Kamis, 18 Februari 2016

TENTANG KOMUNITAS ASI



Pentingnya ASI bagi buah hati kini semakin disadari oleh para orangtua. Berbagai komunitas yang berkaitan dengan ASI pun bermunculan, dari yang sekedar sharing soal pengalaman memberikan ASI pertama si kecil sampai komunitas konselor menyusui. Berikut cerita 2 komunitas ASI :
KOMUNITAS TAMBAH ASI TAMBAH CINTA (TATC)

Bagi Wynanda Wiboro, pengalaman memberikan ASI kepada putrid pertamanya ternyata tak semudah yang ia bayangkan. Nanda, panggilan akrabnya, harus berjuang keras untuk bisa memberikan ASI. Ia pun merasa membutuhkan wadah yang bisa memberikan dukungan positif. Berbekal pengalaman pribadi inilah, sejak 20 April 2012, ibu dua anak ini memutuskan untuk menggagas komunitas di dunia jejaring dengan nama Tambah ASI Tambah Cinta (TATC). Tak disangka kini anggota yang masuk dalam grup jejaringnya sudah mencapai 58 ribu lebih.

Komunitas TATC yang aktif di dunia maya ini memang mendapatkan respons positif dari para ibu menyusui (busui). Menurut Nanda, selain sebagai wadah yang pas untuk saling menyemangati para busui, TATC juga membebaskan anggotanya untuk bisa berbagi dan berkeluh kesah agar meringankan beban mereka. Tidak masalah biarpun mereka ingin curhat masalah yang lain, karena bisa meringankan beban busui, maka positifnya adalah ASI mereka pun bisa lancar.

Nanda memang tidak mempridiksi bahwa komunitas yang digagasnya bakal tumbuh dan tersebar di berbagai daerah. Sama dengan para busui yang lain, ia sekedar butuh tempat berbagi dengan cara yang positif. Jadi, apabila ternyata komunitasnya ini berjalan semakin besar, ia pun berharap ini tetap menjadi tempat yang bermanfaat untuk semua busui. Soal kegiatan TATC, Nanda yang sejak awal menjadi admin mengaku melakukan kegiatan secara spontan dan tentatif. Apalagi dulu ia juga masih sibuk bekerja, maka hanya bisa aktif di dunia maya. Meskipun sempat diadakan Family Gathering TATC 2012, tapi karena kemudian ia melahirkan lagi di tahun 2014 dan harus mengurus kesehatan putri keduanya, maka agenda off air memang kurang diutamakan. Namun, pada saat menyambut World Breastfeeding Week di bulan Agustus, ia berusaha untuk membuat agenda pertemuan.

Walau tidak memiliki banyak kegiatan off air, Nanda mengungkapkan kegiatan TATC memang aktif dalam dunia jejaring. Mereka memiliki program MABES (Mari Belajar Bersama), materi edukasi mengenai ASI yang secara bergantian diberikan. Berjalannya waktu, materi pun sudah mulai umum terutama masalah kesehatan si kecil. Saat ini Nanda sudah dibantu oleh enam anggota di TATC yang memberikan materi secara rutin. Soal regulasi, Nanda juga menjelaskan bahwa komunitas TATC sama seperti komunitas lainnya memiliki kesepakatan. Peraturannya sederhana saja, yakni tidak ada yang berpromosi mengenai susu formula dan selalu menekankan bahwa komunitas ini hanya sebagai tempat berbagi bukan menggantikan konsultasi dengan dokter. Dalam komunitas ini ada konsultan laktasi yang bisa langsung ditanya untuk berbagai informasi. Dan juga dalam setiap sesi sharing, anggota harus mengutamakan informasi EBM (Evidence-Based Medicine) atau EBP (Evidence-Based Practiced), jadi bukan berdasarkan testimoni apabila membicarakan mengenai kesehatan.

Seiring waktu, banyak tantangan dan pengalaman yang menurut Nanda menjadi bahan evaluasi. Dengan semakin banyaknya anggota, timeline trafiknya pun semakin tinggi. Semakin banyak yang kritis karena memang sudah lebih banyak yang memiliki kesadaran untuk memberi ASI.

IKATAN KONSELOR MENYUSUI INDONESIA (IKMI)




Selain komunitas busui, ada pula perkumpulan para konselor ASI. Tugas konselor adalah memberikan konseling menyusui, misalnya bagaimana agar ASI lancar dan keluar, memberikan informasi yang tepat tentang menyusui, memberikan dukungan pada busui, dan sebagainya. Tak sembarang orang bisa menjadi konselor menyusui, karena dibutuhkan komitmen, pengetahuan, dan keterampilan untuk melakukan konseling menyusui. Salah satu perkumpulan para konselor yang ada di Indonesia adalah Ikatan Konselor Menyusui Indonesia (IKMI). Berdiri sejak 2011 lalu, IKMI dimaksudkan sebagai wadah bagi para konselor ASI untuk meningkatkan kompetensinya. Karena ilmu dalam konseling ASI ini terus bertambah.

Permintaan akan konselor menyusui pun kini makin meningkat. Sebab, tantangan untuk menyusui juga makin bervariasi. Dan yang tahu betul detail masalah menyusui adalah konselor menyusui. Sedangkan petugas kesehatan yang ada di daerah, yang juga menjadi konselor menyusui, biasanya tidak fokus mengurus soal ASI saja. Saat ini, jumlah konselor IKMI sendiri sudah lebih dari 100 orang. Mereka berasal dari berbagai kalangan dan profesi, baik kalangan medis seperti dokter maupun nonmedis, termasuk sarjana dari berbagai bidang, termasuk komunikasi, sastra, kesehatan, hokum, dan sebagainya. Untuk menjadi konselor menyusui, syaratnya adalah mengikuti pelatihan selama 40 jam dengan modul dari WHO-UNICEF tentang konseling dan manajemen laktasi.

Tak hanya itu, calon konselor juga harus memberikan konseling untuk busui. Jadi harus aktif mempraktikkan ilmunya. Untuk melatih kompetensi para konselor, IKMI juga mengadakan seminar-seminar bagi mereka. Misalnya, bagaimana melatih menyusui bagi ibu-ibu yang terindikasi HIV AIDS, bagaimana konseling tentang MPASI, dan sebagainya. Beragam pengalaman pernah dirasakan para konselor selama menangani klien. Misalnya, beberapa kali membantu ibu yang mengadopsi bayi agar bisa menyusui bayi tersebut, meski tidak melahirkan. Karena itulah, kalau ibu yang mengadopsi saja bisa menyusui, maka seharusnya yang melahirkan langsung juga bisa. Selain itu konselor juga membantu memberikan relaksasi, misalnya saat terjadi bencana.

Tantangan yang dihadapi IKMI saat ini adalah sulitnya menjangkau ibu-ibu di daerah untuk dilatih menjadi konselor menyusui. Di Indonesia sendiri, jumlah konselor menyusui baru sekitar 3000-4000 orang. Oleh karena itu sosialisasi ke daerah-daerah rajin dilakukan IKMI, di antaranya dengan mengisi acara-acara di sana, misalnya bertepatan dengan World Breastfeeding Week di bulan Agustus. Selain itu, IKMI juga berencana mewujudkan keinginan agar konselor menyusui diakui sebagai sebuah profesi, agar ada perlindungan untuk para konselor.  




 
Kurir ASI Jakarta by amura courier : solusi cerdas untuk ibu dan buah hati. Tlp & sms :085695138867

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

fixedbanner