Selasa, 06 Januari 2015

MENITIPKAN ANAK KALA ORANGTUA BEKERJA



Banyaknya orangtua yang bekerja di kota besar menimbulkan problem yang tidak sedikit. Mulai dari kemacetan menuju tempat kerja karena jauhnya hunian dari tempat kerja, hingga problem yang tak kalah penting, bagaimana nasib anak-anak jika kedua orangtua sama-sama bekerja. Meninggalkan buah hati bersama pengasuh atau asisten rumah tangga, tak sedikit yang khawatir dan tak tenang. Ditambah, tak ada orangtua yang tinggal berdekatan untuk dititipi si kecil. Kalaupun orangtua tinggal dekat rumah, lama-kelamaan pasti ada rasa tak enak karena telah membebaninya dengan tanggung jawab baru mengurus cucu.

Meninggalkan anak untuk bekerja memang tak selalu mudah. Banyak hal yang harus diperhatikan, tak hanya segi pertumbuhannya saja, tapi juga kebutuhan nutrisi, kemandirian, bermain yang aman, dan banyak lagi. Kini, alternatif menitipkan anak di daycare mulai banyak dipilih. Namun menitipkan anak di daycare memang membutuhkan persiapan matang. Apa pun pilihan anda dan pasangan, berikut kelebihan dan kekurangannya.

PENGASUH

Memilih pengasuh, kini memang terasa lebih sulit. Apalagi mencari pengasuh atau asisten rumah tangga yang memiliki pendidikan dan tata krama sesuai yang diharapkan. Bisa saja, setelah selama ini orangtua mengajarkan disiplin sesuai norma-norma yang dianggap benar, malah jadi terkikis akibat perbedaan pengasuhan yang dilakukan pengasuh. Mulai dari sopan santun, kedisiplinan, kemandirian, tata krama, dan budi pekerti, adalah hal-hal penting yang harus diajarkan ke anak usia batita alias 0-3 tahun. Nilai-nilai dasar ini sangat penting, bermanfaat, dan berguna hingga kelak anak dewasa.

Meski secara bayaran terbilang lebih murah dan pengasuh akan stand by di rumah lebih lama, namun tak dipungkiri, memiliki pembantu yang berkualitas sangat sulit. Kadang ketika pembantu sudah cocok dan pas, ada saja cerita ia pulang kampung dan memilih tak kembali. Ini sering terjadi karena pengaruh budaya santai yang tertanam pada diri pengasuh.

NENEK ATAU KAKEK

Perbedaan usia yang jauh antara nenek dan kakek dengan anda, disadari atau tidak, pasti menghasilkan pola asuh yang berbeda. Pengetahuan yang semakin berkembang saat ini, mungkin tidak terlalu dipahami oleh sang kakek dan nenek. Belum lagi, keterbatasan tenaga ketika cucu sudah semakin aktif berlari ke sana ke mari. Ini bisa jadi problem tersendiri. Buntutnya, cucu bisa terus disalahkan padahal pada dasarnya ini terjadi karena proses pertumbuhan anak. Artinya, ia harus berkembang secara motorik. Tapi kalau ativitas aktifnya tidak difasilitasi dengan baik, jadinya anak memang malah merusak.

DAYCARE

Pengasuhan di daycare membuat anak dipantau sesuai usia, ditambah pengasuh yang memahami tumbuh kembang anak. Selama dititipkan, anak akan diajak beraktivitas disesuaikan dengan usianya. Jadi tak sekedar dititipkan melainkan ada pembelajarannya Termasuk perkembangan motoriknya. Hanya saja, memang ada kelemahan ketika anak berada di daycare. Berada di area publik pasti sangat mudah tertular penyakit. Namun, di beberapa daycare, jika anak demam lebih dari 38 derajat, akan diminta beristirahat dan tak datang dulu karena takut menular ke anak lain. Ada pula daycare yang memiliki ruang isolasi untuk anak yang sakit, sehingga bisa dipisahkan saat ia menunggu dijemput.

