Sabtu, 06 Agustus 2011

Berpuasa untuk Ibu Hamil, Menyusui dan Anak-Anak


Bagaimana pendapat tentang ibu hamil atau menyusui mengikuti ibadah puasa? Apakah secara medis hal ini aman untuk mereka?


Sebenarnya untuk yang hamil dan menyusui boleh saja berpuasa,  tapi usahakan tetap memperhatikan kebutuhan dan kesimbangan gizi saat berbuka sampai dengan sahur. Pada wanita hamil dan menyusui tentu kebutuhan dan keseimbangan gizinya berbeda dengan wanita lainnya. Jadi untuk mendapatkan tubuh dan bayi yang sehat banyak-banyaklah mengkonsumsi makanan kandungan gizi baik, banyak minum dan konsumsi vitamin yang cukup. Jangan lupa juga untuk banyak beristirahat.
Bila tidak dapat melakukan ibadah tersebut, agama memperbolehkan dengan syarat menggantinya bila sudah tidak hamil lagi.

 

apakah ada batasan umur untuk anak yang ingin ikut puasa?

Tidak ada patokan khusus kapan anak mulai dapat diajak berpuasa. Yang jelas, menunggu kesiapan anak untuk mengerti apa dan bagaimana puasa itu. Untuk tahap awal, memang pengertian yang diberikan sebatas menahan lapar dan haus, bangun untuk makan sahur, dsb. Komunikasi dua arah, dimana anak bukan hanya mengerti apa yang kita minta atau beritahu, tetapi anak juga bisa mengutarakan keinginannya, bisa menalar apa yang diberikan kepadanya.

Biasanya usia ketika anak sudah bisa berkomunikasi demikian, belajar puasa sudah bisa diperkenalkan, yaitu sekitar usia 4-5 tahun.

Namun, bukan berarti anak puasa penuh seperti orang dewasa. Belajar disini baru sebatas konsep menahan lapar dan haus (bila perlu dijelaskan pula menahan hawa nafsu). Yang penting tidak dipaksa. Konsep sahur dijelaskan sedemikian rupa, bahwa sahur itu adalah makan di dini hari untuk bekal energi selama berpuasa di siang hari. Jika memungkinkan anak diajari untuk ikut bangun sahur, jika tidak mau bisa kapan saja saat ia bangun di pagi hari. 

Begitupun dengan konsep berbuka. Tidak perlu dipaksakan anak berbuka sesuai dengan waktu orang dewasa, begitu ia sudah merasa tak sanggup (umumnya karena haus) maka ajaklah ia berbuka, meski mungkin baru 2 jam saja ia “sahur”.

Pada prinsipnya puasa tidak membahayakan anak, karena umumnya mereka juga bisa menahan lapar (lebih sulit menahan haus), apalagi pada anak-anak yang “tidak suka makan”. Kalaupun mereka tidak tahan, alarm mereka akan jalan, mereka akan mencari makanan dan minuman sendiri.
Ketika anak sudah lebih besar lagi (usia 6 tahun), konsep puasa yang sebenarnya, lebih bisa diterapkan. Pada usia ini, beberapa anak sudah bisa puasa sehari penuh, ada pula yang setengah hari, ada pula yang menolak puasa. Namun prinsipnya jangan dipaksa, tetap diberikan pengertian mengapa kita harus berpuasa. Jika memungkinkan proses belajar puasa dilakukan bertahap, misalkan hari ini buka jam 10, besok jam 11, besoknya lagi jam 12, dst.

Jika anak tampak lesu, lihat kondisi keseluruhannya, jika ia lemas sekali, boleh tawarkan puasa setengah hari, jika anak menolak dan mau berpuasa, maka berikan aktivitas yang dapat mengalihkan kelesuannya, misalkan mengaji bersama, membaca majalah, mandi, tidur secukupnya, menyiapkan makanan berbuka, dsb.

Berdasarkan pengalaman pribadi, di keluarga besar saya, rata-rata anak usia sekolah yang sudah puasa full sekitar umur 8-9 tahun, meski begitu ada yang sejak umur 6 tahun sudah mulai puasa full satu hari.

Jadi kapan anak siap diajak berpuasa? Tentunya kembali lagi, melihat kesanggupan dari anak itu sendiri, namun pada umumnya sejak usia 6 tahun tubuh sudah siap untuk berpuasa sehari penuh, jadi jangan takut puasa akan membahayakan kesehatannya.

So… Happy ramadhan fasting… Semoga puasa kali ini penuh keberkahan bagi kita semua.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

fixedbanner