Kamis, 11 Februari 2016

CERITA TENTANG PEJUANG ASI

Sejatinya, Air Susu Ibu (ASI) mutlak menjadi hak setiap anak. Itu sebabnya produksi ASI yang berlimpah patut disyukuri. Seperti dua pengalaman perempuan berikut ini.

FITRIYANA

Memiliki ASI berlimpah tak hanya membuat seorang ibu bahagia, tapi juga galau. Seperti kebingungan yang dialami Fitriyana, ketika memiliki putra pertama, Leno. Semula, ia kerap bingung, ASI perah yang ia miliki dalam jumlah banyak mau dikemanakan ? Mau dibuang pun sayang. Akhirnya, ibu yang sekali memerah bisa mendapatkan ASI sebanyak 200 cc ini pun memberanikan diri menjadi pendonor ASI.

Atas sarang seorang teman, Fitri menginfokan soal donor ASI melalui akun Twitter miliknya, juga di komunitas Mama Perah Jakarta 3, tempat ia bergabung. Tanpa disangka, informasi tersebut makin menyebar hingga Fitri memiliki 20 bayi laki-laki sepersusuan dengan anaknya. Pemberian donor ASI memang disyaratkan untuk yang berjenis kelamin sama, agar kelak tidak berjodoh. Awalnya, Fitri membantu seorang ibu yang habis melahirkan tapi ASI-nya masih seret. Lalu ada juga bayi yang ibunya meninggal ketika melahirkan. Dan, saking banyaknya ASI perah yang ia miliki, akhirnya ia pun juga membantu para working mom yang ingin mengejar sampai bayinya lulus ASI eksklusif.

Fitri mengaku, ia tidak menerapkan manajemen khusus untuk jumlah ASI bagi bayinya maupun yang ingin didonorkan. Sejauh ini, ia menilai suka duka menjadi pendonor ASI perah adalah, munculnya rasa senang bisa membantu sesama ibu dan juga jadi punya banyak keluarga baru. Sampai saat ini, antara Fitri dan penerima donor ASI-nya pun masih sering kontak. Tapi, ia juga sering sedih saat harus mendonorkan ASI untuk bayi yang ditinggal ibunya karena koma setelah melahirkan. Ada rasa tidak tega merasuk ke hatinya. Biasanya, orangtua atau kerabat para penerima donor ASI perah miliknya datang sendiri mengambil stok ke rumahnya. Tapi, beberapa dari mereka yang berdomisili di sekitar Jabodetabek juga mengandalkan jasa kurir khusus ASI untuk pengiriman.

Ditanya, apa kiatnya hingga ASI yang dihasilkannya begitu banyak ? Fitri menjelaskan, cukup rajin pumping (memerah) dan minum air putih yang banyak. Sementara untuk makanan, Fitri tidak ada pantangan sama sekali. Fitri pun senang bisa melihat putranya tumbuh sehat dan montok karena diberikan ASI selama 2 tahun penuh. Lantaran kulkas di rumahnya sudah tak cukup menampung, Fitri lantas menyediakan freezer khusus untuk menyimpan ASI perah agar tahan lama. Freezer khusus untuk menaruh ASI perah ini tidak dicampur dengan makanan atau minuman lain, agar lebih steril. Cara mengkonsumsinya, dicairkan dulu lalu direndam air hangat atau mengalir hingga suhu normal. Baru bisa diberikan ke bayi.

Menurut Fitri, selain kemauan dari si ibu, idealnya pemberian ASI turut didukung oleh suami pula, lalu juga orangtua, mertua, teman-teman, dan juga tempat bekerja si ibu. Para ibu yang masih menyusui itu perlu diberikan semangat untuk terus menyusui agar produksi ASI-nya lancar. Begitu pula dengan para working mom, dukungan kantor juga ikut mempengaruhi. Saran lain darinya, agar para ibu rajin memerah ASI, hindarilah stres karena akan berpengaruh pada si bayi. Kini, Fitri telah memiliki putri kedua bernama Leta. Dan ia pun masih bersyukur produksi ASI-nya tetap berlimpah dan terus bisa mendonorkannya bagi para bayi yang membutuhkan.  

