Semua ibu yang hamil dan melahirkan, pasti bisa menyusui. Jika ada yang merasa ASI sedikit atau tak kunjung keluar, itu karena ketidaktahuan sang ibu soal laktasi sejak masa kehamilan. Maka, selain memeriksakan kandungan, ibu hamil juga harus mengunjungi klinik laktasi untuk mendapatkan pengetahuan tentang menyusui dari para konselor laktasi yang saat ini di Indonesia jumlahnya sudah lebih dari 7000 orang.
Menurut WHO, ibu hamil setidaknya bertemu dengan konselor laktasi 7 kali selama hamil dan pasca melahirkan, yaitu di usia kehamilan 28 minggu, 36 minggu, ketika melakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini), post partum/pasca melahirkan di rumah sakit, usia bayi 7 hari, 14 hari, dan 40 hari. Bila ibu sudah mendapatkan ilmu laktasi, maka tidak akan ada lagi masalah ASI yang keluar sedikit, atau tak kunjung keluar. Jangan lupa juga, ketika mendatangi klinik laktasi, ajak pula suami, si nenek, atau pengasuh yang menjaga bayi, agar mereka semua pun juga mempunyai ilmu laktasi. Berikut beberapa masalah yang kerap dialami ibu menyusui.
ASI TAK KUNJUNG KELUAR ATAU SEDIKIT
Perlu diketahui, sebelum keluar, ASI mengalami 3 fase. Pertama, ketika ibu hamil, payudara membesar akibat hormon prolaktin dan oksitosin di otak dan hormon yang dikeluarkan ari-ari (progesteron dan estrogen) di rahim. Ketiga hormon ini bersatupadu membesarkan payudara dan memproduksi ASI. Selama hamil, hormon yang dikeluarkan ari-ari ini memberi isyarat agar ASI jangan keluar dulu karena masih ada ari-ari di rahim yang menyuplai oksigen dan makanan pada jabang bayi. Jadi, hormon progesteron dan estrogen hanya memproduksi ASI saja, tetapi mencegah ASI keluar.
Fase kedua, ketika bayi lahir, ari-ari ikut diangkat. Barulah saat itu bisa keluar ASI-nya. Namun karena di dalam darah masih ada hormon progesteron dan estrogen yang akan menurun pelan-pelan, maka ada beberapa ibu yang baru melahirkan, ASI-nya belum keluar. Dan fase ketiga, biasanya ASI baru keluar. Namun, di fase kedua inilah yang justru sangat menentukan banyaknya ASI. Selama menunggu ASI keluar, sebaiknya bayi tetap terus disusui. Gunanya untuk merangsang ASI keluar lewat isapan bayi tadi.
Akibat ketidaktahuan ilmu laktasi tadi, ibu juga terkadang terkena persepsi Ketidakcukupan ASI (PKA). Ibu merasa ASI yang keluar hanya sedikit. Padahal, lambung bayi yang baru lahir memang sangat kecil, sebesar biji kemiri. Jadi ASI yang keluar, yang dipikirnya sangat sedikit, memang sesuai dengan daya tampung lambung bayi. Di hari ketiga, lambung bayi berkembang sebesar buah anggur ukuran besar. Kemudian di hari ketujuh sebesar bola pingpong. ASI yang keluar memang sudah cukup segitu, sesuai daya tampung lambung bayi. Sangat disayangkan akibat PKA ini, banyak ibu-ibu yang akhirnya tergoda untuk memberikan bayinya susu formula sebagai tambahan. Padahal, jika sudah terkena dot atau empeng, maka bayi akan sulit menyusui langsung dari ibunya.
TOUNGE TIE
Tounge-tie adalah suatu kelainan bawaan pada organ mulut yang menyebabkan terbatasnya pergerakan lidah dan mulut. Kelainan ini umumnya menimpa bayi baru lahir yang berdampak pada kesulitan untuk menyusu. Pada kondisi normal, selaput bernama lingual frenulum yang terletak di sisi bawah lidah terhubung dengan bagian lantai mulut. Namun, pada tounge-tie, lidahnya terikat oleh selaput tadi yang letaknya di depan sekali atau di tengah. Jadi gerakan untuk mengisap payudara terbatas. Sehingga mengambil puting ibunya menjadi susah. Puting ibu juga bisa lecet. Gejala lainnya ketika menyusu, bunyi 'ceklik-ceklik', menyusunya sangat lama namun timbangan berat badan bayi tidak naik dengan baik. Kalau menyusu, ASI-nya mengalir keluar mulut, dan bayi sering mengalami kolik karena perlekatan mulut bayi dan payudara tidak bagus, sehingga gas ikut masuk ke dalam perut bayi.
Jika mengalami hal tersebut, dokter akan melakukan tindakan menggunting selaput tadi. Tetapi teknik mengguntingnya harus tepat. Itu bisa dikerjakan oleh dokter umum atau bidan terlatih. Kalau sudah digunting, biasanya bayi akan bisa menyusu dengan baik.
PUTING DATAR ATAU MASUK KE DALAM
Puting datar atau masuk ke dalam sebetulnya juga masih bisa menyusui. Karena bayi menyusu bukan pada puting melainkan pada daerah aerola (daerah berwarna gelap di sekitar puting). Masalah ini bisa diatasi dengan membantu menekan ibu jari dan jari telunjuk pada aerola sehingga puting jadi menonjol. Cara ini memang memerlukan kesabaran ekstra, apalagi jika bayi terus menangis. Namun, kalau dilatih terus menerus, tentu proses menyusui akan berjalan lancar.
Jadi, tak perlu khawatir lagi, karena setiap ibu pasti bisa menyusui !
Kurir ASI Jakarta by amura courier : solusi cerdas untuk ibu dan buah hati. Tlp & sms : 085695138867.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar