Air Susu Ibu (ASI) eksklusif diartikan memberi ASI saja selama 6 bulan pertama kehidupan bayi tanpa diberikan makanan atau minuman tambahan lainnya. Melanjutkan pemberian ASI sampai anak berusia 2 tahun, juga ternyata sama pentingnya dengan 6 bulan pertama di kehidupan bayi. Selama ini, masyarakat concern pada pemberian ASI di 6 bulan pertama kehidupan bayi. Selanjutnya, oleh karena bayi sudah bisa diberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI), pemberian ASI hingga anak berusia 2 tahun, sudah bukan lagi prioritas.
Padahal, memberikan ASI hingga anak berusia 2 tahun sangat penting dan juga memberikan banyak manfaat, bukan hanya untuk si anak, namun juga bagi ibunya. Menyusui hingga anak berusia 2 tahun, bukan hanya perintah dari Kementerian Kesehatan atau dokter laktasi saja, tetapi semua agama juga memerintahkan agar seorang ibu menyusui hingga anaknya berusia 2 tahun. Dalam agama Islam, perintah untuk menyusui hingga 2 tahun disebutkan dalam Al-Quran surat Al Baqarah ayat 233. Di kitab Weda, juga disebutkan menyusui hingga 3 oton (3 oton = 620 hari). Sedangkan di Injil, perintah menyusui hingga 2 tahun juga disebutkan di Surat Petrus. Sementara gereja Katolik di Vatikan, dari tahun 1941 mengatakan, ibu menyusui hingga 2 tahun. Dan sejak 2013, Paus Fransiskus menyebutkan ibu-ibu boleh menyusui di dalam gereja sambil mengikuti misa. Jadi, memang semua agama itu memerintahkan untuk menyusui hingga 2 tahun.
Selain perintah agama, pentingnya memberikan ASI hingga 2 tahun bisa dilihat dari segi kesehatan ibu dan anak. Jika seorang ibu tidak menyusui hingga 2 tahun, maka ia berpeluang untuk mengalami berbagai penyakit, seperti diabetes (gestasional maupun tipe 2), obesitas dan kelebihan berat badan, osteoporosis, kanker payudara, kanker indung telur dan rahim, hipertensi, serta penyakit kardiovaskular, memperpendek jarak kelahiran dan alzheimer. Sementara bagi bayi, mendapat ASI hingga 2 tahun juga memiliki segudang manfaat. Bayi yang disusui hingga 2 tahun, resiko terkena diabetes, hipertensi, asma, alergi, infeksi pernapasan, obesitas, kematian bayi mendadak (Sudden Infant Death), gangguan pencernaan, dan kanker pada anak, berkurang. Semua penyakit itu bisa dicegah dengan ASI. Jadi, ASI itu obat. Bukan hanya untuk mengobati kalau anak demam, disusui terus karena ada antibodinya, jadi sembuh, tetapi lebih dari itu, ASI juga mencegah dari gangguan perilaku, autisma, dan perkembangan kognitif anak yang kurang optimal.
Anak yang mendapat ASI selama 2 tahun, menunjukkan kecerdasan yang lebih. Di dalam ASI, zat besinya lebih banyak sehingga sampai ke otak, nutrisinya lebih bagus. Selain itu, selama proses menyusui juga terjadi ikatan yang kuat antara ibu dan anak. Kontak mata ibu dan anak juga memicu sistem di otak yang kemudian membuat anak lebih cerdas, lebih bisa menangkap perasaan dan isi hati ibunya. Sentuhan kulit dan kontak mata selama proses menyusui juga tak kalah pentingnya bagi perkembangan jiwa anak. Karena itu yang membuat anak jadi lebih cerdas dan memiliki kontrol emosi yang baik. Dengan melihat semua manfaat itu, ASI memang tidak tergantikan dengan apa pun.
Sayangnya, keinginan untuk menyusui anak hingga berusia 2 tahun, kerap terbentur dengan aturan cuti melahirkan bagi ibu bekerja yang terlalu sebentar. Menurut UU nomor 13 tahun 2003 pasal 82, menyebutkan pekerja perempuan berhak atas istirahat selama 1,5 bulan sebelum melahirkan dan 1,5 bulan setelah melahirkan. Padahal pasal 128 UU no.36 tahun 2009 tentang kesehatan, pemerintah melindungi ibu yang memberi ASI eksklusif sampai 6 bulan. Dengan hanya 1,5 bulan sebelum dan 1,5 bulan setelah melahirkan, waktu bagi ibu dan bayi untuk melangsungkan ASI eksklusif sangat sebentar. Jadi, yang terbaik paling tidak ibu diberi cuti hingga 6 bulan. Karena pada usia 6 bulan, anak sudah bisa makan, jadi lebih mudah untuk ditinggal.
Kurir ASI Jakarta by amura courier : solusi cerdas untuk ibu dan buah hati. Tlp & sms : 085695138867.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar