Gempuran iklan susu formula seolah telah menjungkir balikkan fitrah alamiah seorang ibu untuk menyusui. Di Indonesia, citra ibu menyusui sempat merosot. Masyarakat mengidentikkan menyusui dengan keterbatasan ekonomi. Mereka menganggap air susu ibu (ASI) hanyalah solusi bagi orang tua yang tak mampu membeli susu formula.
Seiring dengan
makin terbukanya akses informasi, pandangan tersebut mulai terkoreksi.
Belakangan, makin banyak ibu yang tergerak untuk memberikan nutrisi terbaik
untuk buah hatinya. Meski menyusui merupakan proses yang sangat alamiah,
pemberian ASI tidak selamanya mudah. Masih banyak mitos yang menurunkan
kepercayaan diri ibu untuk menyusui bayinya secara eksklusif selama enam bulan
dan dilanjutkan sampai dua tahun.
Kesulitan yang dihadapi ibu menyusui sering kali membuat mereka menyerah dan langsung beralih ke susu formula. Padahal, bila seorang ibu menyusui dengan benar, ibu tersebut akan mempunyai kualitas hidup lebih baik. Perjuangan bermula dengan memberikan kesempatan bagi bayi untuk menjalani inisiasi menyusu dini (IMD) segera setelah kelahirannya. Selanjutnya, ibu melanjutkan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan. Ketika bayi berusia enam bulan, ia mulai mencicipi suapan pertamanya tanpa meninggalkan ASI. Lantaran bukan untuk menggantikan ASI, makanan padat untuk bayi itu dinamakan makanan pendamping ASI (MP-ASI).
Pada usia satu tahun, anak masih memerlukan ASI dan sudah boleh menyantap makanan keluarga. ASI dapat terus diberikan hingga anak berulang tahun yang kedua. Dengan mengikuti proses menyusui yang lengkap dan benar maka ibu akan terlindung dari pendarahan setelah persalinan, tak terlanda stres dan gelisah, serta mengalami penurunan risiko kaker payudara, kanker indung telur, dan kanker rahim.
Buah hati juga diuntungkan dengan pemberian ASI. Ia akan terlindung dari risiko radang saluran nafas, kekurangan gizi dan vitamin, kencing manis, infeksi Enterobacter sakazakii, dan penyakit menahun, seperti penyakit usus besar. Mengingat pentingnya ASI bagi ibu dan bayinya, tenaga kesehatan pun hendaknya mulai mengembangkan dan menjalankan sistem IMD dengan memberikan kesempatan pada bayi yang baru lahir untuk menyusu pada ibunya di satu jam pertama sejak kelahiran.
Pada satu jam pertama itulah kesempatan emas penentu keberhasilan seorang ibu untuk menyusui bayinya dengan optimal. Kesempatan yang diberikan pada bayi untuk mencari puting susu ibu dengan meletakkannya di atas perut ibu akan membangun daya reflex menghisap. Refleks tersebut akan lebih baik pada bayi yang mengalami IMD ketimbang bayi yang dipisahkan beberapa jam untuk berbagai keperluan, seperti memotong tali pusat, memandikan, dan menimbangnya.
Bayi yang tak mendapatkan kesempatan untuk IMD akan kehilangan insting menyusu. Pemberian susu botol bukanlah jalan terbaik untuk bayi. Pasalnya, lebih dari empat juta bayi di dunia meninggal sebelum usia 28 hari karena tidak mendapatkan ASI pada awal kelahirannya. Yang mampu membuat bayi bertahan adalah ASI, jadi segeralah memberikannya dan jangan ditunda-tunda.
Selain bermanfaat pada tumbuh kembang bayi, IMD juga dapat menguatkan ikatan emosional antara ibu dan bayi. Keberhasilan ibu menyusui juga didukung oleh beberapa faktor. Di antaranya, ketersediaan informasi serta dukungan dan perlindungan dari lingkungannya. Demi kesuksesan menyusui, seorang ibu harus mencari lingkungan yang mendukung menyusui. Ciptakan lingkungan itu di keluarga, kantor, atau di manapun agar ibu menyusui bisa terus bersemangat memberikan ASI kepada bayinya.
Kurir ASI Jakarta by amura courier : solusi cerdas untuk wanita karir dan ibu menyusui. Tlp & sms : 085695138867
Tidak ada komentar:
Posting Komentar