Minggu, 14 April 2013

SUKSES MENYAPIH BAYI




Bisa memberikan Air Susu Ibu (ASI) merupakan kebahagiaan terbesar bagi seorang ibu. ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi. Memberi ASI tidak sekedar memenuhi nutrisi bayi, tapi juga membangun kedekatan ibu dan anak, serta menghindarkan ibu dari resiko berbagai penyakit.
Namun, sampai kapankah ASI sebaiknya diberikan kepada bayi ? Apakah ASI bisa terus menerus diberikan sampai anak memutuskan berhenti sendiri ?

ASI idealnya diberikan hingga bayi berusia dua tahun, walau dari segi medis penelitian menggambarkan bahwa ASI tidak pernah habis secara kuantitas dan tidak pernah buruk dari segi kualitas. Namun, bayi pada umumnya memasuki masa oral pada usia dua tahun. Artinya, kesenangan yang diperoleh dari aktivitas mengisap itu hanya sampai pada usia dua tahun.

Bagaimana mengenali ciri-ciri anak siap disapih ? Jawabannya adalah dengan melihat dari fisik dan psikologinya. Secara fisik bayi sudah berkurang, bahkan tidak sama sekali menjulurkan lidahnya. Di samping itu, keterampilan otot rongga mulut bayi sudah meningkat. Bayi mulai beralih dari mengisap ke menelan. Bayi harus sudah bisa memindahkan makanan dari depan lidah ke belakang. Ia juga mampu menegakkan kepala tanpa ditopang, duduk mandiri saat tangan meraih, serta memegang benda.

Sedangkan secara psikologis, bayi yang siap disapih perilaku makannya meningkat. Bayi yang biasanya menjadi consumer pasif menjadi semiaktif.  Bayi bisa makan mandiri, memegang makanannya sendiri, bisa memegang cangkir atau botolnya secara mandiri, dan mengetahui kapan lapar dan kenyang.

Sebelum menyapih, orang tua perlu melakukan persiapan. Sebaiknya masalah ini dibicarakan kepada anak jauh-jauh hari sebelum waktunya tiba. Bisa dilakukan sebulan atau dua bulan sebelumnya. Katakan, “kamu nanti sudah besar, sebentar lagi kamu sudah tidak menyusu sama ibu lagi,” Jika dibicarakan dengan baik maka anak usia dua tahun sudah mengerti apa yang dibicarakan orangtua  atau ibunya.

Yang penting orang tua berkata jujur kepada anak. Jangan membohongi anak dengan membubuhi obat merah ke payudara sambil mengatakan payudara ibu sedang sakit. Jangan pula membohongi dengan melekatkan plester ke payudara ibu. Dan juga, tidak perlu membalurkan payudara dengan parutan paria atau brotowali yang pahit. Intinya, tidak perlu menipu anak, tapi bicarakan saja baik-baik.

Cara berikutnya, ketika anak mendekati usia dua tahun, atau tepatnya kurang tiga atau empat hari sebelum dua tahun, sebaiknya ibu dan anak tidurnya terpisah dahulu. Namun, sekali lagi harus dibicarakan sebelumnya kepada anak. Dalam tiga atau empat hari tersebut, nanti biasanya, sang anak akan lupa menyusu atau dengan sendirinya tidak mau menyusui lagi.

Dalam menyapih orang tua atau ibu juga harus mempunyai motivasi kuat. Pahami jika memang nanti fase oral diperpanjang maka tidak sehat. Sang ibu sendiri harus mengerti, jadi termotivasi untuk berhenti menyusui. Kalau masih menyusui sampai dua tahun lebih sebulan, masih diperbolehkan. Tapi, kalau sudah sampai tiga atau empat tahun, sebaiknya tidak usah menyusui lagi. Karena sang anak juga harus paham, dirinya tidak bisa merepotkan ibunya terus sampai besar.

Apa yang terjadi ketika hingga lebih dua tahun anak masih menyusui ? Dampaknya cukup negatif. Menyusui anak lebih dari dua tahun akan memperpanjang fase oral anak. Akibatnya secara psikologis anak akan tidak mandiri. Mereka nantinya akan tumbuh sebagai pribadi yang sulit mengambil keputusan. Jadi, jika sang anak sudah berusia dua tahun, sebaiknya harus berhenti.

Namun terkadang sang ibu tidak tega menyapih anaknya. Cara itu salah. Banyak hal dalam kehidupan yang kelihatannya kejam, padahal sebenarnya tidak. Misalnya, ketika anak sudah berusia 10 tahun dan terpaksa dipukul karena berbuat salah. Kesannya kejam, tapi itu untuk mengenalkan anak pada perbuatan yang baik dan tidak baik.
  

Kurir ASI Jakarta by amura courier
: solusi cerdas untuk wanita karir dan ibu menyusui. Tlp & sms : 085695138867
 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

fixedbanner