Anemia
adalah keadaan kadar hemoglobin yang berada di bawah normal sesuai umur dan
jenis kelamin. Pada anak dan ibu hamil, penyebab terbesarnya adalah kekurangan
zat besi. Zat besi merupakan bagian dari molekul pembentuk hemoglobin. Penyakit
Anemia atau yang biasa disebut kurang darah ini, dapat menyebabkan 5 L (letih,
lesu, lemah, lelah, dan lunglai).
Berikut ini gejala-gejala 5 L yang jika
tidak diatasi, dapat menyebabkan Anemia
:
1.
sering pusing.
2.
telinga mendenging.
3.
penglihatan berkunang-kunang.
4.
cepat letih, sempoyongan.
5.
mudah tersinggung.
6.
berhenti menstruasi, libido berkurang.
7.
gangguan saluran pencernaan, organ limpa membesar.
8.
scleraikterik (bagian putih pada bola mata berwarna kuning).
9.
nadi lemah tapi cepat atau hipotensi ortostatik.
Berikut gejala-gejala tersendiri Anemia
karena kekurangan zat besi :
1.
Pika, suatu keinginan memakan zat yang bukan makanan. Seperti es batu, kotoran,
atau kanji.
2.
Keilosis, bibir pecah-pecah.
3.
Glositis, iritasi lidah.
4.
Keilonikia, kuku jari tangan pecah-pecah dan bentuknya seperti sendok.
Berikut efek Anemia, diantaranya :
1.
Mengganggu fungsi kognitif maupun perkembangan psikomotor.
2.
Menurunkan potensi pertumbuhan.
3.
Menurunkan daya tahan tubuh terhadap infeksi.
4.
5 L (letih, lesu, lemah, lelah, dan lunglai).
5.
Memperlambat pertumbuhan cabang sel otak (dendrit), sehingga hubungan antara
sel otak menjadi kurang kompleks dan pemrosesan di otak menjadi lambat.
6.
Terganggunya proses mie linisasi, padahal proses ini sangat penting untuk
kecepatan hantaran dan pemrosesan informasi di otak.
7.
Gangguan metabolism di hipokampus (pusat kendali emosi).
8.
Rawan terhadap serangan infeksi.
Sedangkan efek Anemia pada ibu hamil
dapat menyebabkan :
1.
Rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan
oxygen.
2.
Meningkatkan frekuensi komplikasi saat hamil dan melahirkan.
3.
Pendarahan ante partum (pendarahan pada kehamilan di atas usia 20 minggu)
4.
Pendarahan postpartum (pendarahan melebihi 500 ml yang terjadi setelah
melahirkan)
5.
Produksi ASI rendah.
Singkatnya, kekurangan zat besi pada anak
bisa mengakibatkan berbagai gangguan, seperti : pendengaran, penglihatan, sulit
konsentrasi, hiperaktif (sulit mengendalikan diri dan interaksi), gangguan
emosi, gangguan memori dan rendahnya kecerdasan.
Bagaimanakah cara mencegah dan mengatasi
Anemia ?
1.
Untuk mencegah anemia pada bayi, anda cukup memberikan ASI ekskusif (menyusui
hingga bayi berusia 6 bulan, atau dilanjutkan sekurang-kurangnya hingga 2
tahun).
2.
Jika pada orang dewasa, cukupi kebutuhan zat besi dan gizinya.
Berikut makanan yang mengandung zat besi
:
1.
Kelompok lauk-pauk (daging sapi, telur, dan lain-lain).
2.
Kelompok zat tepung (gandum, jagung, kentang, ubi jalar, talasm beras
merah/putih, dan ketan hitam)
3.
Kelompok sayuran (kadang-kacangan, jambu mete muda, daun kecipir, dll ).
4.
Kelomok buah (kurma, apel, jambu, papaya, belibing, alpukat, nangka, salak, dan
srikaya).
5.
Makanan berserat lainnya.
Hal lainnya yang perlu diperhatikan :
1.
Jangan berlebihan mengkonsumis teh, karena zat tanin yang terkandung dalam teh
terbukti dapat menghambat penyerapan zat besi dalam usus.
2.
Pemberian suplementasi zat besi dapat diberikan sejak dini, mulai dari anak berusia
6 bulan – 3 tahun. Atau lebih baik lagi, bila ibu hamil mengkonsumis zat besi
untuk perkembangan otak janin dan darahnya.
Itulah
tips mengetahui gejala, penyebab, efek, pencegahan dan mengobati Anemia yang
semoga bermanfaat. Untuk menghindari anemia bisa dimulai membiasakan pola hidup
sehat dan bersih. Dengan mengetahui gejala dan cara mengatasi Anemia pada anak
dan Ibu hamil, anda bisa terhindar dari penyakit Anemia. Selamat mencoba.
Kurir ASI Jakarta
by amura courier :
solusi cerdas untuk wanita karir dan ibu menyusui. Tlp & sms : 085695138867
nice article^^
BalasHapusAnemia pada ibu hamil & anak batita memang tidak boleh dianggap remeh. Untuk membantu penyerapan zat besi harus diimbangi dengan konsumsi buah2an & sayuran yang mengandung vitamin C