Puasa
Ramadhan hukumnya wajib bagi setiap muslim, termasuk juga ibu hamil dan
menyusui. Alhamdulillah, Islam memberikan kelonggaran bagi ibu hamil
dan menyusui untuk tidak berpuasa dengan berpuasa di lain waktu dan membayar
fidyah. Pada saat Ramadhan, kita rata - rata berpuasa 14 jam, dan tubuh masih
dapat mengkompensasi kekurangan saat berpuasa tersebut pada saat berbuka sampai
dengan waktu sahur.
Walaupun
ibu tidak makan selama 14 jam, komposisi ASI
nya tidak akan berubah atau berkurang kualitasnya dibandingkan saat tidak
berpuasa. Sebab, tubuh akan melakukan mekanisme kompensasi dengan mengambil
cadangan zat-zat gizi, yaitu energi, lemak dan protein serta vitamin dan
mineral, dari simpanan tubuh. Begitu ibu berbuka, tubuh akan mengganti cadangan
zat-zat gizi tadi, sehingga ibu tidak akan kekurangan zat gizi untuk memenuhi
aktifitas serta mempertahankan kesehatan tubuhnya. Komposisi ASI baru akan
berkurang pada ibu yang menderita kurang gizi berat, sebab tidak ada lagi
cadangan zat gizi yang dapat memasok kebutuhan produksi ASI yang lengkap.
Namun,
sangat dianjurkan pada para ibu yang masih menyusui eksklusif (usia bayi kurang
dari 6 bulan) untuk menunda berpuasa
atau tidak berpuasa. Agama Islam pun memberi keringanan bagi para ibu menyusui
untuk tidak berpuasa selama Ramadhan. Sebab pada masa menyusui eksklusif, ASI
adalah satu-satunya asupan cairan dan gizi bagi bayi. Pada masa ini,
metabolisme tubuh ibu bekerja dengan giat untuk terus menerus memproduksi ASI
dengan komposisi yang lengkap
Bila
memutuskan untuk menjalankan puasa Ramadhan, mungkin tips berikut dapat
bermanfaat:
Asupan menu dengan gizi seimbang
Ibu
yang sedang menyusui memang membutuhkan tambahan sekitar 700 kalori perhari,
500 kalori diambil dari makanan ibu dan 200 kalori diambil dari cadangan lemak
dalam tubuh ibu. Oleh karena itu, penting bagi ibu menyusui yang sedang
berpuasa untuk tetap mempertahankan pola makan 3x sehari dengan menu gizi
seimbang. Pada saat sahur, ketika berbuka puasa dan menjelang tidur sesudah
shalat tarawih. Makan sahur akan menghasilkan energi yang berguna untuk
aktivitas kita hari itu. Komposisi makanan dengan gizi berimbang akan menghasilkan
sari makanan yang bagus untuk anak.
Perbanyak konsumsi cairan
mulai
dari berbuka hingga sahur. Jika bisa minum air putih selama sehari itu sebanyak
dua liter, ditambah dengan jenis cairan lainnya seperti juice buah, air madu
dan susu. Minum segelas susu setiap sahur bisa mengurangi ancaman anemia bagi
ibu hamil dan menyusui. Berbuka puasa dengan minum minuman hangat, akan
merangsang kelancaran ASI bagi ibu menyusui.
Istirahat yang cukup
Merasa
lemas saat berpuasa itu hal yang lumrah, apalagi jika si ibu baru saja menyusui.
Cobalah untuk beristirahatlah sejenak, apakah dengan cara tidur atau sekadar
relaks menenangkan pikiran. Perlu ibu menyusui ketahui, bahwa semakin sering
payudara dihisap oleh bayi, maka produksi ASI akan semakin banyak. Jadi, bila
selama puasa ibu tetap rajin menyusui, ASI akan tetap lancar.
Tetap tenang dan percaya diri
Ibu
hendaknya tetap tenang beribadah dan percaya diri terus menyusui, jangan merasa
khawatir ASInya akan berkurang, sebab rasa cemas tersebut justru akan
menghalangi kerja hormon Oksitosin mengeluarkan ASI dari payudara, sehingga
akan nampak seolah-olah ASI ibu berkurang. Ingatlah bahwa menyusui pun juga
ibadah.
Meminum madu, kurma dan habbtussauda
Dengan
meminum madu, kurma dan habbatussauda, diharapkan kuantitas dan kualitas ASI
tetap terjaga, karena madu, kurma dan habbatussauda merupakan vitamin alami dan
komposisinya lengkap.
Ibu bekerja
Jika
ibu bekerja, sebaiknya tetap memerah ASI di tempat kerja, karena jika ASI tidak
dikeluarkan maka produksi ASI akan menurun. Bila ibu memiliki
aktifitas yang cukup tinggi selama Ramadhan, mungkin perlu dipertimbangkan
untuk tidak berpuasa bila si kecil masih menyusu, sebab dalam agama Islam pun ada
keringanan bagi ibu yang menyusui.
Kurir ASI Jakarta by amura courier : solusi cerdas untuk wanita karir dan ibu menyusui. Tlp & sms : 085695138867