DELLA SABRINA INDAH PUTRI


Memiliki empat orang anak dan mampu memberikan ASI eksklusif secara penuh amat disyukuri oleh Della Sabrina Indah Putri. Tapi, semua pengalaman itu tak selalu mulus dilaluinya. Ketika putri pertamanya lahir, Aisha Maydina Hakim, bayinya sempat bingung puting. Hal itu sempat membuatnya stres, bahkan nyaris membuatnya menyerah untuk menyusui. Namun, dukungan teman dan keluarga membuat istri dari presenter Irfan Hakim ini dapat melewati kendala tersebut dalam dua minggu. Lain lagi ketika putri kembarnya lahir, Bhavna Rakana Hakim dan Bhiyan Raina Hakim. Menurutnya, kala itu pemberian ASI pada si kembar bersamaan dengan rencananya beribadah haji dengan suami. Untuk itu, sejak usia seminggu hingga 5,5 bulan, Della rajin memerah ASI. Akhirnya terkumpul sekitar 600 botol (69 liter ASI perah). Dan itu semua ia tinggalkan untuk bekal ASI si kembar selama ia beribadah haji.

Della mengaku ikhlas karena semua ia lakukan sebagai ibadah. Ia niatkan memerah ASI untuk ibadah, dan mengikhlaskan berapa pun hasilnya. Tapi ia tetap bertekad akan berusaha semaksimal mungkin. Sejak itulah, ia mulai memasang target. Bagaimana caranya ? Pertama, tanpa menghitung hasilnya dalam sehari ia harus bisa memerah ASI sebanyak 5 kali. Kedua, setelah berhasil, ia punya target harus bisa menghasilkan minimal 5 botol ASI perah. Ketiga, dalam 5 bulan, ia menargetkan harus bisa mendapat 500 botol. Hasilnya, Della mampu melampaui target tersebut. Ia berhasil mendapatkan 600 botol dalam 5,5 bulan. Ia pun makin yakin, bila tujuannya untuk ibadah, Tuhan pasti akan membantunya, apa pun itu bentuknya.

Dari dua pengalaman tersebut, Della semakin percaya diri ketika putra bungsunya lahir. Ia merasa lebih santai dan percaya diri meskipun ada yang bilang, menyusui satu anak lelaki ibarat menyusui dua anak perempuan. Karena sudah pernah menyusui anak kembar dan berhasil, jadi ia sama sekali tidak ada perasaan ‘takut kurang’ saat menyusui anak ke empat. Menurutnya, setiap ibu tentu punya kemampuan berbeda dalam memproduksi ASI. Begitu pun saat memerah ASI. Dari mulai hanya 5 cc sehari, 20 cc sekali perah, sampai bisa 1,5 liter untuk sekali perah. Semuanya pernah ia alami. Menurut Della, yang mempengaruhi kuantitas adalah seberapa sering frekuensi memerah ASI, kondisi fisik yang sehat, dan hati yang nyaman. Karena pikiran, otak, dan hati memang ikut berperan saat memerah ASI. Saat hati sedang rileks, happy, dan nyaman, hormon oksitosin banyak beredar dalam tubuh sehingga bisa memperlancar ASI. Hisapan bayi juga dapat merangsang pembentukan prolaktin sehingga diproduksilah ASI.

Di luar itu semua, keberhasilan ibu menyusui tentu tak luput dari lingkungan sekitar yang kondusif. Sayang, hal itu tak selalu didapat ketika bayi baru lahir. Della menceritakan, dulu saat mempunyai anak pertama, suaminya termasuk orang yang kurang mendukung dirinya untuk menyusui. Saat melihat anak pertamanya menangis terus, sang suami malah menyuruhnya memberikan susu formula. Saat itu Della mengaku sempat sedih dan drop sekali rasanya. Ia pun jadi malas untuk menyusui. Tapi, dukungan datang dari keluarga dan sahabat. Mereka juga yang bantu menjelaskan pada suaminya, tentang pentingnya dukungan pada istri yang sedang menyusui. Sejak itulah, Irfan berbalik menjadi orang terdepan yang mendukungnya untuk menyusui. Dari mulai memberikan pijatan, pujian, juga semangat. Bahkan membelikan freezer untuk menyimpan ASI perah pun dia lakukan. Della yang kini juga menjadi konselor ASI pun bersyukur, keempat anaknya memiliki tumbuh kembang ideal sesuai tahapan usia mereka.


Satu pesan yang menurutnya harus diingat para ibu menyusui, menyusuilah dengan kondisi nyaman. Saat ibu merasa nyaman menyusui, ASI akan lebih lancar, dan bayi pun tumbuh sehat.



Kurir ASI Jakarta by amura courier : solusi cerdas untuk ibu dan buah hati. Tlp & sms :085695138867

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

fixedbanner