Senin, 06 Mei 2013

SEPUTAR AUTISME




Memiliki anak autis bukan berarti putus harapan bagi orang tua.  Memang saat ini di Indonesia jumlah institusi pendidikan untuk anak autis masih terbatas. Namun, ketahuilah bahwa beberapa anak autis memiliki kecerdasan yang baik, sehingga mereka mampu menembus sekolah reguler.

Untuk anak autis dengan kondisi tertentu, memang sebaiknya masuk sekolah khusus. Karena di sana mereka akan mendapatkan gaya pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajarnya. Guru yang mendampingi pun mengerti akan kebutuhan muridnya.

Bila memilih sekolah khusus, pilihlah sekolah yang memiliki rasio siswa dan gurunya satu banding lima atau satu banding sepuluh. Untuk metode pembelajaran, pilihlah yang sesuai dengan gaya tiap anak. Poin pentingnya adalah, sekolah harus membuatkan program pembelajaran individu kepada setiap siswanya. Banyak orang tua yang memilih home schooling  bagi anak mereka yang autis. Sebetulnya hal itu boleh saja, namun nantinya si anak akan sulit untuk meningkatkan kemampuan sosialnya.  

Anak autis perlu mendapatkan terapi yang sesuai dengan hasil diagnosisnya. Sebaiknya terapi diberikan dengan perspektif humanism dan behavioristik. Dengan mengikuti terapi social, anak akan diajak da diajarkan untuk berkomunikasi dua arah. Terapi pendidikan juga harus sering diberikan. Salah satunya, dalam bentuk metode pemberian gambar. Sebab mereka cenderung mudah belajar bila melihat media visual.

Tidak semua terapi harus diterapkan pada anak autis. Usahakan hanya memberikan terapi sesuai dengan diagnosis yang dikeluarkan. Jangan tergiur dengan satu paket terapi atau modul yang ditawarkan penyelenggara terapi. Sebab, tidak semuanya memperhatikan sisi individual dari anak. Orang tua dari anak autis juga dapat menjalani konseling jika diperlukan. Konseling diberikan berdasarkan kasus masing-masing orang tua.

CARA MENGENALI AUTISME

Anak autis mempunyai ciri khusus yang membedakannya dengan sebayanya. Berikut cara mengenali cirinya :

1. Muncul Sejak Balita.

Dengan memantau perkembangan anak di tiga tahun pertama, orang tua dapat mendeteksi kemungkinan autisme pada anak. Biasanya, perkembangan anak autis cenderung tertinggal dari teman seusianya. Bisa terjadi dalam hal social maupun memahami sebuah konteks. Untuk mendapatkan hasil yang akurat, berkonsultasilah dengan ahli yang jelas kredibilitasnya. Orang tua dapat mendatangi dokter anak atau psikolog untuk memeriksakan anandanya. Ketika sudah mendapatkan diagnosis, seharusnya orang tua membawa anak pada profesional yang memang menguasai pendidikan di bidang anak-anak berkebutuhan khusus. Ketiga aspek ini seharusnya menjadi satu kesatuan yang harus dilakukan. Namun sayangnya, ahli pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus masih jarang ditemui di Indonesia.

2. Sulit Bicara

Anak autis memiliki kendala komunikasi. Mereka cenderung lebih suka menyendiri. Kesukaannya terhadap sebuah benda kerap berlebihan. Anak autis yang verbal, ketika berbincang dengan orang lain kerap mengulang topik yang sama. Otomatis ini membuat orang lain tidak nyaman berbicara dengannya.

3. Sulit Memahami Konteks

Anak autis sulit memahami konteks. Mereka memiliki imajinasi yang terbatas. Misalnya, ketika diajak bicara langit senja atau sore hari, mereka tidak bisa menggambarkan warna langit saat matahari tenggelam.

4. Suli Menjadi Plagiator

Anak autis akan sulit meniru. Ketika anak seusianya pandai menitu orang bergaya minum teh dari mainan cangkir, anak autis tidak bisa melakukannya. Mereka tidak bisa mengimajinasikannya.

5 PERTANYAAN POPULER SOAL AUTISME

1. Betulkah Autis bisa disembuhkan ?

Autisme bukanlah penyakit, sehingga tidak ada obatnya. Autisme merupakan gangguan perkembangan yang sangat kompleks pada anak. Umumnya, gejala ini muncul sebelum mereka menginjak usia tiga tahun. Bila seorang anak di bawah usia tiga tahun mengalami kecelakaan dan terjadi gangguan pada perkembangannya, dia tidak bisa dikatakan autisme. Seorang anak bisa menjadi autisme sejak lahir ataupun seiring dengan tumbuh kembang mereka.       

2. Apa Penyebab Autis ?

Hingga saat ini belum ditemukan penyebabnya. Belum ada penelitian medis yang bisa menentukan penyebabnya.

3. Apakah Anak Autis Rendah Kecerdasannya ?

Seperti anak lainnya, IQ anak autis bervariasi. Ada yang tinggi IQ nya, ada pula yang rendah. Ada anak autis yang pandai dalam bidang bahasa, tapi lemah dalam sains. Begitu sebaliknya.

4. Benarkah Anak Autis Tidak Bisa Bergaul ?

Bagi anak autis yang bermasalah ialah interaksi sosial. Mereka tidak memiliki insting dalam pergaulan. Anak tidak autis pasti mengerti bagaimana caranya beradaptasi dengan lingkungan baru.  Mereka akan bertegur sapa saat bertemu dengan orang baru. Kecenderungan itu tidak tampak pada anak autis. Anak autis juga gemar sebuah benda secara berlebihan. Pasti mereka akan bercerita tentang hal tersebut terus menerus.

5. Adakah Diet Khusus Untuk Penyandang Autis ?

Anak-anak autis memang disarankan untuk melakukan diet khusus. Di antaranya, mengurangi asupan protein susu sapi dan gandum. Kedua jenis protein ini tidak bisa dicerna dengan baik oleh mereka. Sebelum menentukan diet ini, memang diperlukan satu tes khusus. Tak masalah jika ingin menerapkan diet ini tanpa tes terlebih dahulu. Tetapi observasi terus selama diet berlangsung.  
 
Kurir ASI Jakarta by amura courier
: solusi cerdas untuk wanita karir dan ibu menyusui. Tlp & sms : 085695138867


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

fixedbanner