sampai terasa ASI keluar.
- Perah ASI hingga payudara lebih lembut. Lakukan pemerahan jika ibu terpisah dengan bayi atau bayi tidak bisa mengosongkan ASI dengan efektif. Namun perah ASI jangan sampai terlalu kosong, cukup hingga membuat payudara nyaman. Karena pemerahan bisa menstimulasi.
- Kompres hangat di punggung atau pundak ibu. Kadang beberapa ibu terbantu dengan kompres hangat di payudara, namun kompres hangat di payudara akan meningkatkan vasokongesti sehingga ibu bertambah tidak nyaman.
- Kompres dingin di payudara selama beberapa menit. Kompres dingin bisa menggunakan: air es, kompres flu, diapers yang dibasahi, es yang dihancurkan, sayuran beku. Es/sayuran beku (seperti kacang polong beku) harus dibungkus kain terlebih dahulu. Batasi jangan langsung terkena kulit karena berisiko luka.
Saat menyusui bayi
Pastikan
bayi menyusu dengan baik. Posisi perlekatan harus baik. Pastikan bayi menghisap aktif
sehingga ASI bisa dikeluarkan secara efektif. Lakukan kompresi payudara saat
bayi tidak menghisap dan menelan dengan efektif, secara
bergantian hingga seluruh payudara kosong.
Setelah menyusui bayi
Jika
bayi telah kenyang dan menyusu dengan baik namun payudara masih terasa
penuh dan keras maka ibu sebaiknya memerah payudara hingga terasa enteng,
kosong dan lembut. Kedua payudara harus sama-sama terasa lembut dan enteng. Jika
payudara terasa nyeri bisa dikompres dengan kompres dingin.
Jika
kita membaca literatur di luar negri terkadang kita temukan saran mengompres
payudara bengkak dengan daun kubis hijau. Beberapa ibu terbantu dengan kompres menggunakan
daun kubis hijau. Prinsipnya sama dengan kompres dingin. Namun, daun kubis bisa
terkontaminasi bakteri seperti Listeria. Listeriosis ini sangat berbahaya bagi
wanita hamil, bayi baru lahir dan dengan gangguan sistem imunitas.
Maka tidak disarankan memakai kompres daun kubis jika ada luka terbuka pada puting dan
payudara. Pengunaan
daun kubis untuk mengatasi payudara bengkak sebenarnya tidak terbukti melalui
penelitian terkontrol dibandingkan terapi yang lain. Namun beberapa ibu di luar
negri mengatakan sangat terbantu dengan penggunaan daun kubis ini dibandingkan
mempersiapkan sekantong remukan es untuk kedua payudara.
- Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah memegang daun kubis
- Gunakan daun kubis hijau yang bersih. Cuci daun hingga bersih menggunakan air yang bisa diminum.
- Lemaskan daun kubis dengan penggiling kue agar lebih mudah membentuk payudara ibu
- Iris tulang daunnya yang besar, lubangi untuk tempat puting dan gunakan di dalam bra selama dua puluh hingga tiga puluh menit
- Pasang daun kubis setelah menyusui dan biarkan hingga layu, biasanya 2 – 4 jam, ganti dengan daun segar yang baru jika sudah layu.
- Ulangi dua hingga tiga kali sehari hingga bendungan ASI sembuh.
Hentikan
penggunaan kompres daun kubis jika bengkak payudara sudah sembuh. Biasanya
bengkak payudara sembuh dalam 8 jam. Penggunaan daun kubis berlebihan bisa
menurunkan produksi ASI. Penggunaan daun kubis bisa membuat payudara beraroma
dan terasa seperti daun kubis yang sedang dimasak. Jadi, pertimbangkan dengan
baik jika ibu ingin melakukan kompres dengan daun kubis ini.
Intervensi medis di luar manajemen laktasi yang optimal
Beberapa
dokter menyarankan untuk melakukan terapi seperti ultrasonografi, pemberian
oksitosin dan akupuntur. Beberapa ibu merasa membaik setelah menjalani terapi.
Namun, review sistematik menunjukkan secara statistik tidak terdapat perbedaan
antara pemberian intervensi dengan yang tidak dilakukan intervensi.
Diskusikan lebih lanjut dengan dokter and.
Beberapa
ahli ada juga yang menyarankan untuk merendam payudara di larutan salin kadar
rendah atau garam epsom (magnesium sulfat). Fungsinya kemungkinan besar untuk
mengurangi edema jaringan payudara. Memang belum ada penelitian yang mendukung
intervensi ini, namun tidak berbahaya SELAMA tidak tertelan oleh bayi.
Komplikasi payudara bengkak
Payudara
bengkak yang tidak diatasi dengan baik bisa mengakibatkan beberapa komplikasi
berikut ini:
- Bayi sulit melekat pada payudara yang keras
- Puting nyeri
- ASI sulit keluar sehingga asupan ASI pada bayi menurun
- ASI sulit keluar secara efisien sehingga banyak ASI yang masih tertinggal di payudara, akibatnya lama-kelamaan pasokan ASI bisa menurun
- Kerusakan sel-sel alveoli pembuat ASI
- Stasis ASI di payudara
- Ductus saluran ASI menjadi tersumbat
- Mastitis
- Ibu kesakitan sehingga menjadi menurun motivasinya untuk terus menyusui bayi.
Jangan
istirahatkan payudara saat payudara sakit, karena akan semakin sakit
Pencegahan
merupakan prioritas utama untuk mengatasi payudara
bengkak dan seluruh komplikasi menyusui, karena sesungguhnya menyusui itu mudah
dan tidak menyakitkan ;)
Kurir ASI Jakarta by amura courier :
solusi cerdas untuk wanita karir dan ibu menyusui. Tlp & sms : 085695138867
Tidak ada komentar:
Posting Komentar