Ketika
Anda sedang menikmati masa memberikan ASI pada si Kecil, tiba-tiba ia menolak
menyusu. Hal ini tentu bisa membuat Anda kaget, cemas dan bingung. Konsultan
perawatan ibu & bayi Gitta Saifuddin – van Engelen menjelaskan penyebab dan
tipsnya.
Perlu
diketahui, bayi yang menolak menyusu sebenarnya merupakan cara ia untuk memberi
tahu Anda bahwa ada sesuatu yang membuat si kecil merasa kurang nyaman. Ibu
tidak perlu terlalu khawatir, karena hal ini biasanya hanya berlangsung selama
beberapa hari saja.
Berikut
adalah sejumlah hal yang membuat bayi menolak menyusu:
Mulut bayi tidak menempel dengan baik pada payudara / putting susu kurang masuk ke mulutnya, sehingga ia tidak dapat menyusu secara optimal.
Ketika bayi menderita pilek dan hidungnya tersumbat, maka akan membuatnya sulit bernapas ketika menyusu.
Apabila bayi merasakan sakit seperti sariawan, gusi merasa gatal karena gigi mau tumbuh atau infeksi pada telinga, maka menyusu menjadi sesuatu yang tidak menyenangkan.
Bayi sedang tumbuh gigi yang biasanya memang diiringi dengan rasa tidak nyaman.
Perhatian bayi Anda mudah teralihkan karena suara bising atau faktor-faktor lainnya ketika ia sedang menyusu.
Ketika Anda hanya menyusui pada jam-jam tertentu dan tidak menyesuaikan dengan keinginan bayi, maka ia bisa merasa frustrasi dan malah menolak menyusu.
Aliran ASI yang terlalu deras bisa membuat bayi tersedak. Jika terjadi secara berulang, akibatnya bayi akan menolak menyusu.
Selain hal-hal di atas, ada pula beberapa penyebab lainnya sehingga bayi menolak menyusu:
Jika ada intoleransi atau alergi terhadap zat-zat gizi dalam ASI bayi tetap mau disusui hanya gejala-gejala dari alergi akan membuat dia menolak disusui seperti demam.
Bila Anda menggunakan krim pada payudara, ada kemungkinan bayi tidak menyukainya.
Atau ia tidak nyaman dengan parfum yang Anda kenakan.
Jika Anda sedang gemar menyantap makanan pedas atau makanan dengan cita rasa yang kuat, hal ini bisa akan mempengarui kepada rasa ASI yang dihasilkan, yang bisa jadi tidak disukai bayi.
Bila Anda mulai mengurangi pemberian ASI seiring dengan dimulainya pengenalan makanan padat, ada kemungkinan bahwa siklus menstruasi Anda kembali datang. Akibatnya, terjadi perubahan hormonal yang akan mengakibat jumlah atau kwantitas ASI menurun.
Anda mengalami pembengkakan pada payudara atau mastitis (infeksi pada kelenjar susu di payudara) yang bisa mempengarui kepada rasa ASI.
Faktor-faktor lain yang akan menimbulkan adanya perubahan dalam kuantitas maupun kwalitas ASI, misalnya Anda kembali bekerja atau pindah rumah.
Apa yang dapat Ibu lakukan agar bayi mau kembali menyusu? Berikut tipsnya:
Carilah ruangan yang sunyi dan tenang untuk menyusui sehingga bayi tidak terganggu dengan berbagai macam suara.
Cobalah susui bayi ketika ia mengantuk agar Anda lebih mudah mengendalikan situasi.
Pastikan bayi dalam keadaan lapar ketika Anda menyusui.
Ibu dalam posisi yang nyaman dan tenang. Jangan memberikan ASI sambil Anda berjalan-jalan atau menggoyang-goyangkan tubuh. Bayi merasa Anda kurang tenang yang mengakibatkan bayi merasa kurang nyaman. Cobalah juga menyusui dengan beragam posisi yang berbeda seperti duduk, posisi tidur.
Habiskan waktu lebih banyak untuk berinteraksi dengan bayi, seperti menggendong, memeluk, membelai, mencium, dan mengajak berbicara. Hal ini agar bayi merasa lebih nyaman dalam dekapan Anda sehingga mempermudah proses menyusui.
Kunjungi dokter bila bayi Anda mengalami pilek, demam, sariawan atau infeksi telinga.
Bila
bayi menolak menyusu, sementara Anda tidak ingin ia kehilangan kesempatan untuk
memperoleh segala manfaat dari ASI, Anda bisa menyiasatinya dengan memberikan
ASI perah. Ada dua cara memerah ASI:
1. Memerah ASI dengan Tangan
Untuk memerah ASI dengan tangan, lembutkan payudara dengan cara mengompresnya dengan handuk lembut yang telah diberi air hangat, atau Anda bisa mandi air hangat lalu memijatnya dengan lembut. Setelah Anda membersihkan tangan dan mensterilkan baskom atau wadah tempat menampung ASI, Anda dapat memulai memerah:
Sangga payudara dengan satu tangan, lalu pijat dari bagian atas payudara menuju ke arah puting. Pijat payudara secara menyeluruh, termasuk bagian bawahnya.
Tekan perlahan di bagian belakang areola (kulit berwarna gelap yang mengitari puting) dengan ibu jari dan telunjuk.
Pencet kedua jari bersamaan, lalu tekan ke arah ujung puting agar ASI keluar. Lakukan secara hati-hati agar ASI yang keluar tidak muncrat ke segala arah.
2.Memerah ASI dengan Alat Bantu (pompa elektrik dan manual)
Ada dua jenis alat pompa ASI, yaitu manual dan elektrik. Menggunakan pompa elektrik mempermudah dan mempercepat kegiatan memerah ASI. Sementara jika menggunakan pompa manual, Anda masih harus mengoperasikan alat pemompa dengan memencetnya. Apapun alat yang Anda gunakan, pastikan selalu mencuci tangan dan peralatan yang digunakan agar tetap steril. Lembutkan payudara dengan mengompresnya dengan air hangat, atau mandi air hangat sebelum mulai memompa.
Untuk cara penggunaannya, Anda tinggal meletakkan penyedot ASI hingga menutupi puting dan areola, lalu biarkan alatnya bekerja. Alat pompa yang baik akan bekerja seperti bayi menghisap ASI. Pastikan memilih penyedot ASI yang ukurannya sesuai, dan meletakkannya dengan pas pada puting agar tidak sakit saat dipompa. Waktu yang diperlukan tergantung dari alat yang digunakan, biasanya antara 15-45 menit.
Jika ada kesulitan dalam proses memerah ASI sebaiknya Ibu konsultasi ke bidan atau klinik laktase terdekat rumah.
Kurir ASI Jakarta by amura courier : solusi cerdas untuk wanita karir dan ibu menyusui. Tlp & sms : 085695138867
Tidak ada komentar:
Posting Komentar