Sabtu, 22 April 2017

BREASTFEEDING FATHER : KETERLIBATAN AYAH DALAM PROSES MENYUSUI.


Proses menyusui sebenarnya tidak hanya melibatkan dua pihak, yaitu ibu dan bayi. Sosok ayah pun memiliki peran yang besar dalam mendukung dan mempermudah proses menyusui. Bahkan, dikatakan lebih dari 90% keberhasilan ASI eksklusif dikarenakan peran ayah.

Ada istilah breastfeeding father yang tentu bukan berarti ayah menyusui bayi seperti yang dilakukan seorang ibu kepada bayinya. Istilah ini lebih mengarah pada keterlibatan ayah dalam proses menyusui. Dukungan dan peran aktif ayah sangat berarti yang dapat membuat ibu merasa aman, nyaman, mampu memelihara emosi positif dan turut menumbuhkan naluri keibuan.

Karena itulah, seorang ayah perlu memiliki pengetahuan tentang proses menyusui yang tepat dan benar, bahkan pengetahuan mengenai tumbuh kembang anak. Lalu, apa saja yang bisa dilakukan seorang ayah ? Tentu banyak sekali, dimulai sejak masa kehamilan, bersalin, dan ketika bayi sudah lahir.

SAAT HAMIL.

Inilah momen awal para calon ayah untuk menjadi seorang breastfeeding father. Berikut upaya yang penting dilakukan :

1. Berhenti Merokok.

Bagi suami yang merokok, sebaiknya berupaya berhenti merokok. Memang tak mudah mengubah kebiasaan. Akan tetapi bila diniatkan dengan sungguh-sungguh demi kesehatan istri dan calon bayi, pasti berhasil. Kita tahu, zat utama dalam rokok yaitu nikotin, menimbulkan efek negatif pada janin, bahkan bayi bisa lahir dengan berat badan rendah, bahkan kelak anak rentan mengalami masalah kesehatan. Kalaupun terasa sulit berhenti merokok dan butuh proses yang lama, hindarilah berdekatan dengan istri sehingga asap rokok tak terisap olehnya dan janin dalam kandungan.

2. Perhatikan Asupan Makanan.

Anjurkan istri untuk mengkonsumsi makanan bergizi seimbang. Tak kalah penting, perhatikan asupan asam folat yaitu 400 mikrogram per hari, yang berperan penting dalam pembentukan sistem saraf janin.

3. Ingatkan Untuk Istirahat.

Istrirahat yang cukup selama hamil sangat penting. Jam biologis yang berubah dapat mempengaruhi produksi hormon yang otomatis akan mempengaruhi janin. Jadi, ingatkan istri bila aktivitasnya terlihat lebih tinggi dan minta ia untuk istirahat.

4. Ajak Berolahraga.

Olahraga akan membuat ibu hamil tetap sehat, bugar, serta metabolisme tubuh berjalan baik dan otot-otot tetap terlatih. Ajaklah dan dampingi ia selama berolahraga, entah itu berjalan kaki, berenang, yoga, dan lainnya.

5. Berempati Pada Periode Mual Muntah.

Ini gejala umum yang dialami ibu hamil terutama di awal kehamilan. Bersikaplah empati dengan menawarkan hal-hal yang mungkin meringankan mual muntah, seperti membuatkan teh hangat, mengupaskan jeruk, dan sebagainya.

6. Bijak Menyikapi Perilaku Mengidam.

Mengidam lebih karena faktor psikologis, ibu hamil menjadi manja dan lebih sensitif. Lebih baik ikuti atau turuti saja keinginan istri selama masih dalam batas wajar. Jika mengidam berlebihan, beri pengertian secara baik-baik agar bisa dipahami.

7. Dampingi Saat Konsultasi.

Usahakan selalu mendampingi istri saat kunjungan ke dokter. Selain memberikan dukungan dan perhatian, suami juga bisa tahu tumbuh kembang janin, mendapat informasi dari dokter mengenai gejala yang mungkin dialami istri di periode kehamilan, apa saja yang perlu dilakukan dan lain sebagainya. Suami pun dapat membantu istri menyiapkan pertanyaan agar tidak lupa atau terlewat saat konsultasi.

8. Ikut Menstimulasi Janin.

Bukan hanya ibu, ayah pun perlu mengajak bicara janin, menyapa, memperdengarkan musik atau nyanyian, membacakan cerita, mengelus-elus, usapan pada perut istri, menepuk-nepuk lembut dan lainnya. Semua itu menjadi proses perkenalan awal yang baik.

9. Ikut Kelas Prenatal.

Tak perlu malu atau gengsi mengikuti instruksi bidan saat membantu gerakan senam hamil, karena aktivitas ini sangat bermanfaat bagi ibu hamil untuk memperlancar proses kehamilan dan persalinan kelak.

10. Susun Rencana Melahirkan.

Sebaiknya siapkan dana terhitung mulai proses merencanakan kehamilan untuk keperluan konsultasi ke dokter selama sembilan bulan kehamilan, dana persalinan, mencari fasilitas kesehatan untuk persalinan nanti, hingga dana pascalahir seperti selamatan tujuh bulan.

MASA BERSALIN.

Pada fase ini, diharapkan ayah dapat hadir mendampingi ibu ketika melahirkan. Suami yang hadir pada saat persalinan dapat memotivasi dan menguatkan istri agar proses yang dijalani berjalan lancar serta mengurangi rasa takut dan sakit karena istri mendapat dukungan secara psikis. Ayah juga berperan untuk memastikan istri melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Selama proses IMD, ayah bisa memberikan dukungan berupa pujian dan kata-kata positif kepada istri untuk meningkatkan rasa percaya dirinya untuk menyusui.

SETELAH LAHIR.

Beberapa hari pertama usia bayi biasanya adalah waktu-waktu yang sangat melelahkan secara fisik dan mental bagi istri. Seorang ayah dapat lebih berperan dalam proses pengasuhan bayinya dengan melakukan beberapa hal yang bersifat praktis. Misalnya, membantu mengganti popok, memijat bayi, menyendawakan bayi, menenangkan bayi menangis, membawa bayi yang sedang menangis kepada ibu untuk disusui. Suami juga bisa memijat pundak istri ketika menyusui, menemani istri bangun malam untuk menyusui, memberikan kenyamanan pada istri kala menyusui dengan membantunya menemukan posisi yang nyaman, menjaga komunikasi yang baik dan menyenangkan agar istri senantiasa tenteram, segera membersihkan diri sepulang bekerja agar dapat memberikan dekapan hangat kepada bayi dan ibunya, serta menemani istri saat memompa ASI.

Hal lainnya, membawakan makanan atau minuman hangat untuk istri ketika menyusui, memberi pujian pada istri, berbagi pekerjaan rumah tangga dan sebagainya sehingga istri memiliki waktu istirahat yang cukup. 

Pada intinya, hal-hal di atas bertujuan untuk menciptakan suasana yang memudahkan dan membuat ibu nyaman dalam menyusui bayinya, yang pada akhirnya akan berefek kepada meningkatnya refleks pengeluaran ASI. Alhasil, ibu mampu menyusui dengan optimal. Maka, tak berlebihan bila ada yang mengatakan, lebih dari 90% keberhasilan ASI eksklusif dikarenakan peran ayah. Umumnya, kegagalan ASI eksklusif disebabkan kurangnya dukungan dari lingkungan, selain masih belum dikuasai ilmu tentang menyusui dan ASI.

BAYI DEKAT DENGAN AYAH.

Apa saja manfaat yang bisa dipetik bila ayah terlibat dalam proses menyusui ? Secara umum, kedekatan emosi suami istri akan lebih baik. Emosi positif ini akan berdampak langsung terhadap lancarnya ASI karena menyusui memang sangat dipengaruhi oleh hormon oksitosin. Bayi ASI juga terbukti lebih sehat, sehingga pos pemeliharaan kesehatan bayi dapat lebih ditekan.

Kerja sama yang baik antara suami istri ini juga dapat meningkatkan jumlah jam tidur malam, karena bayi lebih mudah ditenangkan ketika menangis waktu malam. Bahkan ada juga yang berpendapat, bahwa ketika ayah membawakan bayi yang sedang menangis kepada ibu untuk disusui maka bayi akan mengenali ayah sebagai 'transportasi' menuju makanan. Hal ini akan mendekatkan hubungan emosional antara ayah-ibu-bayi. Bahkan, bayi akan merasakan peran dan kehadiran ayah untuk dirinya. Dalam perkembangan selanjutnya, bayi tak hanya dekat dengan ibunya tetapi juga ayahnya.



Kurir ASI Jakarta by amura courier : solusi cerdas untuk ibu dan buah hati. Tlp & sms : 085695138867.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

fixedbanner