Lalu bagaimana soal biaya ? Secara hitungan kasar, sebenarnya menitipkan anak di daycare relatif lebih irit. Tapi tentu saja tergantung daycare-nya. Karena di daycare anak juga diajarkan dan ditunjang tumbuh kembangnya. Jadi coba bandingkan biayanya dengan biaya baby sitter dan sekolah anak. Tentu, dua biaya tersebut akan lebih besar. Selain itu, kebiasaan tempat tinggal yang jauh dari kantor ditambah kemacetan, membuat orangtua harus berangkat pagi sebelum anak bangun dan pulang setelah anak tertidur. Maka, bila dititip di daycare, orangtua malah bisa berinteraksi selama di perjalanan pergi dan pulang.

TELITI MEMILIH DAYCARE

Masalah keamanan anak, memang tergantung pada keyakinan orangtua menemukan chemistry antara pengasuh di rumah atau di daycare. Berikut beberapa pertimbangan sebelum memilih daycare.

1.       Lihat Fasilitas
Perhatikan program, kebersihan, dan fasilitas. Apakah daycare memiliki program yang jelas, menjaga kebersihan ruangan, higienis, dan memiliki fasilitas yang sesuai usia anak ? Kalau disediakan makan, perhatikan juga seperti apa makanannya. Jangan sampai makanan yang disediakan malah makanan instan atau olahan yang tidak segar. Perhatikan juga, apakah makanan yang diberikan sehat dan sesuai dengan keperluan anak ? Terutama untuk bayi, jangan ada penambahan gula dan garam.

Pasalnya, nutrisi untuk tumbuh kembang anak sangat penting. Apalagi anak-anak tersebut dalam masa pertumbuhan. Jadi harus diperhatikan betul nutrisi yang dimakan.

2.      Cukup Perhatian
Cari tahu juga, apakah pengasuh dan guru cukup memberikan perhatian bagi anak-anak di daycare ? Yang diinginkan anak-anak adalah perhatian. Pastikan pola kerjanya memenuhi hal-hal yang dibutuhkan anak. Jangan sampai hanya memberi makan, memandikan, dan mengajak main saja.

Tentu saja orangtua menginginkan yang terbaik buat buah hati. Sehingga, harus dipastikan pengasuh tersebut mewakili orangtua anak. Perhatian yang diberikan seputar kemandirian, misalnya, minum susu tidak pakai botol, melainkan gelas. Meski terlihat sepele, namun ini sangat penting diterapkan ke anak. Seperti mengajarkan kebiasaan rapi, bersih, dan teratur. Ada waktunya tidur siang, bemain, dan belajar. Tidak sekedar membuat anak-anak senang tapi punya prinsip dari etika yang baik.

Cocok atau nyamannya anak akan terlihat dari kondisinya saat di daycare. Sama seperti orang dewasa, anak juga punya perasaan takut di tempat baru, butuh adaptasi dengan orang baru, atau sempat tidak bisa bicara dan hanya menangis.

Terkadang, orangtua yang menitipkan anaknya di daycare menyerahkan semuanya kepada pengasuh atau guru di daycare. Sebaiknya, orangtua jangan menyerahkan seluruh tanggung jawab ke daycare. Tapi justru bekerja sama dan saling membantu agar anak-anak mendapat yang terbaik. Saat terjadi perubahan pada anak, misalnya, harus ditelusuri dulu penyebabnya. Apakah benar perubahan itu dari pengaruh daycare atau tanpa sadar ada perubahan yang dilakukan orang tuanya. Ini harus saling bekerja sama untuk mengetahui penyebabnya. 

Yang jelas, lakukan komunikasi yang baik dengan orang-orang di daycare. Kenali juga orangtua dari anak lain yang ada di sana. Pasalnya, orangtua yang kooperatif akan memudahkan terjalinnya hubungan dan kerja sama baik antara orangtua dan pengasuh daycare.




Kurir ASI Jakarta by amura courier : solusi cerdas untuk wanita karir dan ibu menyusui. Tlp & sms : 085695138867

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

fixedbanner