Di Indonesia, kebanyakan bayi mendapatkan penjepitan tali pusat segera setelah lahir. Di luar negeri, praktiknya juga sama. Sebuah penelitian terbaru menunjukkan, menunda proses tersebut justru bermanfaat bagi bayi.
Kebanyakan
bayi, tali pusatnya langsung dipotong kurang dari satu menit setelah lahir.
Ketika penjepitan tali pusat ditunda hingga tiga menit, bayi akan memiliki
kadar zat besi yang lebih tinggi dalam darahnya. Keuntungan ini tidak diperoleh
bayi yang terlalu cepat dijepit tali pusatnya. Penundaan penjepitan tali pusat
pun tidak mempengaruhi resiko perdarahan pada ibu, demikian pula dengan jumlah
darah yang keluar maupun level hemoglobin ibu.
Penyegeraan penjepitan tali pusat mulai marak terjadi sejak 1950-an. Pada 1960-an, praktik ini diberlakukan secara luas sebagai upaya untuk menurunkan resiko perdarahan pada ibu melahirkan. Akan tetapi, riset terbaru justru memperlihatkan manfaat penundaan penjepitan tali pusat bagi bayi. Ini merupakan temuan penting khususnya untuk perempuan yang melahirkan di daerah yang tinggi kasus anemia dan nutrisi buruk.
Kecukupan kadar zat besi penting untuk pertumbuhan otak dan pertumbuhan lain secara umum pada bayi hingga usia dua tahun. Penundaan penjepitan tali pusat memungkinkan darah dari plasenta yang kaya akan zat besi mengalir ke tubuh bayi. Bayi yang ditunda pemotongan tali pusatnya memiliki kadar hemoglobin yang lebih tinggi pada hari pertama dan kedua kehidupannya. Hemoglobin merupakan sel darah merah yang berfungsi sebagai pembawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Pada sel darah merah juga terdapat molekul zat besi.
Bayi yang ditunda penjepitan tali pusatnya juga memiliki bobot 100 gram lebih berat ketimbang bayi yang dijepit segera tali pusatnya. Meski begitu, belum diketahui seberapa besar manfaat ekstra bobot itu bagi kesehatan bayi secara umum. Selain itu penundaan penjepitan tali pusat juga diketahui dapat sedikit meningkatkan risiko bayi kuning. Persentasenya hanya sekitar 4,4 persen. Pada bayi yang segera dijepit tali pusatnya, risiko bayi kuning sebesar 2,7 persen. Kondisi ini merupakan hal yang wajar pada bayi baru lahir dan sering kali akan hilang dengan sendirinya. Penjepitan tali pusat bukan faktor tunggal yang membuat bayi menjadi kuning.
Tiap ibu berhak mendapatkan bantuan persalinan yang terbaik untuk ibu dan bayinya. Akan tetapi, perlu riset lebih mendalam untuk mengungkap kaitan antara kondisi otak yang lebih baik dan adanya cadangan zat besi. Sejauh ini, manfaat potensial dari kadar zat besi yang lebih tinggi adalah mampu mengalahkan risiko bayi kuning.
Kurir ASI Jakarta by amura courier : solusi cerdas untuk wanita karir dan ibu menyusui. Tlp & sms : 085695138867
Tidak ada komentar:
Posting Komentar