Selasa, 09 Juli 2013

dr Utami Roesli, Pejuang ASI yang Pernah Gagal Menyusui




Rasanya tak ada yang meragukan kegigihan dr Utami Roesli, SpA, IBCLC, FABM dalam memperjuangkan hak-hak anak untuk mendapat Air Susu Ibu (ASI) ekslusif. Namun siapa sangka, sang pejuang ASI ini juga pernah gagal menyusui kedua anaknya.

Sebagai Ketua Sentra Laktasi Indonesia, wajar jika dr Utami yang lahir tepat sebulan setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia ini begitu getol mengampanyekan ASI. Baginya, anak manusia tidak sepantasnya diberi susu sapi yang merupakan bahan baku susu formula.

Tak jarang komentar-komentar kakak kandung seniman Harry Roesli (Alm) ini bikin gerah industri susu formula. Baginya bukan hanya bayi di bawah 2 tahun yang tidak butuh susu formula, anak-anak di usia selanjutnya juga lebih membutuhkan gizi seimbang daripada hanya susu saja.

"Untuk anak di atas 2 tahun boleh-boleh saja minum susu formula. Tapi tidak harus (minum susu formula) karena sebenarnya nutrisi di dalam susu formula juga bisa didapat dari makanan lain," ungkap dr Utami seperti yang pernah diberitakan detikHealth sebelumnya.

Ketika dunia persusuan dihebohkan oleh hasil riset Institut Pertanian Bogor (IPB) tentang susu berbakteri, dr Utami yang sehari-hari berpraktik di Klinik Lakstasi RS St Carolus Salemba juga tetap konsisten menyerukan bahwa susu formula tidak bisa menggantikan ASI.

Berkali-kali cucu dari sastrawan Marah Roesli,-- pengarang roman legendaris "Sitti Nurbaya: Kasih Tak Sampai"--, ini menegaskan tidak ada satupun susu formula yang benar-benar steril dari cemaran bakteri. Menurutnya, di mana-mana susu tidak termasuk produk steril.

Karena selalu ada risiko pencemaran bakteri, dr Utami yang wajahnya selalu tampak awet muda sangat menentang pemberian susu formula pada bayi khususnya yang baru lahir. Seperti yang sering ia sampaikan, anak manusia seharusnya mendapat susu eksklusif dari ibunya dan bukan susu formula dari sapi.

"Memang ada beberapa ibu yang tidak bisa menyusui, tapi kebanyakan kendalanya hanya soal informasi. Jadi daripada mengumumkan merek bakteri yang terkontaminasi, lebih baik sebarkan informasi soal pentingnya ASI dan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)," kata Dr Utami.

Berangkat dari kepeduliannya terhadap hak-hak bayi untuk mendapat ASI Eksklusif, dr Utami bersama sejumlah tokoh akhirnya mendirikan Sentra Laktasi Indonesia (Selasi) pada tahun 2003. Sejak saat itu, Selasi sudah beberapa kali menggelar pelatihan kenselor menyusui.

dr Utami Pernah Gagal Menyusui

Meski getol mengampanyekan ASI eksklusif dan mengajarkan Inisiasi Menyusui Dini, dr Utami mengaku pernah gagal untuk menyusui. Bahkan tak cuma sekali, tetapi 2 anaknya tidak ada yang mendapatkan ASI secara ekslusif secara tuntas selama 2 tahun seperti yang ia ajarkan saat ini.

Disela-sela peresmian Klinik Laktasi di RS Puri Cinere, Depok oleh Menteri Kesehatan beberapa waktu yang lalu, dr Utami menceritakan sekelumit kisah kelam yang dialaminya saat membesarkan kedua anaknya. Diakuinya, kegagalan menyusui itu seperti dosa besar yang harus ditanggungnya seumur hidup.

"Saya akui saya pernah gagal. Dua kali melahirkan, ASI saya tidak keluar dan waktu itu sekitar tahun 1970-an, pengetahuan tentang ASI memang tidak ada sehingga saya tidak tahu bagaimana mengatasinya. Saya benar-benar malu dan merasa berdosa sekali. Makanya saya tidak ingin para ibu mengulangi kesalahan saya," ungkap dr Utami kepada wartawan di Depok, seperti ditulis Senin (15/8/2011).

Tak salah jika dr Utami menyebutnya sebagai dosa, karena tak lama kemudian ia mengaku telah mendapat ganjarannya. Gara-gara tidak menyusui anaknya dengan benar, dr Utami sempat didiagnosis kanker payudara meski akhirnya bisa sembuh tanpa harus operasi.

Beruntung bagi dr Utami, dosa itu tidak harus ditanggung oleh anak-anaknya yang akhirnya tumbuh menjadi orang sukses tanpa mengalami gangguan kesehatan. Salah seorang anaknya, Andi Syarief adalah seorang pengusaha yang menikahi mantan model Playboy asal Indonesia, Tiara Lestari dan dikaruniai 2 anak namun keduanya sudah bercerai.

BIODATA

Nama
dr Utami Roesli, SpA, IBCLC, FABM

Tempat dan tanggal lahir
Semarang, 17 September 1945

Nama Orangtua
Mayjen Purn Roeshan Roesli (ayah)
dr Edyana Roesli, SpA (ibu)

Saudara kandung
dr Ratwini Roesli, SpTHT
dr Rully MA Roesli, SpPD.KGH (ahli ginjal)
Alm. Harry Roesli (musisi kontemporer)

Status
Menikah, dikaruniai 2 anak dan 3 cucu

Pendidikan
Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung (Lulus 1972)
Pendidikan Spesialis Anak FK Unpad Bandung (Lulus 1980)
Master Business Administration, University of the City of Manila, Filipina (Lulus 1994)

Pendidikan tambahan
Pendidikan neonatologi di Sint Raadbout Hospital, Nijmegen, Belanda tahun 1987
Sertifikasi konsultan laktasi dari International Board Certified Lactation Consultant (IBCLC) tahun 2001 dan disertifikasi ulang tahun 2006
Meraih gelar Fellow of Academic Breastfeeding Medicine (FABM) dari American Academic Breastfeeding Medicine tahun 2008

Penghargaan
Tanda Kehormatan Satya Lancana Karya 20 tahun dari Presiden RI Prof DR Ing BJ Habibie tahun 1999
Tanda penghargaan Bakti Karya Husada Tri Windu dari Menteri Kesehatan RI, Prof Dr FA Moeloek tahun 1999
Tanda Penghargaan Ksatria Bakti Husada ARUTALA dalam pembangunan nasional di bidang kesehatan dari Menteri Kesehatan RI, Dr Achmad Sujudi tahun 2001
Piagam Penghargaan atas peran serta aktif dalam menyukseskan penyelenggaraan Pekan ASI Se-dunia tahun 2006 dari Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan tahun 2006
Penghargaan sebagai tokoh yang konsisten dalam pengembangan program ASI eksklusif dari IDAI cabang DKI Jakarta tahun 2006
Tanda penghargaan Wahidin Sudirohusodo atas jasanya dalam pengembangan program ASI eksklusif dari IDI tahun 2006
Dilantik sebagai Duta IDI tahun 2007-2008.

Kurir ASI Jakarta by amura courier : solusi cerdas untuk wanita karir dan ibu menyusui. Tlp & sms : 085695138867

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

fixedbanner