Jangan sampai terlambat
mengenalkan dan mengajarkan etika makan kepada balita. Anda tentu ingin kelak
anak tumbuh menjadi pribadi yang santun dan diterima oleh lingkungan sosial.
Inilah “Top Ten” etika makan :
- Cuci tangan sebelum makan dan sesudah makan. Meskipun menggunakan peralatan makan, tangan harus tetap bersih.
- Makan dalam posisi duduk –tidak sambil jalan-jalan atau berlarian. Hindari pula mebiarkan anak bermain saat makan, bermain dengan makanannya atau menyambi makan dengan aktivitas lain seperti menonton televisi. Anak tidak dapat konsentrasi terhadap makanannya, alhasil ia cenderung tidak menghabiskan makanan. Duduk dengan posisi tegak lurus, bukan membungkuk atau kaki selonjoran. Saat duduk di kursi makannya, pastikan kursi si kecil tidak terlalu rendah dari meja makan, sehingga tidak mengganggu aktivitas makan. Bila perlu gunakan high chair. Posisi lengan boleh ditumpu di atas meja, namun jangan biarkan siku ikut ‘duduk’ di meja makan.
- Berdoa sebelum dan sesudah makan. Anak perlu memahami bahwa makanan yang ada di depannya adalah rejeki dari Tuhan. Maka ia sepatutnya menghabiskan makanan yang ia ambil.
- Tepat dan benar menggunakan peralatan makan. Sendok dan garpu digunakan sebagaimana fungsinya. Begitu juga bila memakai sumpit dan pisau –sediakan yang khusus untuk anak-anak dan ajarkan penggunaannya dengan benar. Gunakan serbet bila ingin membersihkan mulut. Serbet hanya diperlakukan untuk mengelap mulut, bukan hidung atau tangan.
- Mulailah makan bila semua masakan sudah terhidang di meja makan. Kenalkan juga aturan bahwa orang yang lebih tua dipersilahkan terlebih dahulu untuk mengambil makanan.
- Makan dengan mulut tertutup dan tidak mengisi penuh mulutnya. Ia bisa tersedak atau malah tidak berselera makan. Makan dengan perlahan, tidak perlu terburu-buru. Makan terburu-buru bisa membuat anak tersedak, selain terlihat tidak sopan karena seperti anak yang sangat kelaparan. Perbolehkan ia menyuap usai makanan yang ada di dalam mulutnya habis.
- Ucapkan kata “terima kasih” setiap si kecil diberi atau diambilkan makanan oleh orang lain, kata “tolong” saat ia meminta diambilkan sesuatu, kata “maaf” bila ia tidak sengaja menjatuhkan atau menumpahkan makanan. Alangkah lebih baik jika si kecil mengucapkan “terima kasih” kepada orang yang sudah memasak makanan untuknya.
- Hindari berkomentar negatif tentang makanan yang sudah dihidangkan, seperti, “Makanannya tidak enak. Aku tidak suka!” Lebih baik bila anak diajarkan untuk bilang, “Apakah ada makanan yang lain, bunda? Aku tidak terlalu suka. “
- Ambil makanan sesuai dengan porsinya. Katakan padanya bahwa ia boleh tambah makanan jika ia merasa kurang. Ajarkan juga bertanggung jawab terhadap makanan yang sudah diambilnya. Jika ingin mengambil makanan, hindari bila tangan harus melewati piring orang lain, apalagi sampai tubuh si kecil ada di atas piring orang tersebut. Ajarkan ia untuk meminta tolong diambilkan oleh orang lain saja.
- Tutup mulut dan katakan “maaf” bila bersendawa. Hindari melarang si kecil untuk bersendawa karena ia bisa muntah. Makan dengan rapi. Hati-hati dan lakukan secara perlahan ketika mengambil atau mengaduk makanan. Jangan sampai makanan tercecer di atas meja.
Makan
dengan tangan. Anggapan
bahwa makan dengan tangan adalah kurang sopan tidak sepenuhnya benar. Ada
manfaat yang bisa diperoleh anak, yaitu melatih kemampuan motorik halusnya dan
belajar mengenal tekstur makanan. Lagipula, tidak semua makanan harus di makan
dengan sendok, garpu atau sumpit –misalnya makan roti, hamburger, kentang
goreng atau ayam goreng. Dan lagi, dalam budaya Indonesia, makan dengan tangan
bukanlah hal tabu –bahkan merupakan hal baik dan kebiasaan yang dipujikan. Dari
segi etika makan, selama posisi tubuh saat makan benar, perilaku makan sopan
dan makan tidak berantakan, sah-sah saja.
Kurir ASI Jakarta
by amura courier :
solusi cerdas untuk wanita karir dan ibu menyusui. Tlp & sms : 085695138867
Tidak ada komentar:
Posting Komentar